Anda di halaman 1dari 55

SYOK

.Anatomi Sistem Sirkulasi

Sirkulasi terdiri dari :


Jantung
Pembuluh darah yang terdiri dari
pembuluh darah vena dan arteri
Darah
Darah

Tanpa darah, tidak ada yang


dipompakan oleh jantung
Jumlah darah pada manusia adalah
kurang lebih 7% dari berat badan ideal,
atau 70 cc/kg berat badan.
Dengan demikian manusia berat badan
50 kg akan mempunyai darah sebanyak
50 x 70 cc = 3500cc ( 3,5 liter ).
Darah terdiri dari cairan, dan sel-sel
darah.
Sel-sel darah
Sel darah merah : membawa oksigen
yang akan diedarkan keseluruh tubuh,
dan mengangkut CO2 yang akan
dikeluarkan lewat paru-paru.
Sel darah putih : memerangi kuman
yang masuk tubuh ( melawan infeksi )
Sel pembeku (trombosit ) : untuk
membekukan darah
Darah yang keluar dari pembuluh darah
kecil akan membeku dengan
sendirinya,antara 3-10 menit, biasanya
6-7 menit, namun bila yang bocor
adalah pembuluh darah besar,
perdarahan tidak akan berhenti sampai
penderita meninggal.
Pengertian:

Syok adalah kumpulan


gejala-gejala yang
diakibatkan oleh karena
gangguan perfusi jaringan,
yaitu aliran darah ke organ
tubuh tidak dapat
mencukupi kebutuhannya.
Yang penting dalam keadaan
syok adalah

Pengenalan syok
Pengelolaan syok secara
umum
Jenis syok
Pengenalan syok

Syok adalah keadaan


dimana jaringan tidak
mendapatkan darah. Gejala
yang terjadi dapat sangat
ringan sehingga sulit
dikenali ataupun dapat
sangat berat sehingga
mudah dikenali.
Pengenalan syok
Nadi :
cepat dan kecil, pada syok yang
sandat berat nadi mungkin tidak akan
dapat diraba lagi.
Otak :
bila kekurangan darah, maka terjadi
gangguan fungsi otak.
Sedikit; gelisah dan ketakutan.
Syok berat; kehilangan kesadaran,
koma sebelum meninggal.
Pengenalan syok
Paru-paru :
Terjadi keadaan dimana sel-sel
mengalami hipoksia,
kekurangan oksigen. Tubuh
akan bereaksi dengan
membuat pernafasan menjadi
lebih cepat.

Pernafasan juga menjadi lebih


dangkal.
Pengenalan syok .

Kulit :
perabaan akan dinginnya kulit ini
dilakukan terutama pada daerah
tangan atau kaki.
Apabila kita mendapatkan penderita yang
kulit tangan atau kakinya dingin,
dan pada perabaan nadi kecil dan cepat,
maka sebaiknya penderita dianggap berada
dalam keadaan syok.
Macam-macam Penyebab
Syok
a.Syok Hipovolemi
Eksogenus :
cairan keluar dari tubuh misal pada
kasus perdarahan, gastroenteritis
(GE).
Endogenus :
cairan keluar dari intravaskuler masuk
kedalam ekstravaskuler, misal pada
kasus DHF atau DSS, luka bakar, hal ini
terjadi karena adanya peningkatan
permeabilitas pembuluh darah.
b. Syok kardiogenik

Penyebab :
Miokard infark
Gagal jantung
Aritmia
c. Syok obstruktif
Penyebab :
Tamponade pericard
Trombus atau emboli
Aneurysma aorta
d. Syok distribusi

Syok neurogenik
Syok anafilaktik
Syok septic
Gejala danTanda-tanda
syok secara umum
Gejala :
Gelisah , ketakutan
Mual, muntah
- Haus
Tanda :
Keringat dingin
Nadi cepat dan kecil ( takikardi )
Anggota tubuh dingin
Keringat dingin
Pernafasan cepat dan dangkal
Sianosis perifer
Kesadaran menurun
Produksi urine menurun
KLASIFIKASI SYOK
Klas II Klas III Klas IV
Klas I

