Laporan Kasus
Oleh : Preseptor :
PENDAHULUAN
Morbili atau Campak (Measles) merupakan
penyakit infeksi yang sangat menular
disebabkan oleh morbili virus. Gejala awal
berupa demam, konjungtivitis, pilek, batuk
dan bintik-bintik kecil dengan bagian tengah
berwarna putih dengan dasar kemerahan di
daerah mukosa pipi (koplik spot).
Kematian akibat morbili atau campak di dunia yang
dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak 777.000 dan
202.000 di antaranya di negara ASEAN serta 15%
kematian campak tersebut di Indonesia. Insiden
kasus campak di Indonesia tahun 2007 untuk
golongan umur kurang dari 1 tahun sebesar 48,9
per 100.000 orang tahun, umur 1-4 tahun sebesar
36,6 per 100.000 orang tahun, dan umur 5-14 tahun
sebesar 18,2 per 100.000 orang tahun. Bahkan
sampai tahun 2009 masih dijumpai kejadian luar
biasa (KLB) campak di beberapa provinsi di
Indonesia.
MORBILI lebih sering pada anak usia pra-
sekolah dan usia SD. Kasus MORBILI lebih
banyak terjadi pada kelompok umur 5-9
tahun.
Etilologi: dari sekret saluran nafas, darah
dan urin yang terinfeksi. Penyebaran virus
melalui kontak langsung dengan dromplet
dari seseorang yang terkena infeksi virus.
BAB 2
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus
Identitas PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Mizatul Salwa
Tgl lahir : 01-07-2016
Usia : 2,6 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Reudup, Kec. M.Mulya
Agama : Islam
No. Rekam Medik : 10.71.35
Tanggal Masuk RS : 21-12-2018
Riwayat Imunisasi
Pasien hanya pernah mendapatkan imunisasi hepatitis, selain itu pasien tidak
pernah mendapat imunisasi yang lain.
9/21/19 10
Antropometri
BB : 11 kg
TB/PB : 94 cm
IMUNOSEROLOGI
An.M.S, perempuan 2,6 tahun, datang ke RSU Cut Meutia dibawa oleh
keluarganya dengan keluhan demam ± 3 hari yang lalu SMRS, timbul
bercak kemerahan yang di mulai dari wajah, lalu kaki, tanggan dan
seluruh badan sejak 1 hari SMRS. Ibu pasien mengatakan pasien
belum pernah mengalami hal yang sama sebelumnya. Ibu pasien juga
mengaku bahwa ada anggota keluarga mengalami hal yang sama
seperti pasien yaitu kakak kandung pasien sejak 1 minggu
belakangan. Selain itu pasien juga mengeluhkan batuk berdahak,
pilek, penurunan nafsu makan, BAB dan BAK (dbn).
Pemeriksaan fisik yang didapat keadaan umum pasien tampak sakit
sedang dengan kesadaran compos mentis. Berat badan pasien 11 kg
dengan Tinggi Badan 94 cm. Tanda vital didapatkan dalam batas
normal. Adanya bercak kemerahan di daerah wajah dan seluruh
badan. Pemeriksaan penunjang darah rutin didapatkan sedikit
penurunan Hb, MCH sedikit penurunan dan MCHC sedikit penurunan.
Hasil pemeriksaan imunoserologi didapatkan tubex Skala 4. Hasil
pemeriksaan dengue fever test negatif.
Diagnosa banding :
- Rubella
- Roseola
- Parpovirus
-Demam Scarlet
Diagnosa kerja :
- Morbili (Campak)
Tatalaksana
Diet MB
Salisil Talk
Pemeriksaan Penunjang yang
direncanakan
- Darah Lengkap
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Kekurangan
Pengaruh fisis faktor DIC
pematangan
2.4 Patofisiologi
Autoantibodi
Glikoprotein Ilb/IIIa
trombosit spesifik
(CD41) : Antigen
berikatan dengan
pertama yang
trombosit autolog
berhasil diidentifikasi
fagosit mononuklir
berasal dari
melalui reseptor Fc
kegagalan antibodi
makrofag Sindrom
ITP
ITP
• Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam
mencegah munculnya faktor predisposisi atau
risiko terhadap penyakit campak. Sasaran
dari pencegahan primordial adalah anak-anak
yang masih sehat dan belum memiliki risiko
yang tinggi agar tidak memiliki faktor risiko
yang tinggi untuk penyakit campak
2.10 Tatalaksana
• Pencegahan Primer
Sasaran dan pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk
kelompok berisiko, yakni anak yang belum terkena campak, tetapi
berpotensi untuk terkena penyakit campak. Pencegahan primer ini
harus mengenal faktor-fàktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor
tersebut. Faktor-faktor dalam pencegahan primer antara lain
adalah:
1. Penyuluhan
2. Imunisasi
BAB 4
PEMBAHASAN
An.M.S, perempuan, 2,6 tahun, datang ke RSUD Cut Meutia
dibawa oleh keluarganya dengan keluhan demam naik turun ±
3 hari yang lalu SMRS disertai timbul bercak kemerahan di
mulai dari wajah, kaki, tangan dan seluruh badan ± 1 hari
SMRS. Penularan pada kasus morbili sangat efektif, dengan
sedikit virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi
pada seseorang. Penularan campak terjadi secara droplet
memalui udara, sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis
sampai 4 hari setelah timbul ruam. Di tempat awal infeksi,
penggandaan virus sangat minimal dan jarang dapat ditemukan
virusnya. Virus masuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun
berhubungan dengan sel mononuklear, kemudian mencapai
kelenjar getah bening regional. Di sini virus memperbanyak diri
dengan sangat perlahan dan dimulailah penyebaran ke sel
jaringan limforetikular seperti limpa. Sel mononuklear yang
terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti
banyak (sel Warthin), sedangkan limfosit-T (termasuk T-
supressor dan T-helper) yang rentan terhadap infeksi, turut aktif
membelah.
