Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN IMAN

DAN AKHLAK
FIA AMELIA
URFA KHANSA A,

DOSEN :
Darmawan, S.Pdl., M.Pd.
Pengertian Iman dan Akhlak
Iman memiliki arti percaya. Seorang yang beriman berarti ia memiliki
kepercayaan tertentu atas yang diimaninya. Percaya bukan berarti hanya sekedar
meyakini, namun juga tercermin dari apa yang diucapkan dan dilakukan secara
konsisten. Sebagaimana disampaikan di ayat di bawah ini, bahwa orang beriman
adalah mereka percaya pada yang ghaib, melaksanakan shalat dan menafkahkan
rezeki. Artinya, orang beriman akan percaya pada Allah dan tidak akan lepas
kehidupannya dari Allah SWT.
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS : Al
Baqarah : 3)
Namun, persoalan iman seseorang tentu adalah masalah pribadi atau
personal. Tidak ada yang dapat menilai kualitas iman seseorang daripada Allah sendiri.
Tentu hanya Allah saja yang berhak dan dapat menilai hal tersebut secara pasti dan
valid. Sedangkan penilaian manusia tentu hanya aspek pinggiran saja.
Akhlak adalah nilai suatu perilaku atau tindakan dengan
baik atau buruk. Akhlak yang baik atau buruk, tentu
didasarkan kepada pondasi Islam yaitu rukun iman dan rukun
islam.
Menurut definisi yang dikemukakan oleh Al-Ghazali,
akhlak adalah; “suatu sifat yang tertanam dalam jiwa
(manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang
mudah dilakukan, tanpa telalu banyak pertimbangan dan
pemikiran yang lara”.
Suatu perbuatan baru dapat disebut sebagai cerminan
akhlak, jika memenuhi syarat berikut ini;
■ Dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu
kebiasaan Pendidikan Agama Islam.
■ Timbul dengan sendirinya, tanpa pertimbangan yang lama
dan dipikir-pikir terlebih dahulu.
Dipandang dari terminologi, ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas
baik dan buruk, antara yang terpuji dengan yang tercela tentang perkataan dan
perbuatan manusia lahir dan batin. Akhlak terhadap makhluk, dapat dibagi dua yaitu ;
 akhlak terhadap manusia dan
 akhlak terhadap bukan manusia.
Akhlak terhadap manusia dibagi lagi menjadi dua yaitu;
 akhlak terhadap diri sendiri sedang
 akhlak terhadap orang lain dapat disebut misalnya akhlak terhadap Rasulullah,
akhlak terhadap orang tua, akhlak karib terhadap kerabat, akhlak terhadap
tetangga, akhlak terhadap masyarakat.
Keimanan yang Harus Ada Pada Seorang
Muslim
A. Iman Kepada Allah
Memiliki keimanan kepada Allah artinya adalah meyakini secara benar
dan perbuatan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, Illah yang layak
untuk disembah. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut:
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan
tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia.” (QS : Al Ikhlas : 1-4)
B. Iman Kepada Malaikat Allah
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya,
dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat
Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya” (QS Al An-am :
61)
Disampaikan dalam ayat diatas bahwa kekuasaan Allah diantaranya adalah
adanya malaikat yang mengawal manusia dalam perilaku keseharian.

C. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah


Beriman kepada kitab Allah artinya meyakini kebenaran akan kitab-kitab Allah
serta dari keyakinan tersebut, menjadikannya sebagai pedoman kehidupan. Meyakini
kitab Allah berarti juga siap menjalankan seluruh isinya beserta apa yang menjadi
perintah di dalamnya. Fungsi Iman Kepada Kitab Allah menjadikan kita hidup dalam
jalan kebenaran dan senantiasa terpacu untuk menerapkanya dalam kehidupan
keseharian.
D. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):
“Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa):
“Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS Al
Baqarah : 285)
E. Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada Hari Akhir tentunya adalah bagian dari keimanan yang sangat
penting. Iman kepada hari akhir bearti meyakini bahwa dunia ini hanyalah sementara
saja sedangkan akhirat adalah tempat yang paling akhir untuk berpulang. Hari akhir
ditandai dengan terjadinya kiamat dan kehancuran alam semesta, kecuali hanya Allah
SWT.
F. Iman Kepada Qada dan Qadar
Iman kepada Qada dan Qadar adalah meyakini akan ketetapan-ketetapan yang
telah Allah berikan. Dalam hal ini berarti meyakini akan kodrat dan takdir yang telah
ditetapkan oleh Allah. Contohnya, sudah menjadi takdir bahwa seorang wanita memilili
fungsi untuk mengandung dan menyusui sedangkan pria tidak.
Hubungan Akhlak dengan Iman
I. Iman Menjadi Dasar Perilaku
Iman adalah dasar perilaku atau akhlak. Tanpa iman ataupun iman yang keliru
tentu akan mempengaruhi kualitas akhlak kita. Sekalipun dalam satu waktu akhlak
tampak terlihat baik, namun belum tentu dilain waktu akan baik pula karena keimanan
yang keliru.
II. Akhlak adalah Bukti Keimanan
Akhlak adalah bukti keimanan. Seseorang yang mengaku beriman namun tidak pernah
berakhlak mulia atau sesuai dengan Islam, tentu menjadi pertanyaan apakah orang
tersebut benar-benar memiliki keimanan yang kuat. Oleh karena itu, tidak hanya cukup
dengan iman namun harus juga membuktikan diri dengan akhlak.
III. Iman dan Akhlak adalah Satu Kesatuan

Iman dan akhlak adalah satu kesatuan. Kelak di akhirat nanti, Allah SWT tidak hanya
mempertanyakan salah satunya saja melainkan seluruhnya yaitu iman dan akhlaknya.
Orang beriman belum tentu selamat, jika akhlaknya buruk. Begitupun orang yang tidak
beriman tentu akan mempersulit akhlaknya menjadi baik.
Sobat Muslim, bukti keimanan dan akhlak manusia tentunya akan terwujud ketika
manusia bersungguh-sungguh melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi
laranganNya.
Bukti bahwa akhlak itu sangat penting telah di kibarkan oleh Rasulullah SAW dalam
sebuah hadis beliau, sebagai berikut:
Artinya:
Dari Aisyah ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. Barsabda: “Sesungguhnya
orang mukmin dengan budi pekerti yang baik, dapat mengejar derajat orang yang
selalu berpuasa dan selalu salat malam.: (H.R. Abu Daud)
Juga dalam hadis beliau lagi yang berbunyi :
Artinya : “Diriwayatkan oleh Dtirmidzi dar Abdullah dari Al-Mubarak, beliau mengartikan
budi pekerti yang baik adalah : “Bermuka manis, memberi pertolongan dalam
kebaikan, dan mencegah sesuatu yang membahayakan”.

Anda mungkin juga menyukai