Darah hilang /cc < 750 750 - 1500 1500-2000 > 2000

Darah hilang /% BV <15 15 - 30 30 - 40 > 40

Nadi < 100 > 100 > 120 > 140

Tekanan darah N N ↓ ↓

Respirasi 14 -20 20 -30 30 - 40 > 35

Produksi urine/cc > 30 20 - 30 5 - 15 Tdk ada

Kesadaran Agak gelisah gelisah Gelisah & Bingung &


bingung letargik

Cairan pengganti kristaloid kristaloid Kristaloid, Kristaloid,


koloid/darah koloid,darah
Penatalaksanaan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Syok
Pada prinsipnya penanganan syok
meliputi tindakan ABC, tindakan
atau penanganan sesuai dengan
jenis syok dan monitoring.
Meningkatkan penghantaran O2 ke
jaringan.
Meningkatkan curah jantung & TD
Resusitasi cairan.
Kontraktilitas  Inotropik
SVR  Vasopresor
Atasi aritmia
Airway
Tanpa alat
Tindakan pembebasan jalan nafas tanpa
alat dilakukan dengan cara triple airway
maneuver, head tilt, chin lift, jaw thrust.
Catatan bila pasien dengan kasus
trauma servikal hanya boleh dilakukan
jaw thrust.
Dengan alat
Bila tindakan pembebasan jalan nafas
tanpa alat tidak berhasil, maka harus
dilakukan dengan menggunakan alat
untuk pembebasan jalan nafas adalah :
orofaring tube, nasofaring tube, endo
tracheal tube, cricothyrotomi.
Breathing
Tindakan pemberian bantuan
nafas;
. Bernafas spontan , jalan nafas
bebas -> oksigen nasal atau
masker.
. Tidak bisa bernafas atau bisa
bernafas tetapi tidak adekuat
-> dibantu dengan menggunakan
bag and mask atau ambu bag.
. Intubasi -> ventilator.
Circulation
Circulation adalah tindakan untuk memperbaiki
keadaan hemodinamik atau sirkulasi darah
meliputi :
1. Posisi syok
Pasien ditidurkan mendatar, kaki
diletakkan lebih tinggi daripada kepala kurang
lebih 45 .

2. Pemberian cairan
Segera pasang infus dengan kateter vena
nomer 16 atau 18 dan dipasang di dua tempat.
Jenis dan jumlah cairan infus berkolaborasi
dengan dokter dan disesuaikan dengan
penyebab atau jenis syok.

Pada kasus perdarahan jangan lupa


mengambil contoh darah saat memasang
kateter vena.
PENATALAKSANAAN UMUM
PADA PASIEN DENGAN SYOK;
1. Pastikan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
dipertahankan.
2. Resusitasi cairan (mengganti volume yang
hilang).
a. IV kateter di dua vena periver
b. Ambil darah untuk pemeriksaan laoratorium;
hematokrit, hemoglobin, elektrolit, untuk
contoh darah (cross mach).
3. Infus RL (mendekati komposisi plasma dan
osmolalitas), transfusi, kontrol perdarahan,
pertahankan hemodinamik.
4. Pasang kateter urine, evaluasi tiap 15 – 30 menit.
Volume urine untuk menilai keadekuatan perfusi
ginjal.
5.Pemeriksaan fisik cepat untuk menentukan
penyebab syok.
6. Pertahankan hemodinamik; nadi, tekanan darah
pernafasan, suhu tubuh, warna kulit, kadar
hematokrit, hemoglobin, elektrolit dan haluaran
urine.
7. Meninggikan kaki, sirkulasi serebral baik dan
mendorong aliran darah vena kembali ke jantung
(kontra indikas pada cedera kepala).
8. Kolaborasi pemberian therapi inotropik (
Dopamin,untuk meningkatkan kerja kardiovaskuler).
9. Dukungan mekanisme defensif tubuh;
a. Tenangkan dan nyamankan , untuk menghilangkan
rasa khawatir.
b. Hilangkan nyeri, dengan kolaboratif untuk
pemberian analgesik dan narkotik.
Penanganan syok hipovolemik
Karena perdarahan;
Hentikan sumber perdarahan
Kaji tanda-tanda vital seperti; nadi, tekanan
darah, pernafasan, tingkat kesadaran, perfusi
perifer dan produksi urine.
Kolaborasi dengan dokter tentang jumlah dan
jenis cairan yang diberikan RL / NaCl 0,9% 2
sampai 4 kali jumlah defisit atau perdarahan.
Bila jumlah perdarahan lebih dari 30% EBV
tambahan plasma ekspander 10-20 cc/kgBB,
untuk pasien yang kadar Hb nya kurang dari 8
gr% beri transfusi.
Monitor status cairan tubuh dengan cara
menghitung pemasukan dan pengeluaran ,
monitor tanda-tanda vital, kalau perlu pasang
CVP dan ukur secara berkala
Kehilangan cairan & elektrolit
Kaji kondisi pasien untuk menentukan
tingkat dehidrasi
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian cairan infus
Pemberian cairan berdasarkan gejala
klinik atau derajat dehidrasi:
Ringan 2% dari BB (kg=liter )
Sedang 5% dari BB
Berat 8% dari BB.
Contoh : BB pasien 50 kg mengalami
dehidrasi berat maka cairan yang
diberikan adalah :
8 x 50 kg = 4000cc (4 liter)
100
Kehilangan plasma darah
Kaji kondisi pasien meliputi pernafasan, tekanan
darah, nadi, perfusi, produksi urine, tingkat
kesadaran, luas luka bakar dengan
menggunakan “rule of nine “
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
cairan
Pemberian cairan pada luka bakar tergantung
formula yang digunakan. Contoh formula Baxter,
4ccx BB x luas luka bakar, 1/2 nya diberikan
pada 8 jam pertama, ½ nya diberikan 16 jam
berikutnya.
Contoh kasus :
Berat badan pasien 50 kg, luas luka bakar 25%,
maka cairan yang diberikan 4 x 50 x 25 =
5000cc,1/2 nya(2500cc) diberikan pada 8 jam
pertama, dan sisanya diberikan 16 jam
berikutnya.
Penanganan syok kardiogenik
Kaji kondisi pasien meliputi pernafasan, tekanan darah,
nadi, irama jantung, perfusi, keluhan nyeri dada.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan
seperti:
Cairan infus
Jenis dan jumlah sesuai dengan order dokter. Prinsipnya
pemasangan infus pada kasus syok kardiogenik adalah
untuk memasukkan obat dan pemberian cairan infus untuk
rumatan karena pada kasus jantung seringkali pemberian
cairan harus dibatasi.
Dopamin
Dosis Dopamine 3-20Mcg (gama )/kgBB/menit. Peran
perawat dalam pemberian Dopamine ini adalah
mengencerkan dan melakukan penghitungan untuk
menentukan jumlah larutan Dopamine yang harus
diberikan setiap jamnya baik menggunakan infusion pump
maupun syringe pump.
Diuretik
Dosis yang diberikan 40 – 80 mg intra vena atau sesuai
order dokter.
Penanganan syok kardiogenik

Obat-obatan anti aritmia


Pemberian obat anti aritmia disesuaikan
dengan jenis aritmia dan lokasi aritmia (
ventrikuler atau supra ventrikuler ), seperti :
Lidokain, Sulfas Quinidin .
Buat rekaman ECG 12 lead selanjutnya pasang
alat monitor (vital sign monitor)
Persiapan pemasangan CVP , bila sudah
terpasang ukur secara berkala, pertahankan
CVP antara 10 -15 cmH2O.
Istirahatkan pasien dengan tujuan mengurangi
beban jantung dan menurunkan kebutuhan
jantung terhadap oksigen.
Lakukan monitoring /pemantauan terhadap
oksigen dan lakukan pemeriksaan analisa gas
darah secara berkala.
Syok Septik
Syok yang terjadi karena penyebaran
atau invasi kuman dan toksinnya dalam
tubuh, yang berakibat vasodilatasi.
1.Terapi-terapi definitive:
Identifikasi dan singkirkan sumber infeksi
Antibiotika sesuai kultur
2. Terapi suportif :
Normalisasi volume darah
Pertahankan curah jantung yang adekwat
Pastikan ventilasi dan oksigenasi yang
adekwat
Monitoring
1.Perfusi perifer
Meraba ujung-ujung ekstrimitas . Normal bila teraba
hangat, kering dan berwarna kemerahan.
Syok maka perfusi akan teraba basah, dingin dan terlihat
pucat.
2.Tekanan darah
Invasif. :
Pengukuran TD invasif yaitu langsung melalui arteri line
yang dhubungkan dengan monitor.Pengukuran dengan
cara ini lebih akurat dan tekanan darah yang sangat
rendahpun dapat terdeteksi.
Non Invasif :
Menggunakan manset, bisa secara manual maupun
elektrik atau dengan monitor
3.Nadi / irama jantung
Manual: pengisian, frekwensi, teratur/tidak
Monitoring EKG:frekwensi, irama jantung, seperti : sinus
takikardi,bradikardi, aritmia yang mengancam jiwa,
iskemik, infark dll.
Monitoring
4.Produksi urine
Pemasangan douwer kateter, untuk
mengetahui dan mengatur balans
cairan serta mengetahui fungsi vital
.Pengukuran dilakukan tiap jam
dengaan nilai normal 0,5 -
1cc/kgBB/jam.
5.Tekanan Vena Sentral ( CVP )
Nilai normal 5-15cmH2O
6.Suhu Tubuh:
Keadaansuhu tubuh pasien dan
penilaian kemajuan keadaan perfusi.
7.Tingkat kesadaran :
Pemantauan tingkat kesadaran
diperlukan untuk mengetahui perfusi
ke otak.
8. Foto thorax :
Perubahan paru dan jantung, letak
kateter vena sentral dan swan ganz,
letak ETT, dan letak drain thorax.
9. Swan Ganz :
Tekanan wedge paru dan cardiac
output.
10.Analisa Gas Darah:
Asam basa, fungsi paru, keberhasilan
terapi oksigen yang telah diberikan.
Prognosis

Lamanya syok berlangsung


Beratnya syok
Kecepatan penanganan yang
benar
Kondisi sebelumnya
Penyakit penyerta
Akibat syok yang berlanjut adalah
kematian yang disebabkan gagalnya
fungsi organ-organ vital yang bersifat
irreversible.
Makin lama berlangsung dan makin berat
derajad syok  kerusakan organ makin
besar.
Makin cepat pertolongan  makin besar
kemungkinan keberhasilannya.
Usia, gizi dan adanya penyakit lain 
mempengaruhi hasil penanganan syok.
Usia lanjut, gizi buruk dan penyakit
sistemik  memperburuk prognosis.
THERAPI CAIRAN
A. Fisiologi Cairan Tubuh

Komposisi Cairan Tubuh


Pada seorang dewasa muda rata-rata 60% dari
berat badan (BB) adalah air, sedangkan sisanya
40 % terdiri dari ; 18% protein, 15 % lemak, dan
7 % mineral.
Cairan tubuh 60% BB terbagi dalam 3
komponen normal yaitu; cairan intrasel 40% BB,
ekstrasel 20% yang terbadi dalam dua bagian
cairan interstisial 15 % dan plasma darah 5%.
B. Keadaan kekurangan cairan
Tubuh (Dehydration)

Penyebab dehidrasi :
a. kehilangan air (water depletion)
b. kehilangan natrium (sodium
depletion)
c. kombinasi keduanya (water and
sodium depletion)
Tanda dan gejala
Mulut kering
Rasa haus
Turgor kulit
Kulit lembab dan dingin
Takikardi dan nadi lemah
Produksi urine berkurang (oliguria)
Bola mata lembek
Mata tampak cekung ke dalam
Kondisi tubuh sangat lemah
Pemeriksaan darah
Derajat dehidrasi:
a. Dehidrasi ringan ; kehilangan cairan 2-5 % BB
Tanda dan gejala : membran mukosa kering,
meningkatnya rasa haus, turgor kulit menurun
b. Dehidrasi sedang ; kehilangan cairan 5-8 % BB
Tanda dan gejala : pre syok / syok, turgor kulit
buruk, tekanan darah menurun, takikardi, nadi
lemah, napas cepat, kulit lembab dan dingin.
Pada bayi terdapat fontanel yang cekung.
c. Dehidrasi berat : kehilangan cairan 8 – 10% BB
Tanda dan gejala : tanda dan gejala pada
dehidrasi sedang dengan kesadaran menurun ,
sianosis, dan otot kaku.
Penatalaksanaan:
a. Dehidrasi ringan ; memberikan cairan 50
ml/kgBB per oral setiap interval 4 jam
b. Dehidrasi sedang ; memberikan cairan 100
ml/kg BB atau lebih setiap 4 jam
c. Dehidrasi berat ; dilakukan pemasangan
akses vena, dan pemberian cairan melalui
intravenous. Pada dewasa diberikan bolus
1-2 liter, bila nemodinamik belum stabil
kombinasikan pemberian cairan dengan
koloid.
Keadaan kelebihan cairan tubuh
(overhydration)
Penyebab :
a. Peningkatan tekanan hidrostatik;
gagal jantung kongestif, gagal jantung kiri.
b.Penurunan tekanan osmotik plasma;
kerusakan pada hati, sindrom nefrotik.
c.Obstruksi saluran limfe; kanker payudara,
fibrosis pasca radiasi filariasis
Tanda dan Gejala

a. Pitting edema
b. Gangguan Pertukaran gas : Asfiksia,
anoksia.
c. Hipoalbuninemia
d. Prokinuria
e. Distensi Vena Jugularis
f. Bunyi Ronki pada paru
Penatalaksanaan

a. Pembatasan pemberian cairan


b. Observasi balance cairan.
c. Terapi preporat diuretik
d. Tidur dengan posisi kepala
ditinggikan
e. Pemberian oksigen
Penatalaksanaan Terapi Cairan :

Pengertian
Terapi cairan adalah pemberian
cairan intravena untuk mengembalian
volume cairan/darah yang merupakan
salah satu bentuk terapi medis yang
paling efektif dan baik
Tujuan

Tujuan terapi cairan adalah untuk


mengembalikan perfusi jaringan dan
pengiriman oksigen ke sel, sehingga
dengan demikian mengurangi iskemia
jaringan dan kemungkinan kegagalan
organ.
Jenis Cairan
Kristaloid
Kristaloid adalah suatu kelompok cairan tanpa
penambahan solut ionik atau nonionik.

Penyebarannya ditentukan oleh kadar Na+ yang hampir


isotonik, cairan tersebut didistribusikan ke ruang
interstisial ¾, dan hanya ¼ yang tinggal di intravaskuler,
selama 15-20 menit.

Contoh cairan kristaloid, NaCL 0,9%, NaCL hipertonik,


Ringer laktat (RL). Ringer asetat (RA), N/2 -D2,5 (NaCL
0,45% + D2,4%), N/5 – D4 (NaCL 0,18% + D4%), KAEN
1B (NaCl 0,225% + D3,75%).
Koloid

Koloid adalah cairan yang mengandung partikel


onkotik, sehingga menghasilkan tekanan onkotik,
seperti darah, produk darah seperti albumen karena
mengandung molekul protein besar.

Koloid artifisial juga mengandung molekul besar


seperti ; gelatin, dekstran atau kanji hidroksetil.
Semua larutan koloid akan mengekspansikan ruang
intravaskuler.

Koloid dengan tekanan onkotik yang lebih besar


dari pada plasma (hiperonkotik) akan menarik
cairan kedalam ruang intravaskuler, seperti :
albumin, HES 200/0,5.
Penatalaksanaan Terapi Cairan

Akses Vaskular
Tempat untuk akses vena adalah berturut-
turut, vena perifer, vena sektie, dan vena
sentral.
Pada anak kecil kurang dari 6 tahun, intra
osseus, terakhir vena sentral.
Intravena line (I.V. Line) yang
digunakan:
Dewasa; nomor 16, 18, 20
Anak ; nomor 20, 22, 24
Selang Infus
Transfusion set (blood set)
Infusion set
Mikrodrip (burret)

Jumlah tetesan infus :

Jumlah cairan (ml) yang dibutuhkan x faktor tetesan


= ........ tts/mt
Lama pemberian (jam) x 60 menit
Jenis Penatalaksanaan Terapi Cairan

Resusitasi
Terapi cairan resusitasi (pengganti) adalah untuk
menggantikan semua kehilangan abnormal, baik yang
terlihat atau tidak terlihat bila terjadi hipovolemi

Rumatan
Terapi cairan rumatan berarti pemenuhan jumlah air,
elektrolit (natium, kalium, klorida) serta glukosa yang
dibutuhkan klien yang tidak dapat memilih asupan mereka
sendiri. Diberikan setelah hemodinamik stabil, dan bertujuan
untuk menggantikan cairan yang hilang oleh karena
evaporasi, redistribusi, dan perdarahan baik akibat trauma
maupun pembedahan.
Monitoring Selama Terapi Cairan

Sirkulasi perifer (perfusi); akral, capillary


refill, warna kulit,suhu tubuh.
Jumlah urine ; 0.5 ml / kg BB/jam (30-50
ml/jam).
Nadi dewasa > 100 x /mt, usia sekolah >
120 x/mt, bayi > 160 x/mt, menandakan
hipovolemia
Tekanan darah
Central venous pressure (CVP), pada
kehilangan cairan (darah) > 30% volume
darah.
Respon Pemberian Terapi Cairan

Respon cepat
Respon Sementara
Respon minimal atau tidak berespon
Titik akhir terapi cairan dapat dievaluasi dari

Menilai kecukupan sirkulasi perifer; seperti suhu


jari kaki (akral), warna kulit, capillary refill (< 2
detik).
Produksi urine : 0,5 ml / kg BB/jam atau 30-50
ml/jam
Nadi merupakan indikator yang sedikit leih handal.
Frekuensi nadi pada dewasa > 12 x / mnt
menunjukkan terjadinya hipovelemia. Nadi dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor : nyeri, stress
emosional, dan obat-obatan.
Tekanan darah; relatif tidak sensitif. Tekanan
darah tidak memberikan gambara perfusi jaringan,
dan karena pelepasan katekolamin pada klien
syok, tekanan darah dapat dipertahankan dengan
baik walau terjadi hipovolemia (syok ringan).

Anda mungkin juga menyukai