Anda di halaman 1dari 15

KEGAWATDARURATAN PADA GIGITAN HEWAN

DISUSUN OLEH :
kelompok 1 kelas 3b
1. BUNGA CITRA LESTARI
2. CHINDY OKTAVIA JEFRI
3. GERY PINTO
4. RISKA ERIZA GUSRI
1. GIGITAN PADA ANJING
Bahaya rabies
DEFENISI
(penyakit anjing gila)
tidak segera
mengancam kecuali
apabila gigitan terjadi
dikepala atau dileher.
Gigitan anjing biasanya
“lebih bersih”
dibandingkan dengan
gigitan binatang
lainnya. Bekasnya tidak
begitu dalam dan
mudah.
Gigitan hewan
atau manusia
yang terkena
rabies.
Air liur hewan
atau manusia
Virus rabies.
yang terkena
rabies.

ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat


pada air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini menularkan
infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melaui gigitan
dan kadang melalui jilatan. Secara patogenesis, setelah
virus rabies masuk lewat gigitan, selama 2 minggu virus
akan tetap tinggal pada tempat masuk dan disekitrnya.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus rabies akan
menghindari penghancuran oleh sistem imunitas tubuh
melalui pengikatannya pada sistem saraf.
a.Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit
kepala, nafsu makan menurun, badan terasa lemah,
mual, muntah dan perasaan yang abnormal pada
daerah sekitar gigitan (rasa panas, nyeri berdenyut)
GEJALA b.Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap
cahaya, udara, dan suara
c.Air liur dan air mata keluar berlebihan
d.Pupil mata membesar
e.Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan
nampak kesakitan
f.Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu
lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.
PENATALAKSAAN

Penanganan terhadap orang yang digigit


hewan: Yang pertama dan paling penting
adalah penanganan luka gigitan untuk
mengurangi atau mematikan virus rabies yang
masuk lewat luka gigitan. Cara yang efektif
adalah dengan membersihkan luka dengan
sabun atau detergen selama 10 -15 menit
kemudian cuci luka dengan air (sebaiknya air
mengalir) . Lalu keringkan dengan kain dan
beri antiseptik seperti betadine atau alkohol
70%. Segera bawa ke pusat pelayanan
kesehatan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Airway (jalan nafas)
Pada airway yang perlu diperhatikan adalah memperthankan kepatenan jalan napas, memperhatikan
suara nafas, atau apakah ada retraksi otot pernapasan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas b/d kekakuan otot kerongkongan, gangguan daerah otak yang
mengatur proses menelan dan pernafasan.
a. Kaji tingkat kesadaran pasien
Dengan melihat, mendengar, dan merasakan dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kesadaran
pasien.
b. Observasi keadaaan umum pasien
Mengetahui tingkat kesadaran pasien sehubungan dengan kepatenan jalan napas pasien.
c. Kaji atau pantau pernapasan klien
Mengetahui frekuensi pernapasan klien sebagai indikasi dasar gangguan pernapasan.
d. Berikan posisi yang nyaman misalnya posisi semi fowler
Posisi semi fowler memungkinkan ekspansi paru lebih maksimal.
e. Brikan terapi O2 sesuai kebutuhan pasien
Memenuhi asupan oksigen yang adekuat pada pasien.
f. Auskultasi bunyi napas dengan mendekatkan telinga ke mulut pasien.
Mengetahui tingkat pernapasan pasien dan mengetahui adanya penumpukan secret.
2.Breathing
Diagnosa : Ketidakefektifan pola napas b/d kekakuan otot pernapasan/otot
tenggorokan
IntervensI :
1. Observasi warna kulit,membran mukoasa dan kuku,catat adanya sianosis
Perubahan warna kulit dan membrane mukosa menandakan terjadinya
kekurangan oksigen
2. Pertahankan istirahat tidur
3. Kaji usaha dan frekuensi napas pasien
4. Auskultasi bunyi napas dengan mendekatkan telinga pada hidung pasien serta
pipi ke mulut pasien
a. Mengetahui masih adanya usaha napas pasien
b. Pantau ekspansi dada pasien
c. Mengetahui masih adanya pengembangan dada pasien
5. Kaji frekwensi dan kedalaman pernafasan pasien
6. Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
3. circulation
Diagnosa keperawatan: Penurunan curah jantung b/d aritmia
Intervensi:
1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer,
warna dan kehangatan kulit.
2)Berikan posisi terlentang, bila tekanan darah dalam rentang
lebih rendah dari biasanya.
3)pantau tanda – tanda vital (nadi, warna kulit) dengan
menyentuh nadi jugularis
4)pantau tanda-tanda syok
5)kolaborasi dalam pemberian cairan parienteral
6) Kolaborasi dalam pemberian antikoagulan untuk mencegah
pembentukan thrombus.
SECONDARY SURVEY
a.Observasi TTV secara continue
b.Lakukan pemeriksaan EKG dan EEG
c.lanjutkan pemberian vaksinasi dan serum anti rabies
d.pantau kesadaran pasien apakah pasien masih sadar penuh atau pasien
jatuh pada fase coma terutama pantau pernafasannya.
e.Pantau ingkah laku atau mental pasien

EVALUASI
a.Menunjukkan status sirkulasi,neurologis,perfusi jaringan perifer yang
adekuat
b.Curah jantung memadai
c.Pola nafas efektif
d.Syok hipovolemik tidak terjadi
e.Rasa nyeri diminimalkan
2. GIGITAN PADA SERANGGA
DEFENISI MANIFESTASI

Korban oleh serangga biasanya


ringan dan tidak banyak a.Biasanya terdapat riwayat gigitan yang
bahayanya. Dasar timbulnya reaksi tajam seperti ditusuk jarum diikuti dengan
dari penderita adalah suatu reaksi nyeri tumpul yang mati rasa pada
alergi. Reaksi ini bermacam- ekstremitas yang terkena atau daerah lain
macam dan sangat bergantung pada tubuh
pada individu. Bukan saja biasanya
b.Nyeri hebat diikuti dengan kekakuan
tetapi komponen serangga itu
sendiri bersifat allergen. Kematian
otot dari ekstremitas atau daerah badan
disebabkan reaksi anafilaksis dan yang terkena
timbul biasanya akibat sengatan.
GEJALA
a.Sakit kepala
b.Pusing
c.Edema palvebra
d.Konjungtivitis
e.Mual dan muntah Pengobatan
f.Berkeringat a.Berikan 2-10 cc kalsium
g.Kelemahan glukonat 10% untuk relaksasi
h.Olliguria PENGOBATA otot dengan segera.
N Metokarbamol (robaxin) 1 gram,
diberikan dengan kecepatan 100
mg/menit IV sebagai alternative
b.Untuk gejala yang lebih ringan
pada orang dewasa dan anak
anak diatas 6 tahun diberikan
diazepam
c.Pada kasus berat, orang tua
dan anak dibawah 6 tahun di
berikan anti bisa (lyovac
latrodectus : MSD), 1 ampul (
2,5 cc) IV didalam 50 cc larutan
salin. Lakukan tes kulit terlebih
dahulu
3. GIGITAN ULAR
DEFENISI
Karena gigitan ular yang berbisa, yang
terdapat pada 3 famili ular yang
berbisa, yaitu Elapidae, Hidrophidae,
Pada umumnya ular mengigit dan Viperidae. Bisa ular dapat
pada saat ia sangat aktif yaitu menyebabkan perubahan local, seperti
pada senja hari atau fajar. Ular edema dan pendarahan.
yang sedang bersembunyi dibalik Daya toksik bisa ular yang telah
batu akan menggigit apabila diketahui ada 2 macam :
merasa terganggu. Gigitan ular a.Bisa ular yang bersifat racun
akan meninggalkan bekas yang terhadap darah (hematoxic)
dapat memberikan petunjuk b.Bisa ular yang bersifat saraf
tentang jenis ularnya. Gigitan ular (Neurotoxic)
berbisa meninggalkan bekas
tarinng yang nyata. Tetapi untuk
identifikasi yang lebih pasti, lebih
baik apabila ularnya dapat
dibunuh. Identifikasi ini penting
untuk mengenali jenis bisa yang
telah dimasukkannya bersama
gigitan.
4.PENATALAKSANAAN
a.Pertolongan pertama adalah penting,
3.MANIFESTASI KLINIS jangan menunda pengiriman ke rumah
a.Tanda tanda awal dalam 4 jam termasuk sakit. Apabila penanganan medis tersedia
tremor, mengantuk, eforia dan salifasi yang dalam beberapa jam, satu satu nya
bermakna tindakan dilapangan adalah imobilisasi
b.Sesudah 5-10 jam terkena nervus cranial pasien dan pengiriman secepatnya. Jika
menyebabkan pengucapan tidak jelas, penanganan lebih dari 3-4 jam dan jika
kelumpuhan otot ocular, pupil miosis yang envenomasi sudah pasti lakukan
terfiksasi disvagia dan dispnea pemasangan tourniquet dengan segera
dan insisi dari penghisapan dalam 30
menit tan, sesudah gigitan, imobilisasi dan
pengiriman secepatnya. Bila
memungkinkan pertahankan posisi
ekstremitas setinggi jantung. Jika dapat
dikerjakan dengan aman bunulah ular
5.KOMPLIKASI tersebut untuk identifikasi.
a.Syok hipovolemik b.Lakukan evaluasi klinis lengkap dan
b.Edema paru pesanlah untuk pemeriksaan labolatorium
c.Kematian dasar, hitung sel darah lengkap,
d.Gagal napas penentuan golongan darah dan uji silang,
hitung trombosit dan penentuan kadar
gula darah dan elektrolit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai