Anda di halaman 1dari 53

Kelainan Kelenjar

Sebasea & Ekrine


Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUP Sanglah/FK Unud
2018
OUTLINE

Acne Hidradenitis Dermatitis


Miliaria
Vulgaris 1 Supurativa 2 Perioral 3 4
ACNE VULGARIS
Penyakit peradangan menahun folikel
pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa
remaja dan bersifat self-limiting.
Etiologi
Inflamasi kronik dari folikel kelenjar sebasea,
yang mungkin disebabkan oleh :
•Perubahan pola keratinisasi dalam folikel,
•Produksi sebum yang meningkat,
•Terbentuknya fraksi asam lemak bebas,
•Peningkatan jumlah flora folikel,
•Terjadinya respon hospes,
•Peningkatan kadar hormon androgen, anabolic,
kortikosteroid, gonadotropin, serta ACTH,
•Stres psikis.
•Faktor lain : Usia, ras, familial, makanan,
cuaca/musim
Patofisiologi
Patogenesis dari acne vulgaris adalah multifaktorial, 4 yang utama adalah :

1. Hiperploriferasi folikel epidermal

2. Produksi kelenjar sebacea yang berlebihan

3. Inflamasi

4. Keberadaan dan aktivitas dari Propionibacterium


acne.
Hiperploriferasi folikel epidermal

Epitel dari folikel sumbatan


atas rambut : hiperkeratotik + Î kohesi pada ostium
infundibulum dari keratinosit folikel

Mikro keratin, sebum, dan


dilatasi folikel rambut
komedo bakteri berakumulasi di
atas
dalam folikel

Stimulus : stimulasi androgen seperti dihidrotestosteron (DHT), penurunan asam


linoleic, peningkatan aktifitas IL-1 dan 5-  reductase, dan berlebihnya bakteri P
acnes.
Produksi kelenjar sebacea berlebihan
Kuantitas produksi sebum lebih banyak
daripada normal, namun kualitas sebum sama.

Komponen asam lemak


kolonisasi P. komedog
sebum : bebas (o/ P.
acnes
inflamasi
enik.
trigliserida acnes)

Komponen produksi sitokin peningkatan Semakin


sebum : pro-inflamasi , produksi banyak
Lipoperoksida aktivasi jalur PPAR sebum trigliserida
Stimulus :
•Hormon androgen meningkatkan proliferasi dan
diferensiasi sebosit
•Hormon estrogen dapat menurunkan produksi hormon
androgen dan menurunkan aktivitas kelenjar sebaceous
•Stress  peningkatan kortikotropin releasing hormone 
meningkatkan aktivitas sebosit dan keratinosit.
•Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan indeks
glikemik tinggi  meningkatkan IGF-1  meningkatkan
aktivitas androgen  proacne.
Inflamasi
Dulunya diduga inflamasi mengikuti
pembentukan komedo, namun terdapat butki
terbaru bahwa inflamasi dermal dapat
mendahului oleh formasi komedo.
Keberadaan dan aktivitas dari
Propionibacterium acne.

P. acne adalah bakteri gram


positif, anaerobik yang
ditemukan pada folikel
kelenjar sebacea normal.

• Pasien dengan acne memiliki konsentrasi P. acne lebih tinggi


daripada orang normal
• Namun jumlah dari P. acne tidak menentukan keparahan dari
penyakit ini.
• Respon inflamasi tergantung dari strain P. acne yang dominan
terdapat pada folikel dan imunitas host.
• Dinding bakteri P. acne mengandung antigen
karbohidrat yang menstimulasi perkembangan antibodi.
Antibodi antipropiobakterium  inflamasi
• Peningkatan respon inflamasi tipe IV
• Peningkatan produksi lipase, protease, hyalurodinase,
faktor kemotaktik  meningkatkan kinerja neutrofil 
meningkatkan inflamasi
Epidemiologi

Hampir setiap orang pernah menderita penyakit


ini, sehingga sering dianggap sebagai kelainan
kulit yang fisiologis

Umumnya insiden terjadi pada :


• Umur 14-17 tahun pada wanita,
• Umur 16-19 tahun pada pria

Dapat menetap hingga usia 30 tahun/lebih


Klasifikasi (Pillsburry)

Grade 2 : Komedo,
Grade 1 : Komedo di papul, pustul, dan
muka peradangan lebih
dalam di wajah

Grade 3 : Komedo,
papul, pustul, dan
Grade 4 : Akne
peradangan lebih
konglobata
dalam di wajah,
dada, dan punggung.
Anamnesis

• Keluhan adanya bintik hitam pada daerah wajah yang


diikuti dengan munculnya bintik-bintik lainnya.
• Kebiasaan makan-makanan berlemak
• Adanya faktor resiko psikologis spt stress, dan banyak
tekanan
DIAGNOSIS

1. Gambaran klinis :
• Lesi polimorfi  papul, pustul, nodul, dan jaringan parut
(hipotrofik/hipertrofik)
• Lesi beradang : postul, nodul, kista
• Lesi tidak beradang : komedo terbuka, tertutup, papul.
• Komedo tertutup : bintik berwarna putih
• Komedo terbuka : bintik berwarna hitam, menutupi pori-pori
wajah
• Predileksi : wajah, leher, lengan, dada dan punggung.
2. Pemeriksaan Ekskohleasi sebum (pengeluaran
sumbatan sebum dengan ekstraktor)
• Massa padat spt lilin
• Massa lunak seperti nasi dengan ujung berwarna hitam
DIAGNOSIS

3. Histopatologis
• Sel radang kronis di sekitar folikel polisebasea
dengan massa sebum di dalam folikel

Penegakan diagnosis cukup dengan


gambaran klinis
Diagnosis Banding

•S. Aureus folliculitis,


Lesi pada •pseudofolliculitis barbae rosacea,
wajah : •perioral dermatitis.

•Malassezia folliculitis,
Tubuh : •“hot-tub” pseudomonas folliculitis,
•S. Aureus folliculitis
TERAPI

SISTEMIK
1. Antibiotika :
• Eritromisin 4x250 mg/hari
• Doksisiklin 50 mg/hari
• Tetrasiklin 250 mg – 1 gr/hari
• Trimetropin 3x100 mg/hari
2. Hormonal :
• Estrogen 50 mg/hari

3. Isonetinoin : 0.5 -1 mg/kgBB/hari


4. Kortikosteroid sistemik
• Prednison 7.5 mg/hari
• Dexametason 0.25 – 0.5 mg/hari
TERAPI

TOPIKAL
• Bahan iritan penglupas kulit
• Antibiotika topical
• Anti radang topical  hidrokortison 1-2.5%
• Lainnya  etil laktat 10%
BEDAH
• Bedah scalpel, listrik, kimia, beku, dermabrasi
Algoritma Terapi
Ringan Sedang
Comedonal Papular/pustular
Pertama Retinoid topical/kombinasi Retinoid topical/antimikroba topical/kombinasi

Kedua Dapsone topical/ asam Dapsone topical/ asam azelaic/ asam salisilat
azelaic/ asam salisilat

Perempuan - -
Tambahan Ekstraksi komedo Terapi laser/cahaya, terapi fotodinamik

Tidak sembuh dengan Cek kepatuhan pengobatan Cek kepatuhan pengobatan, singkirkan kemungkinan
penanganan folikulitis,
pada wanita singkirkan kemungkinan POS, tumor
ovary/adrenal, pada laki – kali singkirkan hyperplasia
adrenal kongenital

Maintenance Retinoid topical ± benzoyl Retinoid topical ± benzoyl peroxide


peroxide
Berat

Papular/pustular Nodular Conglobata/ fulminans

Pertama Antibiotik oral + retinoid Antibiotik oral + retinoid topical ± Isotretinoin oral ±
topical ± BPO BPO kortikosteroid oral
Kedua - Isotretinoin oral/antibiotic oral + Antibiotik oral dosi tinggi +
retinoid topical ± BPO/asam retinoid topical BPO
azelaic/ kombinasi
Perempuan Kontraseptif oral / antiandrogen

