Anda di halaman 1dari 14

V

PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
 Pancasila sebagai
sumber segala sumber
Sumber hukum padahukum
hakikatnya adalah tempat untuk
dapat menemukan dan menggali hukum. Sumber hukum
menurut Zevenbergen dapat dibagi menjadi sumber
hukum materiil dan sumber hukum formil. Pancasila
termasuk sumber hukum yang bersifat materiil sedangkan
yang bersifat formil seperti peraturan perundang-
undangan, perjanjian antarnegara, yurisprudensi dan
kebiasaan. Pancasila sebagai sumber hukum materiil
ditentukan oleh muatan atau bobot materi yang
terkandung dalam Pancasila. Setidaknya terdapat 3 (tiga)
kualitas materi Pancasila, yaitu: 1) muatan Pancasila
merupakan muatan filosofis bangsa Indonesia; 2) muatan
Pancasila sebagai identitas hukum nasional; 3) Pancasila
tidak menentukan perintah, larangan dan sanksi melainkan
hanya menentukan asas-asas fundamental bagi
 Pancasila sebagai
sumber segala sumber
Bedasarkan gagasanhukum (2) di atas tentang
Kelsen dan Nawiasky
stufenbautheory atau teori tata urutan norma, dapat dipahami bahwa
norma dasar atau norma fundamental negara berada pada puncak
piramida. Oleh karena itu, Pancasila sebagai norma dasar berada pada
puncak piramida norma. Dengan demikian, Pancasila kemudian menjadi
sumber tertib hukum atau yang lebih dikenal sebagai sumber dari segala
sumber hukum. Hal demikian, telah dikukuhkan oleh memorandum DPR-
GR yang kemudian diberi landasan yuridis melalui Ketetapan MPR No.
XX/MPRS/1966 jo Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 jo Ketetapan MPR
No. IX/MPR/1978.15 Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum dimaksudkan sebagai sumber dari tertib hukum negara
Indonesia. Menurut Roeslan Saleh fungsi Pancasila sebagai sumber
segala sumber hukum mangandung arti bahwa Pancasila berkedudukan
sebagai:
1) Ideologi hukum Indonesia;
2) Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan
hukum Indonesia;
3) Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan
 Pancasila sebagai
sumber segala sumber
hukum
Keberadaan Pancasila (3)
sebagai sumber dari segala sumber
hukum kemudian kembali dipertegas dalam Ketetapan MPR No.
III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-Undangan. Pasal 1 TAP MPR itu memuat
tiga ayat:
1) Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan
untuk penyusunan peraturan perundang-undangan;
2) Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan
hukum tidak tertulis;
3) Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila
sebagaimana tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
 Pancasila sebagai
sumber segala sumber
hukum
Pengaturan TAP MPR (4) maksud dari
di atas lebih memperjelas
istilah sumber hukum dalam sistem hukum di Indonesia bahwa
yang menjadi sumber hukum (tempat untuk menemukan dan
menggali hukum) adalah sumber yang tertulis dan tidak tertulis.
Selain itu, menjadikan Pancasila sebagai rujukan utama dari
pembuatan segala macam peraturan perundang-undangan. Akan
tetapi, tidak lagi ditemukan istilah Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum. Hal ini memang tidak mengganggu
keberadaan Pancasila sebagai norma dasar yang menginduki
segala norma tetapi tentu mengurangi supremasi dan daya ikat
Pancasila dalam tatanan hukum. Dikatakan demikian, karena nilai-
nilai Pancasila seperti sebagai pandangan hidup, kesadaran, cita-
cita hukum dan cita-cita moral tidak lagi mendapatkan legitimasi
yuridis. Terutama, sistem hukum modern sudah banyak
dipengaruhi oleh aliran pemikiran positivisme hukum yang hanya
mengakui peraturan-peraturan tertulis. Untuk itu, adalah suatu
 Pancasila sebagai landasan
etika penyelenggaraan negara
dalam sistem ketatanegaraan
dansistem
Pancasila sebagai hukum indonesia
etika merupakan way of life bangsa
Indonesia, juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk
memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara
Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai
sistem etika dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi
moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan
menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Etika Pancasila diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara sebab berisikan tuntunan nilai-nilai
moral yang hidup. Namun, diperlukan kajian kritis-rasional
terhadap nilai-nilai moral yang hidup tersebut agar tidak terjebak
ke dalam pandangan yang bersifat mitos. Misalnya, korupsi terjadi
karena seorang pejabat diberi hadiah oleh seseorang yang
memerlukan bantuan atau jasa di pejabat agak urusannya lancer.
Si pejabat menerima hadiah tanpa memikirkan alasan orang
 Pancasila sebagai landasan
etika penyelenggaraan negara
dalam sistem ketatanegaraan
dan
Pancasila hukum
sebagai Indonesia
sistem etika (2)
adalah cabang filsafat
yang dijabarkan dari sila- sila Pancasila untuk mengatur
perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, di dalam etika
Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut
membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua
aspek kehidupannya.
Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa
Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur
perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran
dalam kehidupan bernegara, seperti korupsi
(penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.
 Pancasila sebagai landasan
etika penyelenggaraan negara
dalam sistem ketatanegaraan
Urgensidan hukum
Pancasila Indonesia
sebagai sistem (3)
etika dalam ramgka
penyelenggaraan negara meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti
menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi
bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil
setiap warga negara.
2) Pancasila sebagai sistem etika memberi guidance bagi setiap
warga negara sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam
tata pergaulan baik lokal, nasional, regional, maupun
internasional.
3) Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis
bagi berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara
negara sehingga tidak keluar dari semangat negara
kebangsaan yang berjiwa Pancasilais.
4) Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk
menyaring pluralitas nilai yang berkembang dalam
 Pancasila sebagai dasar
negara
Pancasila sebagai dasar negara sering disebut
juga sebagai dasar falsafah negara. Dalam hal ini,
Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur
pemerintahan negara dan penyelenggaraan negara
Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh
dari Alinea ke IV Pembukaan UUD NRI 1945 dan
sebagaimana tertuang dalam Memorandung DPR-
GR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia
menjadi dasar negara Republik Indonesia.
 Hubungan Pancasila dengan
pembukaan uud nri 1945

