• Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles
mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa
air adalah jiwa segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai
dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran
dalam bidang ini. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti
berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti
argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles
adalah silogisme.
• Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan
pengembangn logika. Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334
SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan
Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan
metode geometri.
• Kaum Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut merintis lahirnya logika.
Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Logika dikembangkan
secara progresif oleh bangsa Arab dan kaum muslimin pada abad II Hijriyah. Logika menjadi bagian
yang menarik perhatian dalam perkembangan kebudayaan Islam. Namun juga mendapat reaksi yang
berbeda-beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari logika,
Al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-
orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Filosof Al-Kindi mempelajari dan menyelidiki logika
Yunani secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi.
• Selanjutnya logika mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika menjadi sangat dangkal dan
sederhana sekali. Pada masa itu digunakan buku-buku logika seperti Isagoge dari Porphirius, Fonts
Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, dan sistematika logika dari
Thomas Aquinas. Semua berangkat dan mengembangkan logika Aristoteles.
• Pada abad XIII sampai dengan abad XV muncul Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus,
Wilhelm Ocham menyusun logika yang sangat berbeda dengan logika Aristoteles yang kemudian kita
kenal sebagai logika modern. Raymundus Lullus mengembangkan metoda Ars Magna, semacam aljabar
pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran - kebenaran tertinggi. Francis Bacon mengembangkan
metoda induktif dalam bukunya Novum Organum Scientiarum . W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk
menyederhanakan pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan Logika
Transendental yaitu logika yang menyelediki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman.
Selain itu George Boole (yang mengembangkan aljabar Boolean), Bertrand Russel, dan G. Frege tercatat
sebagai tokoh-tokoh yang berjasa dalam mengembangkan Logika Modern. Pada abad 9 hingga abad 15,
buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione,Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih
digunakan. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.
TOKOH TOKOH DALAM LOGIKA MODERN
• Petrus Hispanus (1210 - 1278)
• ROGER BACON (1214 – 1292)
• RAYMUNDUS LULLUS (1232-1315)
• FYI : Raymundus Lullus Adalah Yang menemukan metode logika baru yang dinamakan
Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
• WILLIAM OCHKAM (1295-1349)
• Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh
Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-
1704) dalam An Essay Concrning Human Understanding. Francis Bacon
(1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam
bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika
yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic.
PELOPOR LOGIKA SIMBOLIK
• Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716)
menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan
menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
• George Boole (1815-1864)
• Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya terdapat
banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika
sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. LOGIKA ALAMIAH
2. LOGIKA ILMIAH
1. LOGIKA ALAMIAH
• Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum
mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-
kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia
dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni.
2. LOGIKA ILMIAH
• Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan
azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika
ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih
aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya
dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam
pikiran dan akal budi.
LOGIKA SEBAGAI CABANG ILMU FILSAFAT
• Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa
makna dibalik kenyataan atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
• Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-
hari.Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta
pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan
kesesatan penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku
dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
• Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar
dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut
dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-
teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.
• Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk
meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar
dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.
KEGUNAAN LOGIKA
• Membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,
• tertib, metodis, dan koheren atau untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar.
• Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
• Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
• Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
• Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan serta
kesesatan.
• Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
• Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.
SEKIAN & TERIMA KASIH