Anda di halaman 1dari 28

PROGRAM GIZI MAKRO DAN MIKRO

DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TENGAH


Pengertian Gizi Makro
Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya
Disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan
Energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya
Disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.

Kelompok sasaran Prevalensi


Wanita Usia Subur (WUS), Ibu Hamil (KEK) 21,5%
Bayi baru Lahir (BBLR) 7 – 14 %
Balita (Gizi Kurang) 24,6 %
Anak Usia Sekolah (gangguan pertumbuhan) 36,3 %
Masalah Gizi Makro
Masalah gizi makro pada setiap siklus kehidupan manusia
Dari janin dalam kandungan, bayi, anak balita, remaja dan
dewasa. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kekurangan
Gizi pada salah satu siklus akan mempengaruhi kejadian
Kekurangan gizi pada siklus berikutnya.

Bayi Baru Lahir


BBLR
WUS dan Bumil Balita

KEK Gizi Kurang


Anak Usia
Sekolah
Gangguan Pertumbuhan
Penyebab Masalah
Status gizi

Penyebab
Infeksi
Asupan Gizi langsung
penyakit

Pelayanan Penyebab
Ketersediaan Perilaku/asuhan
Kesehatan Tidak
Pangan tk. RT Ibu dan anak
langsung

Kemiskinan, Pendidikan Rendah, Masalah


Ketersediaan Pangan, kesempatan Kerja Utama

Masalah
Krisis Politik dan Ekonomi Utama
Penyebab Masalah
Beberapa Penelitian tentang penyebab masalah
gizi di Indonesia sbb :
1. Pola pemberian ASI dan MP-ASI
2. Interaksi ibu dan anak
3. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
4. Kesehatan Lingkungan
5. Ketersediaan pangan di tk. Rumah tangga
Tujuan

Tujuan Umum :
Meningkatkan keadaan gizi masyarakat melalui
Penurunan prevalensi masalah gizi makro
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan ketepatan identifikasi
masalah melalui pemantauan pertumbuhan
2. Meningkatkan cakupan dan tatalaksana
gangguan gizi makro
Tujuan

3. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan


perilaku keluarga menuju gizi seimbang
4. Mengembangkan potensi keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan gizi
Sasaran
Mengacu Rencana Aksi Pangan dan Gizi tahun 2001 –
2005, sasaran perbaikan gizi makro sbb :
a. Sasaran dampak
1. Status gizi balita yaitu gizi kurang menjadi 20%
dan gizi buruk menjadi 5 %
2. BBLR menjadi 7 %
3. KEK pada bumil menjadi 20 %
4. Gangguan pertumbuhan menajdi 30 %
5. Keluarga sadar gizi menjadi 80 %
Sasaran
b. Sasaran operasional
sasaran Indikator
1. Meningkatkan cakupan pemantauan dan 1. % N/S
promosi pertumbuhan balita menjadi 80 %
2. Meningkatkan pelayanan gizi sesuai 2. % Puslesmas yang melaksanakan
dengan standar pada anak dengan pelayanan gizi sesuai standar
gangguan pertumbuhan menjadi 80 %
3. Meningkatkan cakupan penapisan dan 3. % cakupan pemeriksaan dan tindak
tindak lanjut KEK pada ibu hamil menjadi lanjut bumil KEK
80 %
4. Mengembangkan prosedur dan materi 4. % petugas kesehatan yg telah
konseling keluarga dgn gangguan gizi melaksanakan sesuai prosedur dan materi
makro konseling yg telah ditetapkan
5. Meningkatkan kemampuan petugas 5. % petugas yang terlatih
dalam pengelolaan gizi makro
6. Meningkatkan komitmen daerah dalam 6. Jml kab/kota yg telah melakukan
penanggulangan masalah gizi makro capacity building pengelolaan program
gizi kab/kota
Strategi
Strategi utk mencapai sasaran tsb diatas sbb ;
1. Difokuskan pd penanggulangan KEK bumil dan gizi kurang pd balita
2. Pemanfaatan indikator pertumbuhan balita sbg entry point intervensi
linsek yg mencakup pemberdayaan keluarga, masyarakat dan
pelayanan gizi keluarga
3. Koordinasi linsek dan linproog serta pemanfaatan kelembagaan yg ada
4. Peningkatan cakupan dan mutu pelayanan gizi melalui pengembangan
dan penerapan standar pelayanan gizi di berbagai unit pelayanan
kesehatan, pelayanan masyarakat baik pemerintah maupun masy.
5. Pengembangan jaringan kemitraan dgn berbagai LSM, Pemda, PT,
media massa, TOMA utk mendorong upaya pemberdayaan ekonomi
keluarga dgn memanfaatkan teknologi tepat guna
6. Pemantapan komitmen PEMDA thd penanganan masalah gizi makro
melalui serangkaian kegiatan advokasi, sosialisasi dan capacity building
Pokok Kegiatan

1. Pemantauan dan Promosi Pertumbuhan Balita


2. Konseling Gizi
3. Peningkatan Cakupan dan Mutu Pelayanan Gizi dan
Kesehatan
4. Pemberdayaan Ekonomi dan Ketahanan Pangan Keluarga
Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan MONEV mencakup :


1. Memantau pelaksanaan keg. Melalui hasil kajian
pemanfaatan data pelaporan rutin terkait
2. Melakukan pengamatan intensif thd pelaksanaan keg.
Melalui kunjungan lapangan para pakar terkait
3. Memebrikan umpan balik secara rutin
4. Melakukan review secara nasional untuk merumuskan
strategi dan langkah tindak lanjut
Gizi Mikro
Zinc Vitamin D Cobalt
Iodine Thiamin Riboflavin
Vitamin B6 Vitamin E Magnesium
Manganese Iron Selenium
Folate Vitamin B12 Niacin
Vitamin A Phosphorus Vitamin K
Vitamin C Cobalamin Chromium
Masalah Gizi Mikro yang
sudah diketahui
Zinc Vitamin D Cobalt
Iodine Thiamin Riboflavin
Vitamin B6 Vitamin E Magnesium
Manganese Iron Selenium
Folate Vitamin B12 Niacin
Vitamin A Phosphorus Vitamin K
Vitamin C Cobalamin Chromium
Jumlah Penduduk yang terkena
masalah utama gizi mikro

Defisiensi Total
Anemia (seluruh usia) 100,286,688
GAKY (Penduduk di daerah Endemik) 73,643,126
Kurang Vitamin A
Balita 9,026,825
Wanita Usia Subur 1,023,748
Gizi mikro lainnya (calcium, folic acid, Belum diketahui
vitamin B1, vitamin C, zinc: all ages)
Micronutrient Malnutrition:
“Hidden Hunger”

• No visible signs

• Victims not aware


Konsekuensi Defisiensi Gizi Mikro

• Morbiditas
• Mortalitas, kematian bayi dan anak
• Produktivitas dan kapasitas kerja
• Retardasi mental
• Kecerdasan
Komitmen Global
Untuk Gizi Mikro
Perhatian pada:

 Reduce IRON deficiency anemia

 Eliminate VITAMIN A deficiency

 Eliminate IODINE deficiency


Masalah Gizi Mikro

Sebenarnya, Solusi:
 Mudah
 Tidak mahal
 Tersedia
 Secara politis “feasible”
MASALAH
• JUMLAH PENDUDUK YANG TERKENA
• ASUPAN GIZI
* Poverty
• ISU MANAJEMEN
* Cakupan program
* Koordinasi
* Regulasi
• ISU LAIN
* pemberdayaan masyarakat
Komponen penanggulangan gizi mikro
Communications, Social Marketing, & Advocacy

Management
Training

Technical support

Capacity building

Interventions Evaluation & Surveillance


SOLUSI
• Butuh Strategi dengan berbagai cara yang
ada
• Pengembangan kebijakan nasional yang
menguntungkan untuk semua sektor
• Menciptakan “demand” dan meyakinkan
akses tersedia di semua pelayanan kesehatan
• Kerja sama pemerintah, swasta, masyarakat
Pendekatan strategis

• Target suplementasi gizi mikro pada sasaran


yang membutuhkan
• Fortifikasi (Public-Private)
• Diversifikasi pangan dan pendidikan gizi
• Produksi pangan dengan memperkaya zat gizi
pada pangan yang dikonsumsi orang banyak
(kerja sama dengan pertanian (Public-
Private)
SOLUSI POTENSIAL UNTUK MENGURANGI
MASALAH GIZI MIKRO

100
Micronutrient Supplements
Food Fortification
80 Salt Iodization
Dietary Diversification
Nutrition Education

60
%

40

20

0
1980 1990 1995 2000 2005 2010
Pendekatan Lain
(MULTIPLE AND INTEGRATED)

• Disribusi suplementasi gizi mikro bersamaan dengan


imunisasi
• Mengupayakan “multiple micronutrient supplement”
• Promosi ASI Ekslusif
• Promosi MP-ASI
• Distribusi suplementasi gizi mikro pada sekolah, pabrik,
pekerja, dan lain-lain
• Integrasi dengan pelayanan kesehatan lain
• obat cacing, air bersih, pemberantasan malaria
MULTIPLE
SUPPLEMENTATION
PROPOSED FORMULA

Vit A 800 ug Thiamin 14 mg


Vit C 70 mg Riboflavin 14 mg
Vit D 200 IU Niacin 18 mg
Vit E 10 mg Pyridoxine 1.9 mg
Vit B12 2.6 mg Folic Acid 400 ug
Iron 30 mg Zinc 15 mg
Copper 2 ug Selenium 65 ug
Iodine 150 ug
[UNICEF/WHO/UNU 1999]
Kekuatan dan Kelemahan Intervensi
Masalah Gizi Mikro
Masalah Intervensi Aktif/ Cost Sistem Kebutuhan Infrastruktur Indeks
Pasif Monitoring Promosi yg diperlukan Kompleksitas
KVA Distibusi Kapsul A * *** *** *** 11
Fortifikasi P ** * * ** 6
Konseling Gizi AA *** * **** **** 14
Screening AAA *** *** * **** 14

GAKY Distibusi Kapsul A *** *** ** *** 12


Fortifikasi (garam yodium) P * ** *** * 7
Neonatal screening AA *** *** *** **** 15
Program terintegrasi AAA **** **** **** **** 19

Anemia Suplementasi AA ** ** **** *** 13


Fortifikasi P * * * * 4
Catatan:
Semakin kecil Indeks Kompleksitas, intervensi lebih mudah
Kesimpulan dan rekomendasi

1. Setiap kabupaten/provinsi sudah mulai


memikirkan intervensi jangka panjang berikut
dengan sistem manajemennya untuk mengatasi
masalah gizi makro dan mikro

2. Prioritas tertinggi dapat diberikan pada


Fortifikasi

3. Meningkatkan dukungan politis

Anda mungkin juga menyukai