Hubungan Pancasila dengan


Pembukaan UUD NRI 1945 dapat dibagi
menjadi 2, yaitu:

1) Hubungan Secara Formal; dan


2) Hubungan Secara Material.
 Hubungan Secara formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di
dalam Pembukaan UUD NRI 1945, maka Pancasila
memperoleh kedudukan sebagai norma dasar positif.
Sehingga berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila
secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia adalah seperti yang tercantum
dalam Pembukaan UUD NRI 1945 Alinea ke IV
2. Bahwa Pembukaan UUD NRI 1945, berdasarkan
pengertian ilmiah merupakan pokok kaidah negara
yang Fundamental dan terhadap tertib hukum
Indonesia.
3. Pembukaan UUD NRI 1945 yang intinya adalah
 Hubungan Secara formal (2)
4. Bahwa Pancasila dapat disimpulkan mempunyai
hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental, yang menjelmakan
dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara
Republik Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17
Agustus 1945.
5. Pancasila sebagai inti pembukaan UUD NRI 1945
mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak
dapat diubah, serta melekat pada kelangsungan
hidup negara Republik Indonesia.

Dengan demikian, Pancasila sebagai substansi


esensial dari Pembukaan dan mendapatkan kedudukan
 Hubungan Secara Material
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI
1945 juga terdapat hubungan secara material, yakni proses
perumusan Pancasilan dan Pembukaan UUD NRI 1945,
secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPKI yang
pertama adalah dasar filsafat Pancasila, baru kemudian
Pembukaan UUD NRI 1945. Setelah itu tersusunlah Piagam
Jakarta yang disusun oleh Panitia 9 sebagai wujud bentuk
pertama Pembukaan UUD NRI 1945.
Dengan demikian, berdasarkan urutan tertib hukum
Indonesia, bahwa Pembukaan UUD NRI 1945 adalah
sebagai sumber tertib hukum tertinggi yang bersumberkan
pada Pancasila. Hal ini berarti secara material tertib hukum
Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung
 Hubungan Secara Material (2)
Selain itu, dalam hubungannya dengan hakikat dan
kedudukan Pembukaan UUD NRI 1945 sebagai Pokok
Kaidah Negara yang Fundamental, maka sebenarnya
secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari
pokok kaidah negara Fundamental tersebut tidak lain
adalah Pancasila. (Notonagoro, p.40)
Jelas bahwa Pembukaan UUD NRI 1945 sebagai
ideologi bangsa tidak hanya berisi Pancasila. Dalam ilmu
politik, Pembukaan UUD NRI 1945 tersebut dapat
disebut sebagai ideologi bangsa Indonesia.
Sehingga Pancasila itu disamping termuat dalam
Pembukaan UUD NRI 1945 (rumusannya dan pokok-
pokok pikiran yang terkandung di dalamnya), tetapi juga

Anda mungkin juga menyukai