Anda di halaman 1dari 17

 LENI EVI SAPUTRI  GRACELLA SINGAL

(1501104005) (13011104056)
 NIFIA SUMARAU  IVAN VICTOR NGGOHELE
(15011104006) (15011104024)
 NIA WIDIA KENI
(15011104025)
Otitis media adalah infeksi telinga meliputi,
infeksi saluran telinga luar (Otitis Eksternal),
saluran telinga tengah (otitis media), mastoid
(mastoiditis), dan telinga bagian dalam
(labyrinthitis)
 Terjadi setelah infeksi pernafasan atas

 Otalgia (sakit telinga)

 Demam

 Rabas purulen (otorea) mungkin ada,


mungkin tidak.
 Timpanogram

 Kultur dan uji sensitivitas

 Pengujian audiometrik

 Otoscope

 Otoskopi pneumatic
 Berikan antibiotik

 Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi

 Obat tetes hidung nasal dekongestan

 Antipiretik, analgetik dan pengobatan


simtomatis lainnya
 Infeksi pada tulang sekitar telinga tengah
(mastoiditis atau petrositis)
 Labirinitis (infeksi pada kanalis semisirkuler).
 Tuli
 Peradangan pada selaput otak (meningitis).
 Abses otak.
 Ruptur membrane timpani
 Tuli jangka pendek
PENGKAJIAN
 Riwayat
 Pengkajian Fisik
 Pengkajian Psikososial
 pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan pendengaraN
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada telinga tengah dan
rupturnya membrane tympani.
 Definisi: pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
adannya kerusakan jaringan actual atau potensial, awitan yang tiba-tiba
atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinnya kurang dari 6
bulan.
 Batasan Karakteristik:
 Subjektif
 Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat
 Objektif
 Posisi untuk menghindari nyeri
 Perubahan tonus otot (lemas, tidak bertenaga, dan kaku)
 Perilaku menjaga atau sikap melindungi
 Berfokus pada diri sendiri
 Menyeringai atau wajah topeng
 Respon autonomic (perubahan tekanan darah, pernapasan, nadi, dan
dilatasi pupil)
 Gangguan tidur (mata terlihat kuyu)
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Setelah dilakukan tindakan 1. pengkajian 1. pengkajian
keperawatan selama 2x24  Lakukan pengkajian nyeri (PQRST).  Mengetahui perkembangan nyeri meliputi; keparahan
jam, rasa nyeri berkurang  Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, (khusus nyeri, letak nyeri, lama nyari, dan penyebab nyeri.
atau hilang dengan kriteria pada klien yang tidak mampu berkomunikasi) Untuk menentukan intervensi selanjutnya.
hasil :  Kaji dampak lingkungan terhadap respon nyeri klien.  Kondisi lingkungan seperti kegaduhan dapat
a. Skala nyeri 1-3 2. Mandiri mempengaruhi respon nyeri klien.
(0-10) atau  Manajeman nyeri: meringankan atau mengurangi nyeri 2. Mandiri
hilang (0) sampai pada tingkat kenyamanan dengan cara:  Distraksi atau pengalihan perhatian agar pasien tidak
b. Ekspresi wajah Distraksi, relaksasi, kompres panas/dingin. berfokus terhadap respon nyeri yang dirasakan.
rileks  Lakukan perubahan posisi Relaksasi (napas dalam) untuk memenuhi O2 ke
c. TTV dalam  Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi jaringan yang dapat meringankan nyeri.
rentan normal: respon pasien terhadap ketiknyamanan (suhu ruangan, Kompres hangat dapat membuat pembuluh darah
TD : 120/80 mmHg pencahayaan, dan kegaduhan) berdilatasi sehingga aliran darah menjadi lancar.
Nadi : 60-100/ menit  Pastikan pemberian analgesia terapi atau strategi Kompres dingin pembuat pembuluh darah
RR : 16-24/menit nonfarmakologi sebelum melakukan prosedur yang berkontriksi.
menimbulkan nyeri.  Mencegah terjadinya dekubitus pada klien.
3. Edukasi  Suhu terlalu panas/dingin, pencahayaan terlalu
 Informasikan kepada pasien mengenai obat yang akan terang/gelap, dan kegaduhan dapat menyebabkan
diminum dan kemungkinan efek sampingnya. pasien tidak nyaman dan dapat meningkatkan respon
 Beriksn informasi tentang nyeri seperti, penyebab nyeri. nyeri klien.
 Anjurkan klien untuk tidak mengorek telinga  Mencegah reaksi nyeri yang semakin
3. kolaborasi meningkat/bertambah.
 Pemberian analgetik  Dapat memperoleh infeksi/rupture membrane
tympani
3. Edukasi
 Mencegah kecemasan klien terhadap gejala/efek
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
 Definisi: peningkatan suhu tubuh di atas rentan normal
(36,5-37,5oC)
 Batasan karakteristik
 Subjektif
 Klien mengeluh panas
 Objektif
 Kulit merah
 Suhu tubuh meningkat di atas rentan normal
 Frekuensi napas meningkat
 Kulit teraba hangat
 Kejang
 Takipnea
 Takikardi
 Berkeringat
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Setelah dilakukan tindakan 1. pengkajian 1. pengkajian
keperawatan selama 2x24 jam klien  Kaji tanda-tanda vital pasien  untuk mengetahui perkembangan
menyatakan tidak demam lagi dengan  Pantau suhu minimal setiap 2 jam, demam dan untuk menentukan intervensi
kriteria hasil : sesuai dengan kebutuhan selanjutnya.
a. Suhu tubuh normal 36,5C- 2. Mandiri  Mengetahui perubahan suhu sebelum dan
37,5C  Lepaskan pakaian yang berlebihan sesudah dilakukan intervensi
b. Nadi normal 60-100/ menit dan tutupi pasien dengan selimut 2. Mandiri
c. RR : 16-24/ menit saja  Untuk memudahkan proses penguapan
d. TD normal : 120/80 mmHg  Kompres dingin di bagian aksila, tubuh.
kening, tengkuk dan lipat paha  lebih cepat menurunkan panas karena
 Anjurkan asupan cairan oral, pori-pori di daerah tersebut besar.
sedikitnya 2 liter/hari  Menceah dehidrasi sebagai efek demam.
 Gunakan kipas di ruangan pasien.  Memindahkan panas tubuh ke lingkungan
3. Edukasi tanpa adanya perantara (evaporasi)
 Ajarkan pasien/keluarga dalam 3. Edukasi
mengukur suhu.  Untuk mencegah dan mengenali secara
 Ajarkan pasien/keluarga dini hipertermia
menurunkan suhu nonfarmakologi  Untuk mengantisipasi kenaikan suhu
(kompres) tubuh secara tiba-tiba (dirumah)
4. kolaborasi 4. kolaborasi
 Pemberian obat antipiretik  Obat anipiretik dapat menurunkan
demam.
3. Gangguan persepsi sensori auditori berhubungan dengan
gangguan hantaran bunyi pada organ pendengaran.
 Definisi: perubahan pada jumlah atau pola stimulus yang
diterima, yang disertai respons terhadap stimulus tersebut yang
dihilangkan, dilebihkan, disimpangkan atau dirusakkan.
 Batasan Karakteristik:
 Subjektif
 Distorsi sensori
 Objektif
 Perubahan pola perilaku
 Disorientasi
 Gelisah
 Perubahan respon yang biasanya terhadap stimulus
 Halusinasi
 Iritabilitas
 Konsentrasi buruk
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Setelah dilakukan tindakan 1. pengkajian 1. Pengkajian
keperawatan selama 2x24 jam fungsi  Kaji tingkat gangguan pendengaran  Mengetahui tingkat gangguan dan
indera pendengaran klien kembali  Kaji lingkungan terhadap kemungkinan menentukan intervensi
normal dengan kriteria hasil: bahaya terhadap keamanan  Lingkungan yang aman
a. Gangguan pendengaran 2. Mandiri meminimalkan resiko jatuh
dapat teratasi  Orientasikan pada orang, tempat, 2. Mandiri
b. Klien tidak mengalami waktu dan situasi dalam setiap  Menghindari disorientasi pada klien
hambatan komunikasi. interaksi  Agar klien mudah mengerjakannya
 Berikan satu arahan yang sederhana  Dengan komunikasi keras tapi pelan
 Ketika berkomunikasi dengan klien diharapkan dapat lebih diterima
usahakan dengan suara keras tapi klien.
pelan.  Agar klien dapat memberikan
 Tarik perhatian pasien dengan respon.
sentuhan 3. Edukasi
3. Edukasi  Mengurangi kecemasan klien dan
 Yakinkan pasien dan keluarga bahwa keluarga.
deficit sensori hanya sementara 4. Kolaborasi
4. kolaborasi  Membantu meningkatkan
 Alat bantu dengar pendengaran klien.
 Kolaborasi dalam melakukan  Timpanotomi bertujuan untuk
miringotomi/ timpanotomi melakukan drainase secret dari

Anda mungkin juga menyukai