dr. Reyner Octo Revisi ILAE 2017 • Klasifikasi 1981 dianggap sdh kuno dan tidak adequat untuk melingkupi jenis epilepsi. • Ilmu berkembang disebabkan oleh majunya neuroimajing, teknologi genomik, dan biologi molekuler beberapa dekade terakhir • Klasifikasi 2017 diagnosis 4 level • Identifikasi etiologi pada setiap diagnosis implikasi untuk pengobatan dan prognosis. Epilepsi • Definisi konseptual • Kelainan otak yang ditandai dengan kecendrungan untuk menimbulkan bangkitan epileptik yang terus menerus, dengan konsekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis dan sosial. Diagnosis – Minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam. – Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan sama dengan minimal 60%, bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/ bangkitan refleks (misalkan bangkitan pertama yang terjadi 1 bulan setelah kejadian stroke, bangkitan pertama pada anak yang disertai lesi struktural dan epileptiform discharges) – Sudah ditegakkan diagnosis sindrom epilepsi Level 1
• “Fokal” “partial” di klasifikasi sebelumnya
• Terminologi “umum” masih tetap digunakan apabila terdapat kejang yang mengenai kedua hemisfer secara bersamaan ~ klinis maupun EEG • Kejang fokal : “aware” / “impaired awareness” dahulu “simpe” / “complex”. • Onset sebagai "motorik" atau "non-motorik“ • Kejang umum dibagi menjadi motor dan non- motor (absans) • Terminologi focal to bilateral tonic clonic merujuk pada bangkitan fokal yang menyebar ke kedua hemisfer Level 1 versi diperluas • versi diperluas : adanya penjabaran kembali kategori "motorik" dan "non-motorik" di bawah ketiga jenis seizure-onsets (fokal, umum, and unknown) • Dalam kasus di mana kesadaran tidak diketahui atau tidak dapat dinilai (misalnya, selama kejang fokal atonik singkat), penyebut kesadaran bisa dihilangkan. • Tingkat pengelompokan berikutnya yaitu motor atau non-motor onset. Tanda atau gejala pertama kejang (sesuaikan semiologi), perlu diperhatikan fokus kejang (misalnya otomatisme, emosional). • Istilah tambahan dapat mengikuti dari klasifikasi kejang ataupun dari daftar deskriptor bangkitan focal ILAE 2017 ILAE1989 ILAE 1981 Level 2 • Setelah klasifikasi tipe bangkitan, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi tipe epilepsi • Untuk mengklasifikasikan tipe epilepsi, harus masuk definisi epilepsi • Pasien yang tidak sesuai dengan definisi epilepsi cukup didiagnosa sampai tipe kejangnya saja • Epilepsi umum termasuk kejang lena, mioklonik, atonik, tonik – klonik. Didapatkan gelombang epileptik menyeluruh pada EEG. Diagnosa epilepsi umum dibuat berdasarkan data klinis, didukung oleh temuan tipikal perubahan EEG • Epilepsi fokal apabila kejang berasal dari 1 hemisfer, dapat terjadi dengan penderita sadar, maupun gangguan kesadaran, dengan bangkitan fokal motorik, bangkitan fokal non motorik dan focal to bilateral tonic clonic. Gambaran EEG khas ditemukan cetusan gelombang epileptogenik fokal. Diagnosa dibuat berdasarkan klinis didukung dengan temuan EEG. Whats new • Epilepsi umum dan fokal kombinasi adanya bangkitan fokal dan umum secara klinis. (sindroma Dravet dan sindroma Lennox- Gastaut, epilepsi yang disebabkan oleh kelainan struktural, metabolik, genetik) • Istilah unknown digunakan apabila pasien tersebut termasuk dalam definisi epilepsi namun klinisi tidak dapat menggolongkan ke tipe epilepsi yang pasti Sindroma Epilepsi • Suatu keadaan terdapat suatu kompleks tanda dan gejala yang bersama dikenal sebagai kelainan bangkitan klinis yang khas • Sebagian dikaitkan dengan satu etiologi yang spesifik (mis. Mutasi SCN1A pada Sindroma Dravet), lainnya dikaitkan dengan etiologi yang luas dan kompleks • Identifikasi berdasarkan usia onset, bentuk bangkitan, karakteristik EEG, etiologi dan komorbiditas yang menyertainya Etiologi • Struktural – Kelainan pencitraan otak ~ sesuai dengan semiologi kejang dan gambaran EEG (cortical dysplacia, stroke, trauma) • Genetik – Kelainan genetik dengan kejang sebagai salah satu fitur utamanya dapat masuk ke kategori ini. Terdapatnya riwayat epilepsi pada keluarga yang didukung oleh EEG dan semiologi yang sesuai tanpa pemeriksaan genetik molekular sudah cukup sindroma epilepsi genetik umum (childhood Parameter Nilai absence epilepsy, juvenile absence epilepsy, juvenile<36 Glucose myoclonic epilepsy) / >450 mg/dL • Metabolik Sodium <115 mg/dL – Gangguan metabolik yang dianggap sebagai Magnesium penyebab epilepsi. <0.8 mg/dL Pada beberapa penderita gangguan metabolik yang sementara Ureum sesaat (acute sympomatic hanya menyebabkan kejang >100 mg/dL seizure). Kreatinin >10 mg/dL • Infeksi – BSA? Epilepsi? Infeksi merupakan salah satu penyebab paling sering dari epilepsi di dunia (HIV, neurosistiserkosis, malaria, dan tuberculosis) • Immune – Auto-immune sebagai penyebab munculnya epilepsi, seperti dapat ditemukan pada NMDA receptor encephalitis. • Unknown – Terminologi ini menggantikan ‘kriptogenik’ pada klasifikasi sebelumnya. Epilepsi dengan imaging yang normal, tidak adanya kelainan genetik yang terdokumentasi, tidak ditemukannya kelainan metabolik, autoimmune, atau infeksi. Komorbiditas • Gangguan psikososial : dependence, underemployment, berkurangnya aktivitas fisik dan leisure • Gangguan kejiwaan seperti depresi, anxiety dan suicidality, efek gangguan mood akibat OAE sendiri juga dapat menyebabkan gangguan depresi atau suicidality • Gangguan kognisi dipengaruhi oleh etiologi, efek OAE, bangkitan frekuen atau bangkitan prolonged • Gangguan tidur (OSA, insomnia) berkontribusi untuk kontrol bangkitan yang sulit dan gangguan quality of life. • Pada penderita dewasa, komorbiditas akibat OAE cenderung lebih tinggi berupa kelainan jantung, hipertensi, obesitas, kelainan densitas tulang, dan kelainan metabolik lainnya. • Mortalitas prematur dibandingkan dengan populasi umum : SUDEP, status epileptikus, kecelakaan, bunuh diri. Thank You Have you ever made your new ILAE 2017 epilepsy diagnosis yet?