Tambahan Ekstraksi komedo, terapi Ekstraksi komedo, kortikosteroid kortikosteroid intra lesi,
laser/cahaya, terapi intra lesi, terapi laser/cahaya, terapi terapi laser/cahaya, terapi
fotodinamik fotodinamik fotodinamik
Tidak sembuh dengan Cek kepatuhan pengobatan, singkirkan kemungkinan folikulitis, pada wanita singkirkan
penanganan kemungkinan POS, tumor ovary/adrenal, pada laki – kali singkirkan hyperplasia adrenal
kongenital
Maintenance Retinoid topical ± benzoyl peroxide
HIDRADENITIS SUPURATIVA
Penyakit kelenjar apokrin yang ditandai dengan
adanya supurasi.
Etiologi

Etiologi :
• kelainan struktut adneksa
• genetic
• infeksi bakteri
• obesitas

Bakteri : Staphylococcus Aureus


Anamnesis
• Keluhan munculnya benjolan pada daerah lipatan kulit
seperti ketiak.
• Nyeri
• Dimulai pada masa pubertas
• Wanita > pria
Gejala klinis

Predileksi : aksila, daerah payudara, region anogenital, & inguinal

Lesi awal : abses/nodul eritema dengan cairan


purulent/seropurulen disertai gejala nyeri yang intermitten

Gejala khas : komedo terbuka

Lesi lanjut :
•fibrosis,
•sinus tract,
•skar hipertropik

DDx : Skrofuloderma, furunkel, karbunkel


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Bakteriologis : Histopatologis :
• S. Aureus Lesi awal :
• Streptococci sumbatan keratin pada folikel
• E.coli rambut, dilatasi duktus, tanda-
tanda radang
• Proteus mirabilis
• Pseudomonas
aeruginosa Lesi lanjut :
Kerusakan kelenjar apokrin,
fibrosis, dan hyperplasia sinus
TERAPI

Lesi awal
• Nodul : triamcinolone intralesi (3-5 mg/ml)
• Abses : insisi & drainase

Lesi lanjut
• Antibiotik oral : eritromisin, tetrasiklin, minosiklin
• Kortikosteroid oral untuk kasus yang berat
DERMATITIS PERIORAL

Etiologi

• Akibat pemakaian obat-obatan steroid topical, krim wajah,


faktor hormonal dan lingkungan.
• Obat – obatan : steroid topikal
Anamnesis

• Keluhan berupa bintik-bintik pada daerah bibir.


• Riwayat menggunakan obat-obatan ataupun krim wajah
sebelum munculnya gejala.
• Cenderung ditemukan pada wanita usia muda dan anak :
7 bulan hingga 13 tahun
GEJALA KLINIS

• Berupa papul dan pustule yang eritema


• Lokasi : daerah dagu ataupun bibir atas dan mulut. Dapat
juga di periorbital dan perinasal
• Ukuran + 1-3 mm
• Tanpa disertai komedo
• Batas bibir dengan ruam kulit dipisahkan oleh daerah kulit
yang normal.
• Ada sensasi terbakar.
DIAGNOSIS BANDING

• Acne vulgaris
• Dermatitis kontak iritan
• Dermatitis kontak alergi
• Rosacea
• Folikulitis
TERAPI

Topikal
• Penghentian penggunaan steroid topikal
• Immunomodulator topical
• Mosturizer

Sistemik
Antibiotik :
• Tetrasiklin/ eritromisin 1 gr/hari dosis dewasa
• Doksisiklin 100 mg/hari
Prognosis

• Dapat terjadi selama beberapa minggu sampai bulan


• Bersifat rekuren
MILIARIA
Kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan
adanya vesikel milier. Sering juga disebut biang keringat,
keringat buntel, liken tropikus, atau prickle heat.
Etiologi

Penyumbatan pada saluran keringat sehingga cairan dari


kelenjar ekrin tertahan di lapisan epidermis maupun
dermis.

Predileksi :
Daerah yang tertutup pakaian, tempat tekanan, atau
geseka dengan pakaian.
Anamnesis

Keluhan :
• Gatal yang disertai vesikel atau bintil,
• terutama muncul saat berkeringat,
• pada lokasi predileksi, kecuali miliaria profunda.
Faktor resiko :
• Tinggal di daerah tropis, panas, kelembaban tinggi
• Pemakaian pakaian yang ketat, tidak menyerap keringat

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan


pemeriksaaan fisik
KLASIFIKASI
• Miliaria Kristalina
• Miliaria Rubra
• Miliaria Profunda
• Miliaria Pustulosa
1. Miliaria Kristalina
• Obstruksi superfisial di stratum
korneum
• Vesikel miliar (1-2 mm), sub
korneal tanpa tanda inflamasi,
mudah pecah dengan garukan,
dan deskuamasi dalam beberapa
hari.
• Predileksi pada badan yang
tertutup pakaian.

Miliaria Kristalina
• Gejala subjektif ringan dan tidak
memerlukan pengobatan. Cukup
dengan menghindari panas yang
berlebihan, mengusahakan
ventilasi yang baik, pakaian tipis
dan menyerap keringat.
2. Milaria Rubra
• Jenis tersering, vesikel miliar
atau papulo vesikal di atas
dasar eritematosa sekitar
lubang keringat, tersebar
diskret.
• Tatalaksana cukup dengan
menghindari panas yang
berlebihan, mengusahakan
ventilasi yang baik, pakaian
tipis dan menyerap keringat.
Miliaria Rubra • Gejala subjektif gatal dan
pedih pada di daerah
predileksi.
3. Miliaria profunda
• Merupakan kelanjutan miliaria
rubra, berbentuk papul putih
keras berukuran 1-3 mm, mirip
folikulitis, dapat disertai pustul.
• Predileksi pada badan dan
ekstremitas.

Miliaria Profunda
4. Miliaria pustulosa
• Berasal dari miliaria rubra,
dimana vesikelnya berubah
menjadi pustul.

Miliaria Pustula
Diagnosis Banding

• Campak / morbili.
• Folikulitis.
• Varisela.
• Kandidiasis kutis.
• Erupsi obat morbiliformis.

Komplikasi : Infeksi sekunder


Penatalaksanaan Komprehensif

Prinsip:
Mengurangi pruritus, menekan inflamasi, dan membuka retensi
keringat.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah melakukan


modifikasi gaya hidup, yaitu:
• Memakai pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat.
• Menghindari panas dan kelembaban yang berlebihan
• Menjaga kebersihan kulit
• Mengusahakan ventilasi yang baik
Farmakoterapi
Topikal
• Bedak kocok: likuor faberi atau bedak kocok yang mengandung
kalamin dan antipruritus lain (mentol dan kamfora) diberikan 2 kali
sehari selama 1 minggu.
• Lanolin topikal atau bedak salisil 2% dibubuhi mentol ¼ – 2 %
sekaligus diberikan 2 kali sehari selama 1 minggu. Terapi berfungsi
sebagai antipruritus rubra untuk menghilangkan dan mencegah
timbulnya miliaria profunda.

Sistemik (bila gatal dan bila diperlukan)


• Antihistamin sedatif: hidroksisin 2 x 25 mg per hari selama 7 hari
atau
• Antihistamin non sedatif: loratadin 1x 10 mg per hari selama 7 hari
Pada umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.
Konseling & Edukasi Edukasi dilakukan dengan
memberitahukan keluarga agar dapat membantu pasien untuk:
• Menghindari kondisi hidrasi berlebihan atau membantu pasien
untuk pakaian yang sesuai dengan kondisinya.
• Menjaga ventilasi udara di dalam rumah.
• Menghindari banyak berkeringat.
• Memilih lingkungan yang lebih sejuk dan sirkulasi udara
(ventilasi) cukup.
• Mandi air dingin dan memakai sabun.
Sarana dan Prasarana Lup
Prognosis umumnya bonam, pasien dapat sembuh tanpa
komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai