Anda di halaman 1dari 14

Perpres No.

39 Tahun 2019
Tentang Satu Data Indonesia
Perpres No. 39 Tahun 2019
• Untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada setiap kegiatan
pemerintah (baik pusat maupun daerah) memerlukan data yang akurat,
mutakhir, terintegrasi, dapat dipertanggung jawabkan, dan mudah
diakses.
• Untuk mewujudkannya diperlukan perbaikan tata kelola data baik di
pemerintah pusat maupun daerah.
• Dengan diterbitkannya Perpres No. 39 Tahun 2019 Tentang Satu Data
Indonesia merupakan langkah maju pemerintah dalam perbaikan tata
kelola data di Indonesia.
• Pemerintah sangat menyadari pada era revolusi industri 4.0, data
merupakan sumber daya yang paling bernilai sehingga harus dikelola
dengan sebaik-baiknya.
Perpres No. 39 Tahun 2019
• Bab I. Ketentuan Umum
• Bab II. Prinsip Satu Data
• Bab III. Penyelenggara Satu Data Indonesia
• Bab IV. Penyelenggaraan Satu Data Indonesia
• Bab V. Pendanaan
• Bab VI. Partisipasi Lembaga Negara dan Badan Hukum Publik
• Bab VII. Ketentuan Peralihan
• Bab VIII. Ketentuan Penutup
Bab I. Ketentuan Umum
• Pada pasal 1 dijelaskan definisi dari istilah-istilah yang digunakan pada
Perpres No. 39 Tahun 2019 untuk menyamakan persepsi
• Istilah tersebut antara lain Satu Data Indonesia, Data, Data Statistik, Data
Geospasial, Data Keuangan Negara Tingkat Pusat, Standar Data,
Metadata, Interopabilitas Data, Kode Referensi, Data Induk, Data Prioritas,
Forum Satu Data Indonesia, Portal Satu Data Indonesia, Instansi Pusat,
Pemerintah Daerah, Instansi Daerah, Pembina Data, Wali Data, Produsen
Data, dan Pengguna Data
• Pada pasal 2 dijelaskan tujuan pengaturan Satu Data Indonesia.
• Keberadaan aturan data ini bertujuan agar pemerintah dapat
mengumpulkan data dalam satu pintu yang akurat, mutakhir, terpadu,
serta mudah diakses.
Bab II. Prinsip Satu Data
• Data yang dihasilkan oleh Produsen Data harus memenuhi Standar
Data, memiliki Metadata, memenuhi kaidah Interopabilitas Data,
dan menggunakan Kode Referensi dan/ atau Data Induk yang
secara rinci dijelaskan pada pasal 3-10.
• Hal ini sangat baik untuk dilakukan agar data yang dihasilkan
kedepannya menjadi lebih berkualitas (mutakhir dan akurat),
terstandardisasi, dapat dipertanggung jawabkan karena dapat
ditelusuri proses menghasilkan datanya, terintegrasi karena ada
kode referensinya, serta mudah diakses dan dibagipakaikan.
Bab III. Penyelenggara Satu Data
Indonesia
• Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Pusat Terdiri dari
Dewan Pengarah, Pembina Data tingkat pusat, Walidata tingkat
pusat, dan Produsen Data tingkat pusat.
• Penyelenggara Satu Data Indonesia Tingkat Daerah Terdiri dari
Pembina Data tingkat daerah, Walidata tingkat daerah, Walidata
pendukung, dan Produsen Data tingkat daerah.
• Pada Bagian ini disebutkan peranan masing-masing penyelenggara
Satu Data Indonesia dan dijabarkan tugas-tugasnya yang tertuang
pada pasal 11-24 agar Peraturan ini dapat terlaksana dengan baik
baik di tingkat pusat maupun daerah.
Bab IV. Penyelenggaraan Satu Data
Indonesia
• Penyelenggaraan Satu Data Indonesia terdiri dari Perencanaan
Data, Pengumpulan Data, Pemeriksaan Data, dan Penyebarluasan
Data.
• Pada bagian ini dijelaskan tata cara penyelenggaraan Satu Data
Indonesia baik di tingkat pusat maupun daerah mulai dari
perencanaan sampai penyebarluasan data yang tertuang pada
pasal 25-39 Agar Penyelenggaraan Satu Data Indonesia dapat
terlaksana dengan baik dan memberikan hasil yang nyata.
Bab V. Pendanaan
• Pada Pasal 40 disebutkan ”Segala pendanaan yang diperlukan
untuk pelaksanaan Peraturan Presiden ini dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, dan/atau sumber pendanaan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.”
Bab VI. Partisipasi Lembaga Negara
dan Badan Hukum Publik
• Tidak hanya pemerintah pusat dan daerah saja yang berpartisipasi
dalam Satu Data Indonesia.
• Pada Pasal 41 disebutkan Lembaga negara dan badan hukum
publik, yang meliputi Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan,
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Lembaga negara dan
badan hukum publik lainnya dapat berpartisipasi dalam
penyelenggaraan Satu Data Indonesia dengan tidak mengurangi
wewenang dan independensi tugas dan fungsinya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bab VII. Ketentuan Peralihan
• Disebutkan Pada Pasal 42 “Peraturan Presiden ini, masih tetap
berlaku dan mempunyai kekuatan hukum mengikat untuk jangka
waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
pengundangan Peraturan Presiden ini.”
• Mengingat peraturan ini untuk dilakukan selama setahun kedepan,
semua pihak terkait harus berusaha keras dengan sebaik-baiknya
dalam mewujudkan Satu Data Indonesia agar tercipta Pondasi
Pembangunan yang kuat karena didasari dengan data yang
berkualitas.
Bab VIII. Ketentuan Penutup
• Pasal 43 menyebutkan “kebijakan pemerintah dan semua peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai tata kelola
dan/atau pemanfaatan Data yang telah ditetapkan dinyatakan
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Peraturan Presiden ini dan kebijakan pemerintah dan semua
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai tata
kelola dan/atau pemanfaatan Data yang telah ditetapkan wajib
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini
paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan presiden ini
diundangkan.
• Pasal 44 menyebutkan Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada 12
Juni 2Ol9.
Kesan
Pesan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai