Oleh:
Yuni Andikasari Bintang
130611031
Preceptor
Dr.Zaki Fikran, Sp.An
BAB 1
Pendahuluan
Pada ibu hamil dikatakan terjadi preeklampsia
apabila dijumpai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
setelah kehamilan 20 minggu disertai dengan
proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau pemeriksaan
dengan dipstick ≥ 1+.
Dalam pengelolaan klinis, preeklampsia dibagi
menjadi preeklampsia ringan, preeklampsia
berat, impending eklampsia, dan eklampsia.
BAB 2
laporan Kasus
ANAMNESIS
Identitas Penderita
Nama : Ny. P
Umur : 26 tahun
Alamat : Tanah Jambo Aye
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal masuk : 29/08/2018
No RM : 45.23.67
Data Dasar
Keluhan Utama
Tensi tinggi, mengeluhkan cemas.
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang wanita G1P0A0, 26 tahun, umur
kehamilan 34 minggu datang bersama suami
dengan keluhan tensi tinggi sudah sejak ± 1
minggu ini dan pasien mengeluhkan rasa
cemas pada kesehatannya. Pasien merasa
hamil 8 bulan lebih, gerakan janin masih
dirasakan, kenceng-kenceng teratur belum
dirasakan. Pasien merasakan kepala bagian
depan nyeri, nyeri pada pinggang,
mengeluhkan mual, dan pandangan kabur.
Pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat
darah tinggi.
Riwayat Penyakit Dahulu
Merokok : disangkal
Minuman beralkohol : disangkal
Ketergantungan obat : disangkal
Riwayat asupan gizi
Pasien biasa makan 3x sehari dengan nasi, sayur
dan lauk pauk serta buah-buahan.
Kesan: asupan gizi cukup.
Primary Survey
Status gizi:
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan: 160 cm
BMI : 23,43 (kehamilan 34 minggu)
Kulit : sawo matang, turgor menurun (-), lembab (+),
ikterik(-).
Kepala : bentuk mesocephal, rambut warna hitam
Mata : konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-),
Telinga : sekret (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus
(-).
Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-)
Mulut : sianosis (-), mukosa basah (+), papil
lidah atrofi (-) stomatitis (-)
Leher : trakhea di tengah, simetris, massa/
pembesaran limfonodi (-)
Abdomen : dinding perut lebih tinggi dari dinding dada,
distensi gravida, bising usus (+) normal,
timpani, supel, hepar dan lien tidak teraba,
teraba janin tunggal, intrauterin, memanjang,
puka, preskep, HIS(-) TFU 30 cm.
Ekstremitas :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal 29 Agustus 2018
Eklampsia
Perdarahan
Nyeri Post Op
Atonia uteri
PELAKSANAAN OPERASI
Hipertensi gestasional
Hipertensi kronik
Penanganana
a. Proteinuria
b. Hipertensi
c. Eklampsia
d. Hemolisis
e. Trombositopenia
f. Peningkatan enzim hepar
g. Gangguan neurologik
SPINAL ANESTESI
Analgesi regional adalah suatu tindakan
anestesi yang menggunakan obat analgetik
lokal untuk menghambat hantaran saraf
sensorik, sehingga impuls nyeri dari suatu
bagian tubuh diblokir untuk sementara.
Fungsi motorik dapat terpengaruh
sebagian atau seluruhnya, sedangkan
penderita tetap sadar.
Analgesi spinal (anestesi lumbal, blok
subarachnoid) dihasilkan bila kita
menyuntikkan obat analgetik lokal ke
dalam ruang subarachnoid di daerah
antara vertebra L2-L3 / L3-L4 (obat lebih
mudah menyebar ke kranial) atau L4-L5
(obat lebih cenderung berkumpul di
kaudal).
Indikasi: anestesi spinal dapat digunakan pada
hampir semua operasi abdomen bagian bawah
(termasuk sectio caesaria), perineum dan kaki.
Anestesi ini memberi relaksasi yang baik, tetapi
lama anestesi didapat dengan lidokain hanya
sekitar 90 menit. Bila digunakan obat lain misalnya
bupivakain, sinkokain, atau tetrakain, maka lama
operasi dapat diperpanjang sampai 2-3 jam.
Kontraindikasi: pasien dengan hipovolemia,
anemia berat, penyakit jantung, kelainan
pembekuan darah, septikemia, tekanan intrakranial
yang meninggi.
Persiapan pra anestesi
Persiapan pra anestesi sangat
mempengaruhi keberhasilan anestesi dan
pembedahan. Kunjungan pra anestesi
harus dipersiapkan dengan baik, pada
bedah elektif umumnya dilakukan 1-2 hari
sebelumnya, sedangkan pada bedah
darurat waktu yang tersedia lebih singkat.
Adapun tujuan kunjungan pra anestesi
adalah:
Premedikasi Anestesi
Premedikasi anestesi adalah pemberian
obat sebelum anestesi. Adapun tujuan dari
premedikasi antara lain:
Obat Anestesi Spinal
Bupivakain
Fentanyl
Keuntungan dan Kerugian
Anestesi Spinal
Keuntungan:
Respirasi spontan.
Lebih murah.
Sedikit resiko muntah yang dapat menyebabkan
aspirasi paru pada pasien dengan perut penuh.
Tidak memerlukan intubasi.
Pengaruh terhadap biokimiawi tubuh minimal.
Fungsi usus cepat kembali.
Observasi dan perawatan post operatif lebih
ringan.
Kerugian:
Efeknya terhadap sistem kardiovaskuler
lebih dari general system.
Menyebabkan post operatif headache.
Komplikasi Tindakan Anestesi
Spinal
Hipotensi berat
Bradikardi
Hipoventilasi
Hematom
Cedera saraf
Mual-muntah
Blok spinal tinggi atau spinal total
Penatalaksanaan
Pemberian oksigen
Terapi cairan
•Pemulihan
Pasca anestesi dilakukan pemulihan dan
perawatan paska operasi dan anestesi yang
biasanya dilakukan di ruang pulih sadar atau
recovery room yaitu ruangan untuk observasi
pasien pasca atau anestesi. Ruang pulih sadar
merupakan batu loncatan sebelum pasien
dipindahkan ke bangsal atau masih
memerlukan perawatan intensif di ICU.
Dengan demikian pasien paska operasi atau
anestesi dapat terhindar dari komplikasi yang
disebabkan karena operasi atau pengaruh
anestesinya.
TEKNIK ANESTESI SPINAL PADA SECTIO
CAESARIA