LEMPENG
1. TEORI TEKTONIKA LEMPENG
2. PEMBAGIAN LEMPENG KERAK BUMI
3. BENTUK PERGERAKAN LEMPENG
BUMI
4. DAMPAK PERGESERAN LEMPENG
Tektonik lempeng adalah suatu teori yang
menerangkan proses dinamika (pergerakan) bumi tentang
pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur
gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang
diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Menurut teori ini,
permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng besar.
Ukuran dan posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu berubah-
ubah. Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan
tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif,
yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi, dan
pembentukan dataran tinggi.
Lempeng litosfer yang kita kenal sekarang ini ada 6 lempeng
besar, yaitu lempeng Eurasia, Amerika utara, Amerika selatan,
Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia. Lempeng-lempeng tersebut
bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam
selubung dan bersifat hampir melebur atau hampir berbentuk cair).
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika
Inggris, Mc Kenzie dan Robert Parker (1967). Kedua ahli itu
menjadikan teori-teori sebelumnya sebagai satu kesatuan konsep
yang lebih sempurna sehingga diterima oleh para ahli geologi.
Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi. Namun, akibat
adanya aliran panas yang mengalir di astenosfer menyebabkan
kerak bumi pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Bagian-bagian itulah yang disebut lempeng kerak bumi
(lempeng tektonik). Aliran panas tersebut untuk selanjutnya
menjadi sumber kekuatan terjadinya pergerakan lempeng.
Lempeng tektonik merupakan dasar dari “terbangunnya” system
kejadian gempa bumi, peristiwa gunung berapi, pemunculan
gunung api bawah laut, dan peristiwa geologi lainnya.
Menurut Teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi
terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-
masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini
terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga
sekarang.
Berlandaskan pada teori lempeng tektonik, kerak bumi
terpecah-pecah menjadi lempengan-lempengan yang
mengapung di atas lapisan yang lebih cair. Lempeng tektonik
tebalnya dapat mencapai 80 km, tetapi ada juga yang lebih
tipis dengan luas yang beragam. Jika lempeng-lempeng
tersebut bergerak saling bertumbukan, maka akan terjadi
penunjaman. Sesuai dengan hukum fisika sederhana,
lempengan yang berat jenis atau massanya lebih besar akan
menunjam dan menyusup ke bawah lempeng yang lebih
ringan. Pergerakan lempeng tektonik tersebut sangat lambat,
yaitu antara 1 dan 10 cm per tahun. Namun, pergerakan yang
sangat lambat tersebut ternyata mengumpulkan energi yang
sangat kuat secara pelan-pelan di kedalaman sekitar 80 km.
Apabila tekanan dan regangan tumbukan lempeng mencapai
titik jenuh, biasanya akan terjadi gerakan lempeng tektonik
secara tiba-tiba. Gerakan tersebut menimbulkan getaran di
muka bumi yang disebut gempa.
Jika lempeng tektonik saling memisah, maka terjadi aktivitas
magmatis yang mengakibatkan penambahan landas samudra. Di
daerah pemisahan tersebut terdapat rekahan-rekahan yang menjadi
jalan untuk keluarnya cairan dari dalam bumi. Cairan yang keluar
dari dalam bumi tersebut kemudian mendingin menjadi batuan
basalt. Banyaknya basalt yang terus terbentuk mendorong lempeng
tektonik ke arah yang saling berlawanan. Akibatnya, lempeng
tektonik terpisah dengan jarak yang makin jauh.
Lempeng kerak bumi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lempeng mayor
(lempeng besar) dan lempeng minor (lempeng kecil).7 Lempeng Utama yaitu:
• Lempeng Pasific (Pasific Plate), Ini merupakan Lempeng
Samudera yang meliputi Seluruh Samudera Pasifik.
• Lempeng Eurasia (Eurasian Plate), Lempeng ini merupakan
lempeng benua, meliputi Asia dan Eropa.
• Lempeng India-Australia (Indian-Australian Plate), Lempeng ini
merupakan lempeng benua meliputi Australia (tergabung dengan
Lempeng India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu).
• Lempeng Afrika (African Plate),Ini merupakan lempeng benua,
meliputi seluruh Afrika.
• Lempeng Amerika Utara (North American Plate), Lempeng ini
merupakan lempeng benua, meliputi Amerika Utara dan Siberia
timur laut.
• Lempeng Amerika Selatan (South American Plate), Ini merupakan
lempeng benua yang meliputi Amerika Utara.
• Antartika (Antartic Plate), Lempeng ini merupakan lempeng benua
yang meliputi seluruh Antartika.
Lempeng Minor yaitu:
• Lempeng Nasca (Nasca plate), diapit oleh Pacific Plate, Cocos
Plate, South American Plate, Antartic Plate.
• Lempeng Arab (Arabian Plate), diapit oleh oleh African Plate,
Iranian Plate dan Turkish Plate
• Lempeng Karibia (Caribian Plate), diapit oleh South American
Plate, North American Plate dan Cocos Plate
• Lempeng Philippines (Phillippines Plate), diapit oleh Pacific
Plate, Indian – Australian Plate dan Eurasian Plate .
• Lempeng Scotia (Scotia Plate), Lempeng ini terletak di antara
Antartica plate dan South American Plate .
• Lempeng Cocos (Cocosa Plate), diapit oleh Nazca Plate,
Rivera Plat, Caribbean Plate dan North American Plate.
Zona subduksi lempeng tektonik yang terkenal berada di
Sirkum Pasifik. Kawasan ini dikenal dengan sebutan
lingkaaran api Pacific (Ring of Fire) karena di sepanjang
kawasan ini muncul serangkaian gunung api. Lingkaran api
Pasifik membentang di antara subduksi dan pemisahan
lempeng Pasifik dengan lempeng-lempeng India-Australia,
Eurasia, dan Amerika Utara, serta tumbukan lempeng Nazca
dengan lempeng Amerika Selatan.
Zona lingkaran api Pasifik ini sangat luas, yaitu
membentang mulai dari pantai barat Amerika Selatan, berlanjut
ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada,
semenanjung Kamchatka, Kepulauan Jepang, Indonesia,
Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik Selatan.
Selain menjadi tempat munculnya gunung api, zona
subduksi di lingkaran api Pasifik juga merupakan tempat
terjadinya gempa bumi. Menurut United State Geological
Survey (USGS), sekitar 90% gempa bumi di dunia terjadi di
sepanjang jalur lingkaran api Pasifik. Gempa bumi yang terjadi
di lingkaran api Pasifik lebih sering diakibatkan oleh gerakan
lempeng tektonik daripada aktivitas gunung apinya
Pada awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut
Pangaea dan dikelilingi satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta
tahun yang lalu benua ini terbelah menjadi dua yakni
Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah
membentuk benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan
sub benua India.
Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika
Utara. Pada saat benua ini terbelah-belah beberapa samudera baru
muncul di sela-selanya. Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk
membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.Pada awalnya
hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangaea dan
dikelilingi satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang
lalu benua ini terbelah menjadi dua yakni Gondwanaland dan
Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah membentuk benua
afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India.
Alfred Wegener mengemukakan sebuah hipotesis tentang
Apungan Benua (Hypothesis of Continental Drift). Dia
mengemukakan bahwa dulunya ada sebuah super-kontinen,
disebut Pangaea, yang pecah jutaan tahun yang lalu, kemudian
benua-benua pecahannya perlahan bergerak menuju posisinya
saat ini dan masih terus bergerak perlahan.