Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO DAERAH KALBAR


SELLA EKA NINGRUM
HANA MUTIARADINA
NUR PRATAMA RA
Perkembangan
Ekonomi

Jumlah Penduduk
Stabilitas Ekonomi Sektor Rill Miskin

Inflasi Pertumbuhan Ekonomi

Sisi
Sisi produksi
permintaan
INFLASI

tabel inflasi kota pontianak yang tertinggi ialah


pada tahun 2014 sebesar 9,38% lalu menuerun
sisetiap tahunnya, yang di 2018 menjadi 3,88%.
Faktor yang mempengaruhi kenaikan inflasi di
Kota Pontianak ialah :

BAHAN
KESEHATAN
MAKANAN

MAKANAN JADI, PENDIDIKAN,


MINUMAN, ROKO SANDANG REKREASI DAN
ATAU TEMBAKAU OLAHRAGA

PERUMAHAN, AIR, TRANSPORTASI,


LISTRIK, GAS DAN KOMUNIKASI, DAN
BAHAN BAKAR JASA KEUANGAN
Penyebab
1. Dari pertanian  keterbatasan lahan
dalam melakukan hal produksi
2. Industri pengolaha  libur tahunan
secara berkala & melemah rupiah
yang menyebabkan biaya produksi
untuk menggunakan komponen import.
3. Perdagangan bebas dan
eceran;reparasi mobil dan sepeda
motor  penjualan rendah
mengakibatkan daya beli masyarakat
rendah.
4. Kontruksi  berjalan pembangunan
infrastukrtur

• Distribusi Pertanian (20,30 %)


• Industri pengolahan (16,19%)
• Perdagangan bebas dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor
(14,13%)
• Kontruksi (12,80%)

• Distribusi Pertanian (20,22 %)


• Industri pengolahan (16,11%)
• Perdagangan bebas dan eceran; reparasi
mobil dan sepeda motor (14,47%)
• Distribusi Pertanian (21,56 %) • Kontruksi (12,44%)
• Industri pengolahan (16,48%) • Distribusi Pertanian (20,54 %)
• Perdagangan bebas dan • Industri pengolahan (15,78%)
eceran; reparasi mobil dan • Perdagangan bebas dan eceran;
sepeda motor (14,51%) reparasi mobil dan sepeda motor
• Kontruksi (12,21%) (14,81%)
• Kontruksi (13,10%)
Sisi
permintaan

Peningkatan ekonomi dapat dilihat dari tejadinya pembangunan ekonomi,


yang dapat dikatakan sebagai suatu proses yang bertujuan untuk
menaikkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) melebihi tingkat
pertumbuhan penduduk atau suatu proses meningkatkan pendapatan
perkapita penduduk dalam jangka panjang

PDRB Pertumbuhan
meningkat Ekonomi positif (+)

Peningkatan ekonomi
tersebut digambarkan
melalui Nilai PDRB ADHB dan Selain dinilai atas dasar harga (adh) Berlaku, PDRB menurut
ADHK, serta pertumbuhan pengeluaran juga dinilai adh Konstan 2010 atau adh
pada total PDRB. Nilai PDRB berbagai produk yang dinilai dengan harga pada tahun
Kalimantan Barat Indonesia 2010. Melalui pendekatan penghitungan adh konstan,
(adh Berlaku) selama PDRB di masing-masing tahun dapat
periode tahun 2014 s.d 2018 memberikan gambaran tentang perubahan PDRB secara
menunjukkan peningkatan volume atau secara kuantitas saja
signifikan dari tahun ke (tanpa ada pengaruh perubahan harga).
tahun. Peningkatan nilai
tersebut dipengaruhi oleh
adanya perubahan harga
dan juga perubahan volume.
Terbentuknya keseluruhan PDRB atau total PDRB merupakan kontribusi dari
semua komponen pengeluarannnya, yang terdiri dari konsumsi akhir rumah
tangga (PK-RT), konsumsi akhir LNPRT (PK-LNPRT), konsumsi akhir pemerintah
(PK-P), pembentukan modal tetap bruto (PMTB), ekspor neto (E) atau ekspor
dikurangi impor.

