3 ZERO 2030
Zero Zero Zero
new HIV infection AIDS related death discrimination
600
500
400
300
200
100
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
HIV 10 31 21 25 23 7 13 24 72 267 328 185 251 260 403 583 426
AIDS 1 6 17 54 34 47 30 19 37 11 137 94 71 7 76 61 124
90-90-90 Provinsi Lampung
Sebaran Layanan HIV dan IMS di Lampung
HIV Testing STIclinics ART Services
196 in 15 districts 35 in 6 districts 6 hospitals, 13 HC, 3 satellite
(9 districts)
2022
Triple Elimination Program in
infant: HIV-Hepatitis B&
Syphilis
2027
TARGET90-90-90 2018
FASTTRACK:90-90-90
2020
- 90% key Pop know HIV status
2012
- 100% babies of PLHIV pregnant
women are screened CoC& SUFA
2016
Guidelines for Screening HIV,
Syphilis, Pregnant women
Perkembangan Langkah
Pengobatan ARV di Indonesia
Pemanfaatan ARV
S-T O P
Suluh
Menuju Lampung
Temukan:90% Obati: Pertahankan: 90%
ODHAyang ART
ODHAtahu 90% ODHA
tanpa stigma dan statusnya mendapat terapi tidak terdeteksi
diskriminasi ARV virusnya
Suluh
1. Perubahan Cara Pandang HIV-AIDS:
HIV adalah penyakit kronis yg bisa dikelola Percepatan akan terjadi jika Stigma dan
diskriminasi telah menurun.
2. Pencegahan Penularan
• Edukasi kesehatan reproduksi remaja
• Perilaku Hidup Sehat bagi masyarakat
• Pendidikan Kespro yang tepat di dalam Kurikulum pendidikan
3. Peningkatan Peran Kader Kesehatan
• Lebih dari 70% ODHA bukan dari populasikunci
• Partisipasi masyarakat adalah kunci dari penurunan stigma dan diskriminasi serta
dukungan terhadap ODHA
4. Kampanye Promosi ARV
• Media KIE offline dan online untuk promosi ARV
• Penjangkauan populasi kunci yang inovatif; internet-based outreach
• Ibu Hamil :
• Terintegrasi dengan layanan KIA
• Kebijakan 3 Eliminasi (Permenkes 52/2017)
• Pasien TB :
• Terintegrasi di dalam layanan TB
• Membuat rencana bersama terkait TB HIV (penentuan daerah prioritas
dan layanan)
• Notifikasi pada Pasangan; pemberitahuan dan ajakan tes yang dibantu
oleh petugas kesehatan untuk pasangan/kontak dari pasien dengan HIV
Temukan
Community-based screening/Self testing; tes dengan menggunakan sediaan
mukosa, baik yang dibantu oleh penjangkau maupun mandiri
Tes untuk Triase; bidan dapat melakukan R0 (triase tes HIV), yang positif
dirujuk ke layanan diagnostik
Akses Tes Early Infant Diagnosis (EID); memperluas akses tes untuk bayi dari
ibu dengan HIV
Tes pada kelompok rentan; Pekerja tambang, perkebunan, konstruksi, Buruh
migran, Anak/remaja jalanan, komunitas lain
Temukan
Obati
• Test & Treat (Treat all); ARV untuk semua orang dengan HIV, tanpa
memandang CD4
• Simplifikasi memulai ART; pemeriksaan lab dilakukan setelah memulai
ART*
• Menurunkan harga ARV; dengan target on ART yang tinggi, harga ARV
harus terjangkau
• Perluasan layanan satelit dan inisiasi ART; di Kota/ Kab jalur cepat
TOP semua PKM dan RS pemerintah bisa memberikan ARV.
• Melacak ODHA yang telah terdiagnosa tetapi belum berobat untuk
mendorong mereka mendapatkan pengobatan bekerja sama dengan
komunitas
• Pendampingan ODHA berbasis keluarga; pelibatan keluarga ODHA untuk
pemantauan minum obat
• Sistem transportasi spesimen; memperluas akses pemeriksaan viral load
• Inovasi reminder minum obat
• Memaksimalkan penggunaan mesin VL terutama di kota besar
• Memaksimalkan penggunaan mesin TCM di kab kota (bekerjasama
dengan program TB)
Pertahankan
SURAT EDARAN DIRJEN NO : 1564/2018
22
Pemeriksaan HIV
fokus pada ibu hamil, bayi dari ibu HIV+, anak dengan gejala IO,
pasien IMS, pasien TBC, pasien Hepatitis, populasi kunci, pasangan
orang dengan HIV AIDS.
di Provinsi Papua dan Papua Barat dilakukan pada semua pasien yang
datang ke layanan kesehatan.
sesuai dengan ketentuan Permenkes Nomor 74 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV dalam proses review
23
Diberikan dengan memberikan informasi tentang manfaat obat ARV dan manfaat bagi
ODHA jika memulai pengobatan ARV dengan segera.
Dapat diberikan pada hari yang sama saat diagosis HIV ditegakkan pada ODHA yang siap
dan jika tidak ada kontraindikasi klinis (yaitu tidak ada gejala TBC, gejala infeksi
oportunistik lain dan CD4<100 pada kasus kriptokokus meningitis)
Rejimen obat ARV serta alur pencatatan, pelaporan dan permintaan obat mengacu pada
Permenkes no. 87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Anti Retroviral dalam
proses review
24
Seluruh ODHA diskrining TBC secara rutin setiap kali datang ke layanan
kesehatan.
Jika terdapat gejala TBC rujuk utk akses penegakan diagnosis TBC. Jika
tidak ditemukan gejala TBC Pengobatan Pencegahan INH tanpa melihat
riwayat pemberian ARV
25
pendekatan kasus dari VCT - PITC Menempatkan posisi penyakit HIV sama dengan yang lain yaitu
Terintegrasi dengan sistem layanan kesehatan di tiap tingkat fasyankes yang
Implementasi PITC sejak tahun 2009 ada
masih menimbulkan gap yaitu Penerjemahan dan implemententasi arti 5 c yang proposional
Wajib memastikan mendapatkan akses perawatan dan pengobatan ARV
Pelaksanaan PITC masih belum merata
dilakukan oleh seluruh fasyankes Triase untuk memperpanjang akses penemuan kasus setidaknya
untuk bumil, penderita TB
Masih ada perbedaan pelaksanaan konsep
PITC Perubahan periode jendela dari 3-6 bulan menjadi 4-6 minggu
karena pengggunakan RDT generasi 3 dan 4
Penemuan kasus HIV dibandingkan
dengan jumlah estimasi baru mencapai Penyederhanaan alur tes HIV mengikuti penggunaan
penggunaan RDT generasi ke 3 dan atau 4
32%
Laju transmisi HIV yang masih tinggi Kelompok yang perlu dilakukan re-testing HIV jika hasil tes HIV
negatif
WHO telah menerbitkan pedoman HIV Hasil inkonklusif 2 kali dianggap negatif
Testing Service yang baru
ALUR DIAGNOSIS HIV A1
A1(NR) A2 (NR)
A1(R) A2(R) Laporkan Non Reaktif
Tes A3
700,000 640.443
600,000
90%
500,000 81%
73%
400,000
301,959
300,000
200,000
180,843
47% 96,298
100,000
3,809
15% 4,131
0 0,6%
Estimasi Tahu Status Pernah ART Masih ART Dites VL Supresi VL
35%
65%