Virus masuk dalam pemubuluh darah
dan menyebar ke permukaan epitel
erofarink, konjungtiva, saluran nafas,
kulit, kandung kemih dan usus. Pada
hari ke 9-10 fokus infeksi yang
berada di epitel saluran nafas dan
konjungtiva, 1-2 mangalami nekrosis.
Virus yang masuk ke pembuluh
darah menimbulkan manifestasi
klinis dari sistem saluran nafas
adalah batuk, pilek, disertai
konjungtivitis, demam tinggi, ruam
menyebar ke seluruh tubuh dan
timbul bercak komplik.
Pada hari ke 14 sesudah awal infeksi akan
muncul ruam makulopapular dan saat itu
antibodi humoral dapat dideteksi. Daya
tahan tubuh akan menurun sebagai akibat
respon terhadap antigen virus yang
mangakibatkan terjadinya ruam pada kulit.
Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring
dan saluran pernafasan memberikan
kesempatan serangan infeksi bakteri
sekunder berupa bronkopneumonia dan
otitis.
Gambaran klinik MORBILI yaitu: memiliki 3
stadium yaitu (1) Stadium prodromal (kataral)
yang berlangsung 4-5 hari dengan gejala demam,
malaise,batuk, fotofobia, konjungtivitis dan
koriza, (2) Stadium erupsi yang berlangsung 4-7
hari. Gejala yang biasa terjadi adalah koriza dan
batuk bertambah. Terjadinya ruam atau eritema
yang berbentuk makula-papula disertai naiknya
suhu tubuh. Ruam mula-mula muncul dibelakang
dan bagian leher belakang, kemudian 24 jam
berikutnya ruam menyebar ke perut, paha, dada
dan kaki dan (3) Stadium konvalensi : erupsi
berkurang meninggalkan bekas yang berwarna
lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan
akan menghilang sendiri. Selain hiperpigmentasi
pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit
yang bersisik. Selanjutnya suhu menurun sampai
menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara
pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang
sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si ibu belum pernah menderita morbili ketika ia hamil 1
atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada
trimester pertama, kedua atau ketiga maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan
bawaan atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati anak yang kemudian
meninggal sebelum usia 1 tahun
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
bercak kemerahan di daerah wajah, tangan,
kaki dan seluruh tubuh serta juga terlihat
mata membengkak. Ruam merah terjadi
karena Pada hari ke 14 sesudah awal infeksi
akan muncul ruam makulopapular dan saat
itu antibodi humoral dapat dideteksi. Daya
tahan tubuh akan menurun sebagai akibat
respon terhadap antigen virus yang akan
mengakibatkan terjadinya ruam pada kulit.
Pada pemeriksaan klinis didapatkan demam,
batuk berdahak dan pilek. Pada pemeriksaan
darah rutin juga didapatkan terjadinnya
sedikit penurunan HB dan pada pemeriksaan
serologi didapatkan Tubex (+4).
Pada penderita morbili dapat terjadi berbagai
komplikasi, antara lain pneumonia, ensefalitis,
diare, otitis media dan konjungtivitis.
Prognosis penderita morbili tanpa komplikasi
baik jika keadaan umumnya baik. Sebaliknya
akan buruk bila keadaan umumnya buruk.
Prognosis penderita morbili dengan komplikasi
tergantung pada keberhasilan terapi yang
diberikan.
BAB 5
KESIMPULAN
Morbili atau Campak (Measles) merupakan penyakit infeksi yang sangat
menular disebabkan oleh morbili virus. Gejala awal berupa demam,
konjungtivitis, pilek, batuk dan bintik-bintik kecil dengan bagian tengah
berwarna putih dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (koplik
spot).