NON OPIOID
Pembimbing :
dr. Alamsyah Irwan, Sp.An
Pendahuluan
– Berdasarkan International Association for the Study of Pain, nyeri adalah rasa
tidak nyaman secara sensorik dan emosional yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan.
– Nyeri adalah gejala paling umum yang timbul pada suatu kondisi patologis dan
obat-obat analgetik adalah yang sering digunakan sebagai terapinya.
– Tatalaksana nyeri terutama pada keadaan akut dapat diberikan melalui oral,
transdermal, intravena, dan intramuskular
NYERI
ABSORBSI
• Semua penghambat COX diabsorpsi setelah pemberian oral dan mencapai konsentrasi tertinggi di
darah kurang dari 3 jam. Beberapa obat penghambat COX dapat diberikan secara topikal.
DISTRIBUSI
• Setelah di absorpsi, obat-obatan ini berikatan dengan protein plasma terutama albumin.
• Sifat dari obat-obat penghambat COX adalah larut dalam lemak sehingga dapat melewati blood
brain barrier untuk memberikan analgesik secara sentral, antipiretik, dan berpenetrasi ke ruang
sendi untuk memproduksi efek antiinflamasi.
BIOTRANSFORMASI
• Hampir semua obat penghambat COX mengalami biotransformasi di hati.
EKSKRESI
ASAM SALISILAT
Farmakokinetik
Derivat pAminofenol
Farmakokinetik
Indoles (indometasin)
Farmakodinamik
Fenamat
– Ketorolak (toradol) adalah NSAID dengan efek antipiretik dan antiinflamasi yang
ringan. Obat ini paten digunakan sebagai analgesik pasca operasi. Biasanya,
ketorolak dikombinasikan dengan opioid untuk mengurangi dosis dan efek
samping dari opioid.
COX2 inhibitor
– Contoh obat COX-2 inhibitor adalah celecoxib (Celebrex) dan rofecoxib (vioxx).
Kedua obat ini selektif menghambat COX-2. Selain berperan pada inflamasi di
perifer
TERIMAKASIH