Di sisi lain, pengeluaran untuk kapital (PMTB) juga mempunyai peran


relatif besar dengan kontribusi sekitar 34-35 persen. Proporsi konsumsi
akhir pemerintah berada pada rentang 11–13%. Hal ini menunjukkan
bahwa peran pemerintah dalam menyerap produk
domestik tidak terlalu besar. Kebutuhan konsumsi akhir RT (diatas 50%)

Tahun 2014-2018 perdagangan Kalimantan Barat (Kalbar) yang


direpresentasikan oleh transaksi ekspor dan impor, menunjukkan Ekspor peran relatif besar, sekitar 7 s.d 9 % karena
bahwa nilai ekspor cenderung lebih rendah dari nilai impor menembus pasar internasional

Kecenderungan perdagangan Impor peran relatif besar, sekitar 8 s.d 15 % karena


antar pulau dan internasional Kalimantan Barat dalam periode permintaan domestik masih dipenuhi oleh produk dari
tersebut selalu menunjukkan posisi “surplus”. Pada tahun 2017-2018 impor
perdagangan antar pulau internasional Kalbarmenunjukkan nilai
ekspor lebih rendah dari nilai impor yang menunjukkan dalam kondisi Impor peran relatif besar, sekitar 8 s.d 15 % karena
“surplus” bila dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya permintaan domestik masih dipenuhi oleh produk dari
impor
Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari
data PDRB adalah pertumbuhan riil
PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan
ekonomi (economic growth), yang
menggambarkan kinerja pembangunan di
bidang ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi

2014  5,03% indeks implisit1 PDRB yang menggambarkan tingkat


perubahan harga yang terjadi pada sisi konsumen,
2017 5,18% baik konsumen akhir (rumah tangga, LNPRT, dan
2015  4,88% pemerintahan) maupun konsumen lainnya
(perusahaan dan luar negeri) juga menunjukkan
2018 5,06% peningkatan.
2016  5,20%
SISI PRODUKSI

Hal ini adalah pertanian masih menjadi


penyumbang penyerapan tenaga kerja. Lalu di
sektor industri pengelolahan adalah subsektor
karet yang menjadi pokok penambah PDRB
dikarenkan masih karet yang berlimpah di
Kalimantan Barat, lalu subsektor makanan dan
minuman yang menjadi penyumbang tersbesar di
sektor industri pengelolahan di karenakan makin
meningkaykan tingfkat konsumsi rumah tangga.
Lalu sektor kontruksi yang meingkat, diakibatkan
Besarnya peranan berbagai pembangunan infrastruktur pemerintah
Nilai PDRB Kalimantan Barat
lapangan usaha ekonomi dalam
atas dasar dasar harga berlaku 2010
memproduksi barang dan jasa sangat
Kalimantan Barat yang meingkat. Lalu sektor
pada tahun 2018 mencapai 194,032 M
menentukan struktur ekonomi suatu Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
rupiah. Secara nominal, nilai dan Sepeda Motor menjadi penyumbang terbesar
daerah. Struktur ekonomi yang
PDRB ini mengalami kenaikan sebesar
terbentuk dari nilai tambah yang contohnya petani yang meemrlukan alat
1,654 M rupiah dibandingkan
diciptakan oleh setiap lapangan usaha pengangkut seperti pick up untuk mengangkut
dengan tahun 2017 yang mencapai
menggambarkan seberapa besar hasil panen, lalu motor untuk mrngantar barang
177.491 M rupiah. Naiknya nilai
ketergantungan suatu daerah
PDRB ini dipengaruhi oleh
terhadap
dan lain sebaginya.
meningkatnya produksi di seluruh
kemampuan berproduksi dari setiap
lapangan usaha dan adanya inflasi
lapangan usaha.
KEMISKINAN

Kab/Kota
Kemiskinan Menurut Kab/Kota

2014 2015 2016 2017 2018


Kalimantan Barat 381.90 383.70 381.35 387.43 387.08

Pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin


(penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di
bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan Barat mencapai
387,08 ribu orang, bertambah sebesar 1,4 ribu orang
dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar
387,43 ribu orang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai