Anda di halaman 1dari 40

UMAT ISLAM

UNGGUL DUNIA-AKHIRAT
HANYA DENGAN
“MENGAMALKAN
ISLAM SECARA
KAFFAH”
 Umat Islam pasti unggul dan meraih kembali
kejayaan Islam masa lalu, sukses dunia dan
sukses akhirat, hanya—sekali lagi hanya—
dengan mengamalkan :

ajaran-ajaran Islam
secara kaffah.
 Hanya dengan mengamalkan pola
kerohanian, akhlaq dan fiqih,
umat Islam akan kembali meraih posisi
mereka sebagai :

 Khalifah Alloh di muka bumi


(alias sebagai pemimpin dunia).
 Hanyadengan ketiga unsur ajaran
Islam—yang dipraktekkan secara
kaffah—inilah umat Islam menjadi
umat terbaik (khairu ummah) dan
berfungsi sebagai rahmatan lil
‘alamin sebagaimana yang dijanjikan
Alloh, serta mejadi teladan yang baik
(uswatun hasanah).
 Gambar berikut menjelaskan betapa
dengan mengamalkan ketiga aspek ajaran
Islam, umat Islam akan kembali meraih
posisi, yaitu sebagai khalifah Alloh di
muka bumi, sebagai umat terbaik, dan
karena itu muslimin berfungsi sebagai
rahmatan lil ‘alamin, dan sebagai contoh
tenladan yang baik, Inilah makna sukses,
unggul, menang dunia dan akhirat.
Fiqih
3%

Kerohanian Akhlak
48,5 % 48,5 %

Khalifah di Umat Terbaik Contoh Teladan Rahmatan


Khalifah Di Muka Bumi Umat Terbaik Rahmatan lil ‘Alamin
Muka Bumi Lil’Alamin

Sukses/Menang/Unggul
SUKSES/MENANG/UNGGUL
 Itulah mengapa perlu berulang-ulang
diserukan firman Alloh : “Masuklah
Islam secara kaffah!” Kepada Anda
pun perlu selalu diserukan: “Amalkan
ajaran-ajaran Islam secara kaffah jika
Anda ingin sukses di dunia dan
sekaligus di akhirat.
 Teladani keseluruhan pribadi Nabi,
 kerohaniannya,
 ucapannya,
 akhlaqnya, dan
 ibadahnya,
niscaya janji Alloh akan berlaku untuk
Anda.”
 Bahkan, jika sebagian besar umat
Islam mau kembali kepada Al-Quran
dan Al-Hadis, mau meneladani pribadi
Nabi, atau mau berakhlaq seperti
akhlaq Nabi, maka dapat dipastikan
bahwa kebangkitan Islam sudah dekat,
dan kebangkitan Indonesia pun
semakin dekat.
SIAPA
YANG LEBIH KAFIR?
 Tampaknya perlu ditegaskan pula di
sini, kalau kita atau umat Islam pada
umumnya tidak mengindahkan akhlaq
dan hanya terpaku kepada fiqih
semata, maka sebenarnya kita tidak
benar-benar Muslim, tidak benar-benar
masuk Islam.

 Dengan kata lain, kita sebenarnya


masih “kafir”.
 Islam adalah agama yang sempurna
dengan ketiga unsur yang kita singgung
sebelumnya: aqidah atau kerohanian,
akhlaq dan fiqih.
 Muslim artinya “orang yang mempraktekkan
ketiga unsur Islam ini”.
 Menolak atau mengabaikan salah satu dari
ketiga unsur ini pada hakikat menolak Islam
alias “kafir”.
 Dalam persoalan akhlaq khususnya,
orang-orang Barat bahkan boleh dikatakan
“lebih Islami” dibandingkan dengan orang-
orang Islam sendiri, dan orang-orang
Islam dalam persoalan ini bahkan “lebih
kafir” daripada orang-orang kafir sendiri
(yaitu orang-orang yang tidak memiliki
keimanan yang benar mengenai Alloh dan
hal-hal gaib lainnya).
 Sekadar sebagai bukti mengenai pernyataan
tersebut, mari kita simak tabel berikut ini,
sebuah tabel mengenai “kekafiran Barat
versus kekafiran Indonesia”.

 Data-data yang terdapat dalam tabel hanya


merupakan asumsi yang didasarkan pada
buku-buku yang saya baca.
BARAT INDONESIA
Materi Ajaran Islam
Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi
IMAN/KEROHANIAN
1. Dzikir v v
2. Berorientasi kpd akhirat v v

AKHLAK / ATTITUDE
1. Kejujuran, amanah v v
2. Kebersihan v v
3. Memenuhi janji v v
4. Rasional v v
5. Kepedulian sosial v v
6. Volunteer/kegiatan sosial v v
7. Menghargai orang (antri) v v
8. Santun kepada orang tua v v
9. Rajin, kerja keras v v
10. Hargai/jaga fasilitas umum v v
11. Berderma v v
12. Ghibah (bergunjing) v v
13. Korupsi v v
14. Santai, berleha-leha, dll. v v

FIKIH
1. Salat v v
2. Puasa v v
3. Zakat v v
4. Haji v v
5. Judi v v
6. Pornografi (Zina) v v
7. Alkohol v v
8. Jilbab, dll. v v
Konsekuensi
Dari Masing-Masing Kekafiran

 Dari tabel tersebut segera tampak bahwa


akhlaq orang-orang Barat tinggi, dan karena
itu dapat diistilahkan dengan mukmin sosial
(mukmin akhlaq); sedangkan akhlak orang-
orang Indonesia rendah, dan karena itu
dapat diistilahkan dengan kafir sosial
(kafir akhlaq).
 Sebaliknya, keimanan orang-orang Barat
rendah (kafir spiritual),
sedangkan keimanan orang-orang
Indonesia sedang (mukmin spritual tapi
pas-pasan).
 Sebagai konsekuensinya, karena
akhlaq orang-orang Barat adalah
baik, maka mereka berhasil meraih
kesuksesan dunia; sedangkan orang-
orang Indonesia, karena akhlaq
mereka buruk, mereka gagal dan
selalu terpuruk.
 Berbagai krisis yang melanda bangsa ini
sejak tahun 1996 merupakan bukti yang
paling konkret atas kenyataan ini.

 Kesimpulan tersebut, kalau


disederhanakan, dapat dilihat dalam
gambar dan tabel berikut yang
memperlihatkan secara gamblang
konsekuensi dari masing-masing kekafiran.
Tabel 2
Kesuksesan Dunia-Akhirat
antara Barat dan Indonesia

KAFIR MUKMIN SUKSES

Bangsa Sosial Spiritual Sosial Spiritual Dunia Akhirat

Barat V V V

Indonesia V V Belum jelas


 Satu hal lagi yang dapat diketengahkan di
sini mengenai kenyataan bahwa akhlaq
orang-orang Barat (khususnya dalam
bisnis) ternyata selaras dengan ajaran
Islam dapat dilihat dalam tabel berikut
dengan beberapa contoh yang
sebenarnya banyak sekali tetapi di sini
hanya ditampilkan sedikit.
Tabel 3
Teori Barat vs. Islam Dalam Bisnis

Barat Islam
 Pelanggan adalah raja; dan pelanggan  Jangan beda-bedakan antara dirimu dan
Anda yang pertama adalah karyawan Anda. pembantumu.
 Bayarlah upah pegawaimu sebelum
keringatnya kering.

 Para pembeli tergantung bagaimana  Tidak beriman orang yang tidak


mereka diperlakukan, bukan bagaimana menghormati tamu
tentang mereka.

 Memperkuat jaringan (network)  Rumah yang banyak tamunya, dst


 Memperkuat kerja kelompok (teamwork)  Kerendahan hati
 Kerja keras  Kerja adalah ibadah
 Bisnis adalah kepercayaan  Amanah, beritahu cacat barang,
dan jangan curang mengenai timbangan.

 Dan lain-lain  Dan lain-lain


 Jadi, tidak diragukan lagi bahwa
dengan mengamalkan seluruh ajaran
Islam secara kaffah (kerohanian,
akhlaq dan fiqih) umat Islam pasti
sukses dunia dan akhirat.
 Umat Islam pasti kaya raya dan
terhindar dari kemiskinan kalau mereka
berakhlaq. Sebab, akhlak yang
jelek/tidak terpuji akan melahirkan
hampir semua jenis kegagalan,
termasuk di dalamnya kemiskinan atau
kefakiran.
 Dalam kaitan ini, ungkapan “kefakiran
(kemiskinan) itu melahirkan kekafiran” yang
selama ini disinyalir sebagai hadis Rasul
sesungguhnya kurang dapat diterima,
apalagi “hadis” tersebut, menurut
keterangan seorang ustadz yang gemar
meneliti validitas hadis, memang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
 Menurut saya, lebih tepat apabila dikatakan:
kekafiran (sosial/akhlaq) melahirkan
kemiskinan.
 Kesimpulan
ini tidak perlu dikaitkan
dengan keberadaan Nabi sebagai
hamba Allah yang miskin.

 Kemiskinan beliau sama sekali bukan


akibat kekafiran, melainkan terbit dari
sikap zuhud; beliau memang sengaja
memilih hidup sebagai orang miskin.
 Andaikata beliau mau, niscaya
beliau kaya raya karena pintu
kekayaan itu memang pernah
ditawarkan Allah kepada beliau
melalui Jibril.
 Hidup ini menyangkut persoalan pilihan.

 Pilihan untuk menjadi tidak kaya raya


bukan pilihan yang buruk, apalagi jika
hal itu diniatkan sebagai sikap zuhud
sebagaimana yang dicontohkan
Rasululloh SAW.
 Yang paling penting adalah bagaimana
kita semua dapat menikmati hidup ini
dengan dan dalam bingkai kebahagiaan
yang sebenar-benarnya.

 Kebahagiaan semacam ini pun tidak akan


pernah tercapai kecuali dengan akhlaq
juga.
 Seseorang yang kikir dan sombong atau
tidak pernah mau menolong orang lain,
misalnya, tidak akan pernah mengenyam
kebahagiaan yang sebenar-benarnya,
sebab hidupnya selalu dikelilingi oleh
kebencian dan doa “jelek” dari orang-
orang.
 Orang-orang Barat pun dapat
menggapai kebahagiaan hidup (di
dunia tentu saja) ternyata juga
melalui upaya-upaya perbaikan
attitude dan mental yang dalam Islam
biasa disebut dengan akhlak.
 Mereka memandang, misalnya, bahwa
mencintai dan menolong orang lain,
termasuk menolong musuh atau orang
yang dibenci, adalah sumber
kebahagiaan.
 Hal ini sangat selaras dengan nilai-
nilai akhlaq yang diajarkan Islam.

 Contoh
dalam tabel berikut adalah
gambaran singkat konsep Barat
tentang kehidupan kejiwaan dikaitkan
dengan akhlaq Islam.
Tabel 4
Teori Barat vs. Akhlak Islam Dalam Kehidupan Kejiwaan

Barat Islam
 Membantu dan menolong orang  Memaafkan, menyingkirkan duri
lain akan memanjangkan umur dari jalan, dll. adalah akhlak
dan membahagiakan hati. mukmin utama
 Mengembangkan kebahagiaan  Bersyukur dan bertawakkal
dari dalam diri sendiri. kepada takdir Allah serta
mengharapkan ridha Allah adalah
sumber kebahagiaan.
 Mencintai Allah dengan cara
mencintai suami (termasuk selalu
mengingat kebaikan suami) dan
(suami) sabar menghadapi istri,
anak-anak dan umat manusia.

 Dan lain-lain  Dan lain-lain


 Ini semua sebenarnya
mengisyaratkan bahwa dengan
masuk Islam secara kaffah (tidak
hanya fiqih saja, melainkan juga
sekaligus menjalankan akhlaq dan
kerohanian), kita benar-benar akan
menemukan sebuah kehidupan yang
tidak pernah kita temukan
sebelumnya, 
 yaitu
kehidupan yang indah dan
penuh dengan karunia Allah SWT,
sehingga kita pun dapat menyadari
dengan sepenuh hati bahwa Maha
Benar Allah ketika Dia berfirman,
“Ya Allah, tidaklah Engkau
menciptakan semua ini dengan sia-
sia.” (QS. Âli ‘Imrân [3]: 191).
 Perlu digarisbawahi bagaimana
Rasululloh SAW dan para sahabatnya
mampu mengalahkan dua imperium
raksasa (Romawi dan Persia) yang
menjepit wilayah mereka.
 Mereka tentu orang-orang yang sangat
tahkik kepada Allah dan Rasul-Nya.
 Mereka tentu orang-orang yang berakhlaq
 jujur,
 kreatif,
 berani,
 beretos kerja tinggi,
 bertanggung jawab,
 saling menghargai dan menyayangi antara
yang satu dan yang lain
 memperkuat silaturrahim,
 saling menjaga amanah dan lain lain.
 dan mereka pun ternyata
tetap konsisten menjalankan
ibadah-ibadah formal
bahkan dalam keadaan
perang sekali pun.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai