Anda di halaman 1dari 24

Milton Kaspo Sagoya (102016029) Edward Anderson

Nainggolan (102016160) Christina Sagita Parinusa


(102013090) Alberthina Sara Tirza (102013454) Teresa
Berhitu (102016031) Maria Oktaviani Soba (102016076)
Farha Fadjrina (102016144) Nur Eka Parlina
(102016226)

Pendekatan Klinis pada Infark


Miokard Akut dengan ST Elevasi
E5
Skenario 3

Seorang perempuan berusia 55 tahun datang diantar


anaknya ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada
Identifikasi Istilah

Tidak Ada

Rumusan Masalah
Perempuan usia 55 tahun nyeri dada

Hipotesis
Perempuan usia 55 tahun dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri
Pemeriksaan Anatomi

Anamnesis Etiologi & Epidemiologi

Rumusan Masalah

Prognosis Patofisiologi

Komplikasi Tata Laksana Gejala Klinis


Anamnesis
 Identitas : Perempuan usia 55 tahun

 Keluhan utama : Nyeri dada sebelah kiri, hingga


menjalar ke lengan kiri

 Sejak kapan : 3 jam yang lalu

 RPK : Ayahnya meninggal diusia 40


tahun karena serangan jantung
 Gejala penyerta : Batuk tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
KU tampak sakit berat, keadaan composmentis
TTV :
TD 90/60 mmHg, N 100x/ menit, RR 20x/ menit, T 36,30C

Pemeriksaan Penunjang
• Elektrokardiografi (EKG)
ST elevasi pada V1-V6

• Enzim jantung : Troponin, CKMB


Anatomi
Differential Diagnosis
• NSTEMI
• UAP
• Angina prinzmental
• Perikarditis
• Diseksi aorta
• Ruptur aneurisma aorta
Penyakit Definisi Manifestasi Gambaran EKG Enzim
Klinik Jantung
NSTEMI Non-ST Elevasi Nyeri dada yg Depresi segmen Peningkatan
Miokardial Infark lama (minimal 30 ST dan terlihat Troponin T dan
(NSTEMI) adalah menit), sesak gelombang T atau CKMB ( 4-
oklusi sebagian dari Nafas, Gejala terbalik 6 jam ) setelah
arteri koroner tanpa Gastrointestinal, onset
melibatkan seluruh
ketebalan miokardium

UAP Dalam 2 bulan, di Nyeri dada lebih Depresi segmen Tidak ada
(Unstable mana angina cukup berat dan lama, ST, horizontal peningkatan
Angina berat dan frekuensi timbul pada maupun troponin T dan
Pectoris) cukup sering (lebih waktu istirahat downsloping. atau CKMB
dari 3 kali per hari). atau pada
aktivitas minimal

Prinzmental Penyebab yang relatif Biasanya terjadi Elevasi segmen ST, -


Angina jarang terjadi saat beristirahat perubahan
terhadap nyeri dada. seringkali parah/ gelombang T, dan
Angina prinzmetal sangat tidak jarang
terjadi saat adanya menyakitkan. disertai dengan
kejang pada salah satu aritmia jantung.
arteri koroner
Penyakit Definisi Manifestasi Gambaran EKG Enzim Jantung
Klinik
Perikarditis Inflamasi pada Nyeri dada Tahap 1 : Elevasi luas CKMB dan
perikardium, baik pleuritik yang segment ST, Troponin I
lapisan parietal, muncul secara Tahap 2 : segmen ST meningkat karena
viseral, maupun tiba-tiba, membaik akan kembali normal, terjadi
keduanya. ketika duduk ke Tahap 3 : Segera atau miokarditis.
depan dan bebrapa hari setelah
memburuk bila itu gelombang T
berbaring, Nyeri mengalami inverse,
bertambah bila Tahap 4 : Setelah
inspirasi, batuk beberapa minggu-
atau menelan bulan, EKG
kembali normal.
Diseksi Robeknya lapisan Dada terasa EKG mungkin -
aorta dalam pembuluh sakit secara tiba- dalam batas
darah aorta. Darah tiba, sesak napas, normal, tapi
kemudian mengalir berkeringat dingin, kelainan tersering
melalui robekan hingga hilang juga didapatkan
tersebut → lapisan kesadaran, gelisah berupa perubahan
dalam dan tengah segmen ST dan
aorta mengalami gelombang T non-
pemisahan spesifik
Penyakit Definisi Manifestasi Gambaran Enzim Jantung
Klinik EKG

Ruptur Munculnya Rasa tak nyaman - -


aneurisma aorta benjolan pada di bagian dada
dinding aorta atas, denyut yang
atau melemahnya kuat di area
dinding aorta perut, sensasi
dingin pada
tangan atau kaki,
dan dapat pingsan
Working Diagnosis
 STEMI (ST- Elevasi Miokard Infark) Anteroseptal
Lateral
Anamnesis nyeri dada yang khas dan gambaran EKG adanya
elevasi ST ≥ 2mm, minimal pada 2 sadapan prekordial yang
berdampingan atau ≥1mm pada 2 sadapan ekstremitas
Gejala nyeri dada substernal >30 menit & banyak keringat,
gelisah, pucat. Pemeriksaan enzim jantung
Etiologi
 Aterosklerosis pembuluh darah koroner.
 Nekrosis miokard akut terjadi akibat penyumbatan total
arteri koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plak
aterosklerosis yang tidak stabil.
 Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
miokard → nyeri dada.
 Pada kondisi yang jarang : emboli koroner, abnormalitas
kongenital, spasme koroner, dan berbagai penyakit
inflamasi sistemik.
Epidemiologi
 Infark miokard akut (IMA) merupakan salah satu diagnosis
rawat inap tersering di negara maju.
 Laju mortalitas awal (30 hari) pada IMA adalah 30%
dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum pasien
mencapai rumah sakit.
 Kejadian sindrom koroner akut menunjukkan laki-laki
lebih rawan terkena untuk sekitar umur 70 tahun atau
lebih. Semakin bertambah umur, semakin bertambah pula
risiko terkena sindrom koroner akut ini.
Patofisiologi

- Emboli
- Kongenital
- Infl.
sistemik
Manifestasi klinis
Penjalaran lengan kiri, dapat juga ke
Ekstremitas pucat disertai keringat leher, rahang bawah, gigi,
dingin punggung/interskapula, perut, dapat
juga ke lengan kanan

Nyeri dada
(angina)

Sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih


Nyeri membaik atau hilang
benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan
dengan istirahat, atau obat opiat
dipelintir

Gejala penyerta: mual, muntah, sulit Kombinasi nyeri dada substernal >30
bernapas, keringat dingin, cemas, lemas menit
Komplikasi
 Aritmia : Tachiaritmia & Bradiaritmia
 Disfungsi ventrikular
 Ventrikel kiri mengalami perubahan bentuk, ukuran, dan ketebalan.
 Gangguan hemodinamik
 Perluasan nekrosis iskemia  gagal pompa  kongesti paru
 Edema Paru Akut
 bendungan sirkulasi.
 Syok kardiogenik
 Hipoperfusi karena gagal jantung (kerusakan ventrikel).
 TD menurun (<90mmHg)
 Infark Ventrikel Kanan
 Distensi vena jugularis, kussmaul, hepatomegali
Tata Laksana
 diagnosis cepat,
 menghilangkan nyeri dada,
 penilaian dan implementasi strategi reperfusi yang mungkin dilakukan,
 tatalaksana komplikasi IMA.
Medika Mentosa
• Nitrat / Opiat
• Beta blocker
• Penyekat Kanal Ca
• ACE inhibitor

Non Medika Mentosa


• Terapi bedah
• Terapi reperfusi farmakologis
• Indikasi untuk revaskularisasi
Preventif
1. Melakukan aktivitas fisik dan olahraga yang teratur.
Dilakukan minimal 30 menit dalam sehari.
2. Berhenti merokok.
3. Menghindari stress.
4. Pengontrolan tekanan darah dengan gaya hidup.
5. Diet : mengurangi lemak dan kolesterol, dan gizi
seimbang.
Prognosis
Prognosis akan baik jika ditangani dengan cepat dan tepat.
Sekitar 25% dari pasien meninggal dalam waktu beberapa
menit setelah serangan tanpa perawatan medis.
Prognosis jauh lebih baik dari mereka yang bertahan hidup
untuk mencapai rumah sakit, dengan kelangsungan hidup 28
hari > 85%.
Kesimpulan
SKA, termasuk STEMI adalah suatu penyakit yang masih
menjadi masalah dengan angka kematian yang tinggi. Untuk
itu diperlukan kemampuan diagnosis yang cepat dan tepat
agar tidak terjadi keterlambatan dalam pemberian terapi.
memerlukan tenaga terampil dan adanya keterbatasan
kecepatan waktu pasien datang sampai dilakukan tindakan
pembalonan (door to ballon time). Memberikan obat untuk
mengurangi rasa nyeri dan yang juga penting adalah
modifikasi faktor resiko lainnya.

Anda mungkin juga menyukai