Penyimpangan Seksual Umumnya dikaitkan dengan konteks sosial dan standar moral setempat. Namun ada yang secara konsisten, secara sosiologis dan psikologis, dianggap menyimpang Paraphilia • “…that the deviation…lies in that to which the person is attracted…” • sexual fantasy – tidak dengan sendirinya merupakan symptom psikopatologik Rangsang Seksual • “…a broad psychological construct denoting the subjective and physiological changes preparatory to a sexual act…” • Persoalan dengan sexual stimuli • Sexual arousal belum tentu sama dengan sexual behavior Kejahatan Seksual • “…the use of force, disparities in age, violations of close relationships, and violations of public order, but their relationship to clinical concepts of sexual deviation is indirect.” • Not all paraphilic acts are illegal, not all sexual offences are paraphilias. • Secara legal, definisi kejahatan seksual berkembang antar yurisdiksi Insidensi & Prevalensi • Kontribusi rendah pada angka total kejahatan tercatat • Kenyataan diyakini jauh lebih tinggi dibanding data formal • Persoalan korban yang menentukan kelanjutan kasus • Tipologi pelaku kejahatan seksual (p. 286) Residivisme • Terdapat hasil berbeda-beda menyangkut residivisme dan reoffending terkait kejahatan seksual • Pelaku kejahatan generalis vs. spesialis • Yang lebih mungkin terjadi, keterlibatan dalam kejahatan seksual merupakan awalan bagi keterlibatan lebih jauh dengan kejahatan pada umumnya Teori Penyimpangan Seksual • Perspektif biologis • Konsepsi psikodinamika • Teori-teori belajar • Teori-teori sosiokultural Eksebisionisme • Termasuk yang paling umum terjadi • Motif mencari fantasi • Tidak ada penjelasan lengkap tentang eksebisionisme. Penjelasan kombinatif lebih memuaskan (p. 291) Kekerasan seksual • “…the use of threats or force to gain compliance in sexual acts, or aggressive behavior in the context of sexual arousal.” • Perkosaan sebagai fenomena kekerasan seksual paling kompleks • Dua isyu: sebagai sexual deviation atau sebagai the need for power and control Tipologi pemerkosa • Power rapist, anger rapists, seductive rapists • 4 kelompok pemerkosaan yang mengkombinasikan motif seksual dan motif agresif • Berbagai kategori lain (p. 293) Faktor budaya • Bila di masyarakat terjadi pemisahan seksual, posisi wanita lemah serta ada ideologi yang mendukung kekerasan dan mitos macho • Mitos-mitos perkosaan Pornografi • Debat utama: apakah stimulasi seksual lewat pornografi akan mendorong kekerasan seksual atau tidak • Walaupun pornografi dapat menghasilkan perilaku negatif dan pandangan negatif terhadap wanita, tidak otomatis menghasilkan kekerasan seksual Karakteristik sexual agressor • Apakah karakteristik pemerkosa terbedakan atau tidak? Temuan inkonsisten • Apa sebenarnya yang mendorong penggunaan kekerasan? (p. 299) • Penggunaan teori-teori yang terintegrasi Sadisme Seksual • Sadisme ada pada bentuk, motif atau akibat? • Model sadisme seksual oleh Burgess (p. 302)