Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK II PSDA - TS7C :

ADE SELPI // AKBAR ALAMSYAH //


AMDYA HUQBAN // DINAH MUSYAWAROH //
FREDIE FERDIANSYAH SAPUTRA //
MOCHAMAD RAJIB SIDDIQ // RIZWAN SUWANDA
“Tuhan menciptakan bumi beserta isinya
termasuk sumber daya alam di dalamnya adalah
untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh
manusia. Tapi ternyata, pengelolaan sumberdaya
alam untuk kepentingan ekonomi terkadang
mengabaikan faktor lingkungan…”
PERLINDUNGAN

PEMELIHARAAN PELESTARIAN

konservasi memiliki arti pemeliharaan dan


perlindungan sesuatu secara teratur untuk
mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan
jalan mengawetkan, pengawetan serta
pelestarian.
KONSERVASI AIR :

Usaha pengelolaan sumber daya air sekaligus


penghematan air dengan mengurangi volume
penggunaan air segar demi meningkatkan
efisiensi pemakaian air. Konservasi air bisa
dilakukan dengan bantuan teknologi ataupun
mengubah perilaku sosial.
Agroforestry (wanatani) adalah suatu sistem
pengelolaan lahan yang berazaskan kelestarian,
untuk meningkatkan hasil lahan secara keseluruhan,
melalui kombinasi produksi (termasuk tanaman
pohon-pohonan) dan tanaman hutan dan atau hewan
secara bersamaan atau berurutan pada unit lahan
yang sama, dan menerapkan cara-cara pengelolaan
yang sesuai dengan kebudayaan penduduk setempat.
Menurut De Foresta dan Michon (1997)
agroforestry dapat dikelompokkan menjadi dua
sistem, yaitu :
 Sistem agroforestry sederhana
 Sistem agroforestry kompleks
 Sistem agroforestry Sederhana
adalah suatu sistem pertanian dimana pepohonan
ditanam secara tumpang sari dengan satu atau lebih
jenis tanaman semusim. . Pepohonan dapat ditanam
sebagai pagar mengelilingi petak lahan tanaman
pangan, secara acak dalam petak lahan, atau dengan
pola lain misalnya berbaris dalam larikan sehingga
membentuk lorong/pagar.
Foto : Agroforestry Sederhana Jagung dan Cabai Rawit
(sumber : mitalom.com)
 Sistem agroforestry kompleks
adalah suatu sistem pertanian menetap yang
melibatkan banyak jenis tanaman pohon (berbasis
pohon) baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh
secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani
mengikuti pola tanam dan ekosistem menyerupai
hutan.
Foto : Agroforestry Karet di Hutan Nunukan
“UPAYA KONSERVASI TANAH DAN AIR DENGAN
AGROFORESTRI DI SUBANG SELATAN”
Daerah Subang bagian selatan memiliki sumber daya alam
yang sangat potensial sehingga perlu diberdayakan
secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pengelolaan sumberdaya alam untuk
kepentingan ekonomi terkadang mengabaikan faktor
lingkungan. Luas lahan hutan yang digarap masyarakat di
daerah Subang bagian selatan sekitar 12.000 ha,
sementara lahan hutan yang digarap Perhutani sekitar
20.000 ha. Dari 12.000 ha hutan yang dikelola
masyarakat, 4.000 ha dalam kondisi kritis. Kebanyakan
lahan yang mengalami kritis di daerah Subang bagian
selatan adalah di Kecamatan Cijambe
(www.kabarindonesia.com).
untuk mengetahui upaya konservasi tanah dan air
melalui agroforestry di daerah Subang bagian selatan
dengan mengetahui karakteristik iklim, tanah, topografi
dan tutupan lahan dapat menunjang keberhasilan usaha
konservasi untuk mengatasi kekritisan lahan di kawasan
Subang selatan.
Lokasi penelitian di wilayah Subang bagian Selatan
meliputi Kecamatan Jalancagak, Sagalaherang, Ciater,
Cisalak, Tanjungsiang dan Cijambe.
1. Pengumpulan data sekunder, peta-peta
tematik serta analisis data
2. Survei lapangan
3. Kegiatan di studio berupa pengolahan data
serta analisis berbagai peta tematik
 Curah Hujan
 Jenis Tanah
Jenis tanah pada daerah Subang selatan adalah
dari ordo Andisols dan Entisols (biasa ditemui
pada ketinggian >1.000 m dpl) serta Inceptisols
(700-1.000 m dpl). Sifat-sifat fisik tanah cukup
baik, yaitu struktur tanah umumnya remah atau
lepas dengan kedalaman tanah (solum) dalam,
mempunyai aerasi baik dan porositas tinggi.
Namun karena lahan-lahan tersebut terletak
pada topografi yang berlereng, dengan curah
hujan tinggi serta budi daya yang intensif, maka
kepekaan tanahnya terhadap erosi sangat tinggi.
 Tutupan Lahan
Dari hasil pengolahan data peta pengguanaan
lahan, dapat diketahui bahwa selama kurun
waktu 10 tahun (1999 - 2009) terjadi perubahan
tutupan lahan signifikan dari kawasan konservasi
menjadi kawasan budidaya :
 Topografi
Berdasarkan data tutupan lahan tahun 1999 -
2009, perubahan luas lahan sangat menonjol
pada kawasan konservasi (hutan) menjadi
kawasan budidaya (kebun). Luas lahan hutan
berkurang 6.05 % sedangkan luas lahan
perkebunan bertambah 22.79%.
 Jenis Tanaman Dalam Kegiatan Agroforestri
Sebagai Upaya Konservasi
Dalam pemilihan jenis tanaman selain
memperhatikan faktor klimatis juga diupayakan
menentukan vegetasi asli di tempat tersebut
sebagai sumber jenis pohon yang dapat tumbuh
baik di berbagai tempat. Hal ini dapat
menghindarkan pemaksaan pengembangan jenis
pohon yang kurang sesuai dengan iklim daerah
Subang. Pertimbangan lain adalah penguasaan
teknologi pengembangan dan penyediaan
benihnya.
 Peran Agroforestri Dalam Konservasi Air Dan
Tanah
Peran agroforestri dalam mengatasi kekritisan
lahan antara lain :
1. Meningkatkan peresapan air tanah,

2. Mengurangi aliran permukaan

3. Mencegah banjir di hilir

4. Mengurangi laju evapotranspirasi

5. Meningkatkan unsur hara dan memperbaiki


struktur tanah
6. Menjaga baseflow di musim kemarau

7. Perlindungan terhadap ekologi daerah hulu

8. Mengurangi suhu permukaan tanah

9. Mengurangi erosi tanah.


Berdasarkan data iklim dan topografi, beberapa
tanaman hutan yang dapat ditumpangsarikan
dengan tanaman tahunan di kawasan Subang.
KALIANDRA

GAMAL
AGATHIS

SEGON
Sedangkan untuk tanaman tahunan
diantaranya :
LAMTORO

PETAI
CENGKEH

KAKAO
MANGGA

MANGGIS
Berdasarkan analisis iklim, topografi, jenis tanah dan tutupan
lahan maka sistem agroforestri yang cocok diterapkan di wilayah
penelitian adalah
 Budidaya tanaman menetap pada sebidang lahan.
 Untuk memperbaiki sistem hidrologi maka pemilihan
tanaman budidaya harus memiliki karakteristik tumbuh yang
kuat terhadap kondisi tanah, topografi dan curah hujan yang
tinggi, memiliki jenis perakaran yang kuat sehingga bisa
mencegak longsor dan lahan kritis.
 Mengkombinasikan pertanaman semusim dan tahunan
secara berdampingan atau berurutan, tanpa atau dengan
pemeliharaan ternak.
 Menerapkan teknik konservasi yang sesuai dengan
kebudayaan petani setempat.
Penerapan dan pengelolaan agroforestri dapat
mengatasi alih fungsi lahan sekaligus masalah
ketersediaan pangan. Dengan penerapan agroforestri
mampu mengembalikan fungsi konservasi tanah dan
air sebagai sistem penyangga, sehingga dapat
mengatasi permasalahan penurunan kualitas lahan
dan peningkatan perekonomian masyarakat.
Konservasi lahan merupakan upaya mempertahankan
keaslian serta kelestarian lahan, serta untuk
mendapatkan keberlanjutan produksi lahan dengan
menjaga laju kehilangan tanah tetap dibawah
ambang batas.
Terimakaih..
Wassalamu’alaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai