Anda di halaman 1dari 12

SISTEM KONTRAK DI

INDUSTRI HULU MIGAS


DI INDONESIA

Nadya Fakhira Agustin 16102097

Nur Melani Karif 16102099

Puspita Maharani 16102101


Perjanjian hukum
minyak dan gas
bumi

kontraktual Sistem konsesi

Production
Sharing Contract Service Contract
(kontrak bagi (kontrak jasa)
hasil)
Sistem Konsesi
Konsesi merupakan kerjasama dalam bentuk penyerahan wilayah daerah tertentu dari pemerintah
Indonesia kepada perusahaan asing dalam rangka kepemilikan sumber daya di daerah tersebut.
Perjanjian ini diartikan dengan penyerahan seluruh minyak dan gas bumi yang dihasilkan akan
menjadi milik perusahaan asing dan perusahaan asing akan membayar kewajiban yaitu royalti sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati. Sistem konsesi ini diatur dalam undang – undang nomor 4
tahun 1960.
Peraturan yang berlaku dalam sistem konsesi:
1. Kontraktor harus bertanggungjawab atas manajemen operasi dan akan bertindak selaku operator
2. Kepemilikan asset, minyak dan gas bumi dengan batasan tertentu berada ditangan kontraktor
3. Negara akan mendapatkan royalti tergantung dari tingkat produksi yang dihasilkan
4. Pajak penghasilan akan ditanggung kepada kontraktor dari laba bersih
Production Sharing Contract
(Kontrak Bagi Hasil)
Kontrak bagi hasil merupakan perjanjian tertulis yang dibuat antara pemerintah Indonesia (badan
pelaksana) dengan perusahaan asing (badan usaha) dengan tujuan kegiatan eksplorasi minyak dan gas
bumi dengan prinsip bagi hasil. Kontrak bagi hasil diatur dalam pasal 6 ayat 2 Undang - undang
Nomor 22 Tahun 2001, dengan persyaratan:
1. Kepemilikan sumber daya tetap ditangan pemerintah sampai pada titik penyerahan
2. Pengendalian manajemen operasi berada pada badan pelaksana
3. Modal dan resiko seluruhnya ditanggung Badan Usaha
Production Sharing Contract
(Kontrak Bagi Hasil)
Prinsip – prinsip kontrak bagi hasil;
1. Manajemen berada ditangan Negara (Perusahaan Negara)
Negara ikut serta dan mengawasi jalannya operasi kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi, serta Negara akan
terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan operasional dengan mekanisme persetujuan.
2. Penggantian biaya operasi
Kontraktor akan mendapatkan penggantian biaya operasi apabila minyak dan gas bumi telah dijual, tetapi besarnya
penggantian biaya operasi tidak selalu penuh penggantian (full recovery) tergantung negosiasi dari kedua belah
pihak.
3. Pembagian hasil produksi
Pembagian hasil produksi antara Negara dengan kontraktor merupakan hasil akhir dari produksi setelh dikurangi
biaya operasi dan kewajiban lainnya seperti kredit investasi, pemenuhan first tranche petroleum (FTP). Dari hasil
produksi tersebut akan dibagi antara Negara dengan kontraktor sesuai dengan presentase yang sudah tercantum
dalam perjanjian.
Production Sharing Contract
(Kontrak Bagi Hasil)
4. Pajak
Pengenaan pajak penghasilan berkaitan dengan besarnya pembagian hasil produksi antara
Negara dengan kontraktor. Prinsipnya semakin besar bagian Negara maka pajak penghasilan
atas kontraktor akan semakin kecil.
5. Kepemilikan asset ada pada Negara
Umumnya seluruh barang operasi dan peralatan yang dibeli kontraktor akan menjadi milik
Negara, kecuali menyewa alat-alat dari pihak ke tiga.
Service Contract
(Kontrak Jasa)
Kontrak jasa merupakan perjanjian yang telah di terapkan dalam perjanjian berdasarkan pembayaran yang
dilakukan untuk jasa yang telah diberikan. Kontrak jasa dibagi menjadi dua yaitu, kontrak jasa murni
(pure service contract) dan kontrak jasa beresiko (risk service contract)
– Pure service contract merupakan perjanjian kontrak antara pemerintah dengan kontraktor meliputi
pekerjaan jasa bantuan teknis dalam waktu tertentu. Kontraktor akan mendapatkan pembayaran fee
dan penggantian biaya yang telah disepakati.
– Risk service contract, dimana pemerintah akan menunjuk langsung kontraktor dalam kegiatan
eksplorasi, produksi, biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh kontraktor akan diganti (cost recovery).
Dalam model perjanjian ini kontraktor akan memperoleh pendapatan yang telah ditentkan dalam
perjanjian dalam bentuk kas.
Elemen Komersial dalam Struktur
Kontrak Migas

1. Work Program : Usulan kegiatan yang direncanakan dan anggaran tahunan dengan
mempertimbankan kondisi, komitmen, efektifitas dan efisiensi di suatu wilayah kerja. Work
program termasuk kegiatan operasi, kegiatan produksi, dan biaya-biaya untuk program tersebut.
2. Bonus : Menurut Fiscal Term Indonesia terdapat 2 pembayaran bonus, yaitu;
- signature bonus, merupakan bonus yang akan dibayarkan setelah tandatangan kontrak
- Production bonus, merupakan bonus yang dibayarkan pada saat produksi di suatu wilayah
kerja setelah mencapai jumlah tertentu.
Elemen Komersial dalam Struktur
Kontrak Migas
3. Cost Recovery : Jumlah biaya operasi yang akan diganti oleh pemerintah. Cost recovery terdiri
dari biaya operasi tahun sekarang, biaya operasi tahun sebelumnya yang belum diganti oleh
pemerintah, dan depresiasi terhadap modal capital tahun sebelumnya dan tahun berjalan. Cost
recovery diatur dalam pasal 56 PP nomor 34 tahun 2005.
4. Profit Share: Dana bagi hasil yang berasal dari pemasukan Negara SDA pertambangan minyak dan
gas bumi dari wilayah yang bersangkutan setelah dikurangi pajak dan pungutan lainnya.
5. Domestic Market Obligation (DMO) : Kewajiban yang harus dibayarkan oleh kontraktor kepada
pemerintah sebesar 25% dari kebutuhan minyak dalam negeri. DMO diatur dalam UU nomor 22
tahun 2001 pasal 22 ayat 18.
DMO akan dikenakan jika Profit Oil (Equity) lebih besar dari FTP

DMO = 25% x ( bagian kontraktor ) x R


Partisipasi Pemerintah
1. Government Take : Pembagian keuntungan antara pemerintah dengan kontraktor yang telah ditetapkan sesuai KKS dengan
ditandatangani kedua belah pihak. Bagian keuntungan ini merupakan sebelum pajak dan sesuai ketentuan KKS.
2. Mekanisme penawaran wilayah kerja : Mekanisme penawaran wilayah kerja (WK) atau blok migas diatur melalui peraturan
menteri ESDM (PerMen) yang dikeluarkan secara periodic. Penawaran WK oleh menteri ESDM dilakukan melalui proses
lelang regular atau proses penawaran langsung atas blok yang tersedia. Proses Lelang Regular melalui tahapan: kementerian
ESDM melakukan kajian term & condition, konsultasi dengan pemerintah daerah , penetapan WK dan term & condition KKS
oleh menteri ESDM pengumuman penawaran WK mengadakan forum klarifikasi, penerimaan dokumen penawaran, evaluasi
dokumen penawaran dan penentuan pemenang lelang. Sedangkan Penawaran Langsung atas blok yang tersedia dilakukan
melalui : pembuatan proposal permohonan, presentasi teknis dan keekonomian, pengumuman WK, forum klarifikasi,
penerimaan dokumen penawaran, evaluasi dokumen penawaran, dan penentuan pemenang lelang.
3. Join Operating Agreement : Kontrak antara dua atau lebih kepentingan mineral yang berkolaborasi dalam sewa gas atau
minyak untuk berbagi sumber daya dan keahlian. Kontrak mengatur usaha patungan antara mereka yang menandatangani
perjanjian sambil memungkinkan masing-masing perusahaan untuk mempertahankan identitasnya sendiri.
- Manfaat JOA : Perlindungan yang diberikannya kepada mereka yang terikat kontrak. Tidak hanya kewajiban dan risiko
dibagi, tetapi rincian operasi dan pembagian keuntungan dan pendapatan juga ditentukan.
Partisipasi Pemerintah
4. Perjanjian Unitisasi : Perjanjian dua/lebih perusahaan minyak yang membentuk kerjasama untuk mengusahakan
pengembanan dan memproduksi dua/lebih lapangan minyak dan gas bumi dengan menanggung biaya dan membagi
produksinya sesuai dengan perjanjian.
Operasi unitisasi terkait kerjasama antara perusahaan operator dan non operator. Perusahaan operator yaitu yang
melaksanakan operasi unitisasi, sedangkan perusahaan non operator yaitu peserta lain dalam unitisasi yang tidak ikut
dalam pelaksanaan operasi unitisasi.
-Jenis Biaya dan Beban Unitisasi
Jenis biaya pengembangan dan beban produksi diatur dalam standar akuntansi pengembangan dan standar
akun tansi produksi.
-Perlakuan Akuntansi terhadap Jenis Biaya dan Beban Unitisasi
Perlakuan akuntansi terhadap biaya dan beban yang menjadi tanggungan masing-masing perusahaan dicatat
sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Biaya pengembangan dikapitalisasi sedangkan
pengeluaran untuk produksi sebagai beban.
Perjanjian antar Perusahaan Migas

1. Kontrak Karya
Diberlakukan sejak disahkannya UU No. 44 Prp Tahun 1960 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran
Negara No. 133 Tahun 1960 jo. Tambahan Lembaran Negara No. 2070 Tahun 1960). Kontrak Karya pada
prinsipnya yaitu suatu perjanjian yang mengatur tentang pembagian keuntungan/pendapatan. Dalam Kontak
Karya, manajemen berada di tangan kontraktor dan kepemilikan aset berada di tangan kontraktor sampai aset
tersebut sepenuhnya terdepresiasi.
2. Kontrak Kerja Sama
Kontrak Kerja Sama baru dikenal setelah diundangkannya UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi. Kontrak Kerja Sama yaitu kontrak bagi hasil/bentuk kerjasama lain dalam kegiatan Eksplorasi dan
Eksploitasi yang lebih menguntungkan Negara dan hasilnya dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat.

Anda mungkin juga menyukai