Anda di halaman 1dari 17

Penyakit Arteri Perifer

Penyakit arteri perifer atau Peripheral artery desease (PAD) merupakan


gangguan obstruktif suplai darah ke anggota tubuh bagian atas dan
bawah, dan sebagai penyebab utama penurunan suplai darah berkaitan
dengan aterosklerosis koroner, diabetes mellitus dan penyakit jantung
iskemik.
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 8,5 juta orang di amerika serikat terkena PVD. Hal ini terjadi pada
sebagian besar orang yang berumur di atas 60 tahun. Penyakit ini juga
biasanya di derita oleh orang yang terkena diabetes melitus. Laki-laki
lebih sedikit beresiko terkena PAD di bandingkan perempuan.
PAD merupakan penyebab utama kecacatan antara orang-orang di atas
60 tahun, serta orang-orang yang terkena diabetes, 40% orang-orang
yang terkena PAD tidak memiliki gejala.
PATOFISIOLOGI
LAPISAN
MENGALAMI
ENDOTEL PERMEABILITY ZAT-ZAT INFLAMASI LDL MASUK KE INTIMA
KERUSAKAN BARRIER KELUAR DAN MENUMPUK DI
SUBENDOTEL

TERBENTUKNNYA
FIBROUS, FIBROFATTY,
PLAK ATHEROSKLEROTIK
FAKTOR RESIKO
 Umur ≥ 65 tahun
 Umur 50-64 tahun, dengan faktor resiko atherosclerosis ( Diabtes melitus,
riwayat merokok, hiperlipidemia, hipertensi) atau keluarga dengan sejarah
peripheral artery desease
 Umur < 50 tahun, dengan diabetes melitus dan 1 resiko tambahan
atherosklerosis
 Individu yang diketahui terkena penyakit arterosklerosis di pembuluh darah
lain (koroner, karotid, sucvlavian, renal, mesentric artery stenosis atau
abdominal aortic aneurisma)
TANDA & GEJALA

Penyakit arteri perifer dapat juga datang tanpa adanya keluhan, tetapi
biasanya muncul keluhan seperti rasa tidak nyaman ketika aktivitas, rasa
sakit, kelelahan, terlokalisasi pada suplai pembuluh darah pada otot
tertentu. Stenosis pada arteri femoral atau poplitea biasanya mengeluh
nyeri pada betis ketika aktivitas, jika terjadi stenosis pada arteri
brachialis keluhan muncul pada tangan
GEJALA UMUM
• Keram, nyeri pada area otot yang bekerja ketika aktivitas (klaudikasio)
• Mati rasa atau kelemahan
• Dingin di kaki bagian bawah atau kaki, terutama bila dibandingkan dengan sisi lain
• Luka pada jari-jari kaki, atau luka yang tidak sembuh
• Perubahan warna pada kaki
• Rambut rontok atau pertumbuhan rambut yang lebih lamabat pada kak
• Kuku kaki bertumbuh lebih lambat
• Kulit mengkilap pada kaki
• Denyut nadi lemah pada kaki
• Disfungsi ereksi pada kaki
DIAGNOSA

 pemeriksaan fisik vascular, termasuk auskultasi arteri femoral, palpasi denyut nadi perifer dan inspeksi kulit
 tes laboratorium
 Pengukuran tekanan anggota tubuh dengan menggunakan Ultrasound Doppler untuk menilai aliran darah distal
merupakan pemeriksaan kunci pada penderita penyakit jantung perifer dan dapat dilakukan saat istirahat atau
saat melakukan latihan (treadmill).
 Ankle Brachial Index (ABI), menjadi alat ukur untuk mengetahui rasio tekanan sistolik pada ankle (tekanan lebih
besar pada tibia posterior dan arteri dorsal pedis) dengan tekanan sistolic pada arteri brachial, biasanya
digunakan untuk mendiagnosa dan menetukan derajat penyakit pembuluh darah perifer ( ABI skor <0,90
terindikasi terkena penyakit arteri perifer).
 Computed Tomography Arteriography (CTA)
 Magnetic resonance arteriography (MRA)
DERAJAT ABI

Noncompressible > 1.4

Normal ABI 1.00 – 1.30

Borderline (Equivocal) 0.91 – 0.99

Mild to Moderate Impairment 0.41 – 0.90

Severe Impairment < 0.40


KLASIFIKASI PENYAKIT ARTERI
PERIFER

Fontaine Classification
1. Tahap 1, nyeri ringan saat berjalan
2. Tahap 2, nyeri berat saat berjalan jarak pendek (intermittent caludication)
3. nyeri timbul bila berjalan >200 m stadium Iia dan <200 m pada stadium e
II-b
4. Tahap 4, nyari saat istirahat, terutama di kaki, yang bertambah nyeri bila di
tinggikan
5. Tahap 5, hilangnya jaringan biologis (gangrene) dan kesulitan berjalan
PERAN FISIOTERAPI PADA
PENYAKIT ARTERI PERIFER

Problem yang terjadi pada ganggun perifer arteri disease yaitu


1. Terganggunya integritas kulit, akibat suplai darah yang tidak lancar
2. Nyeri (claudication) ketika aktivitas berjalan
3. Penurunan daya tahan tubuh
4. Penurunan aktivitas fisik dan mobilitas tubuh yang mengakibatkan
kelemahan otot, kontraktur sendi, kapasitas aerobik terganggu dan edema.
TUJUAN
Tujuan fisioterapi pada penyakit arteri perifer meliputi :
1. Mengurangi rasa sakit akibat klaudikasio intermitten
2. Meningkatkan toleransi latihan dengan meningkatkan jarak berjalan kaki sebelum
timbulnya klaudikasio
3. Mencegah oklusi arteri kronik yang dapat menyebabkan ulkus kaki, gangren dan
amputasi
4. Mencegah kelemahan otot dan menjaga kemampuan aerobik.
PROGRAM LATIHAN
Program Latihan untuk penyakit artery perifer (AHA, 2016) :
• Latihan dilakukan selama minimal 30-45 menit/sesi. Dilakukan minimal 3
kali/minggu selama minimal 12 minggu
• Latihan awal dimulai dengan kecepatan 2.0 mph, secara bertahap dapat di
tingkatkan 2-3% setiap 2-3 menit dan dapat diturunkan kembali
kecepatannya jika pasien tidak mampu. Pasien diminta untuk berjalan
sampai merasakan nyeri pada kaki di level 3-4 dari claudicatio pain scale,
berhenti dan susuk dan istirahat sampai nyeri kaludikasio menurun dan
melanjutkan latihan.
• Pemanasan dan pendinginan, dilakukan sebelum dan sesudah latihan
Trainning Program Trainning objective Stress form Intensity Repetition Trainning volume

Step 1 Pre training Untuk belajar dan Dynamic <30% 1 RM, RPE <12 5-10 2-3 x latihan seminggu
mempraktikkan bagaimana
melakukan gerakan yang benar

Step 2 resistance/endurance Untuk meningkatkan kapasitas Dynamic 30-40% 1RM RPE 12-13 12-25 2-3 x latihan seminggu
trainning aerobik dan intermuskular dan
koordinasi

Step 3 Untuk meningkatkan masa otot, Dynamic 40-60% 1 RM RPE <15 8-15 2-3 x latihan seminggu
meningkatkan fungsi
intermuskular dan daya tahan
KONTROL FAKTOR RESIKO
1. Keseimbangan kalori dan aktivitas fisik untuk mencapai atau mempertahan berat badan yang sehat
2. Mengkonsumsi makanan yang kaya sayuran dan buah-buahan.
3. Pilih gandum, makanan tinggi serat
4. Konsumsi ikan, khususnya minyak ikan setidaknya 2x seminggu
5. Batasi asupan lemak jenuh <7% dari energi, lemak trans <1% energi, dan kolesterol <300 mg per hari dengan
memilih daging tanpa lemak dan sayuran alternatif; memilih bebas lemak, 1% lemak dan produk susu rendah
lemak; dan meminimalkan asupan lemak terhidrogenasi parsial.
6. Meminimalkan asupan minuman dan makanan dengan menambahkan gula
7. Memilih dan menyiapkan makanan dengan sedikit atau tanpa garam
8. Jika mengkonsumsi, jangan berlebihan
9. Ketika makan makanan di luar rumah, ikuti saran dari American Heart Association Diet and life style
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai