Anda di halaman 1dari 30

Dosen Pengampu :

Ris Yuwono
1. Karimatin Nisa’ (170231100006)
2. Reza Eka Yunita (170231100010)
3. Anis Nurul Laili (170231100083)
4. Hilda Nisrina Dewantari (170231100091)
5. A’ad Rizal Fauzi (170231100093)
6. Shela Syahira (170231100095)
7. Lamtiur Hutapea (170231100193)
8. Fahim Imaduddin (170231100197)
3

01 Definisi penduduk dan kependudukan

02 Definisi ketenagakerjaan

03 Kondisi kependudukan dan permasalahanya

04 Kondisi ketenagakerjaan dan permasalahanya


4

Menurut pasal 28E ayat (1) UUD 1945 orang-orang yang tinggal dalam wilayah
negara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. penduduk adalah orang orang yang memiliki domisili atau tempat tinggal tetap
di wilayah negara itu, yang dapat dibedakan antara warga negara (citizen)
dengan warga negara asing (foreign citizen) (WNA).
b. Pengertian bukan penduduk adalah orang orang lain yang tinggal dalam negara
yang bersifat sementara sesuai dengan visa yang diberikan oleh negara (kantor
imigrasi) yang bersangkutan, contohnya turis.
Menurut undang undang no 10 tahun 1992 pasal 1 ayat 2 Kependudukan adalah hal
ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran,
mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut.
5

• Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


menyebutkan bahwa ketenagakerjaan adalah segala hal yang
berhubungan dengan masalah tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama, dan sesudah masa kerja.

• Menurut Payaman Simanjuntak tenaga kerja (manpower) adalah


penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari kerja,
dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus
rumah tangga.
6

1. TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja)


2. Tingkat pengerjaan (Employment Rate)
3. Tingkat pengangguran (Unemployment Rate)

Konsep tersebut berguna untuk menganalisis situasi yang berlangsung di pasar


kerja. Pemahaman tentang situasi pasar kerja berguna untuk :
a. Perumusan kebijaksanaan ketenagakerjaan dan penciptaan kesempatan kerja
b. Perumusan kebijaksanaan kependudukan dan sumber daya manusia secara
keseluruhan.
7

Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan dinegara-Negara


sedang berkembang yaitu:
1. Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relative tinggi
2. Adanya struktur umum yang tidak favorable
3. Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang/merata
4. Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih
8

Jumlah Penduduk (Juta Jiwa)


300

261.9 265 267


255.5 258.7
250

200

150
129.9 131.3 132.7 134
128.5
128.6 130 131.5 132.9
127.1
100

50

0
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Penduduk Laki-Laki Perempuan
9

Jumlah Penduduk Tertinggi Dunia (Juta Jiwa)


1600

1400
1400
1300

1200

1000

800

600

400
328.7
269.1

200

0
Tiongkok India Amerika Indonesia
Series 1
1
0

6
Kelahiran & Kematian (Juta Jiwa)

5
4.92 4.9 4.85 4.82 4.8

2
1.7 1.72 1.76 1.8
1.6

0
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Kelahiran Kematian

https://databoks.katadata.co.id/
1
1
Angka Harapan Hidup (Tahun)
71.3

71.2
71.2

71.1 71.06
71

70.9
70.9

70.8 70.78

70.7

70.6
70.59

70.5

70.4

70.3

70.2
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Angka Harapan Hidup
https://bps.go.id/
1
2

Badan Pusat Statistik


1
3

Pengangguran
Tenaga kerja yang menganggur adalah
mereka yang ada dalam umur angkatan 03 Pengangguran potensial (potensial
kerja dan sedang mencari pekerjaan underemployment)
pada tingkat upah yang berlaku.
Dinegara sedang berkembang 02 Pengangguran tak kentara (disguised
pengangguran dapat digolongkan unemployment/invisible underemployment)
kedalam 3 jenis yaitu:
01 Pengangguran yang kelihatan (visible underempoyment)
1
4
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
8.00
7.48
7.00

6.13 6.17 6.18


6.00
5.94
5.61 5.50 5.34
5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
TPT (%)

Badan Pusat Statistik


1
5

Badan Pusat Statistik


1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Lapangan Pekerjaan Tidak Seimbang

Saat ini memang banyak sekali lulusan – lulusan sarjana bahkan magister yang bisa dibilang berpengalaman, namun karena kurangnya lowongan pekerjaan
yang tersedia, inilah yang membuat banyaknya pengangguran di Indonesia. Apalagi saat ini populasi di Indonesia sedang banyak – banyaknya.

2. Kemajuan Teknologi

Saat ini sudah banyak pabrik yang hanya membutuhkan sedikit pekerja karena kebanyakan posisi nya sudah diambil oleh robot. Selain biaya lebih murah,
menggunakan robot juga membuat pekerjaan lebih cepat.

3. Keterampilan dan Pengalaman Pemohon Tidak Sesuai Kriteria

Setiap perusahaan sudah tentu memiliki kriteria dalam menerima karyawan, namun tentu saja akan ada persaingan dalam hal ini. Semakin tinggi keterampilan
seseorang dalam suatu posisi maka akan semakin mudah pula dia diterima.

Beda hal nya dengan yang baru saja bekerja, biasanya mereka akan sulit untuk diterima karena perusahaan membutuhkan kriteria yang sesuai dengan posisi
yang mereka butuhkan.

4. Kurangnya Pendidikan

Semakin tinggi gelar dan derajat seseorang, maka akan semakin mudah dia mendapatkan pekerjaan, sehingga jika ada seseorang yang tingkat pendidikannya
rendah, biasanya dia akan menjadi buruh kasar saja, apalagi jika seseorang itu tidak memiliki jiwa usaha.

5. Kemiskinan

Orang yang tumbuh di lingkungan dan keluarga miskin, biasanya juga akan tumbuh menjadi orang yang kekurangan pula. Hal ini dikarenakan kebanyakan rakyat
bawah Indonesia tidak bisa mengenyam pendidikan yang baik, sehingga banyak dari mereka yang menganggur
6. PHK
Biasanya, perusahaan melakukan PHK untuk menstabilkan sistem kerja. Pemutusan Hubungan Kerja bisa dibilang suatu hal yang paling ditakuti
karyawan swasta, karena jika kontrak kerja habis atau adanya pengurangan karyawan yaitu PHK, karyawan swasta yang asalnya bekerja di
perusahaan tersebut akan kebingungan mencari pekerjaan di tempat lain.
7. Tempat Tinggal Jauh
Sebuah kota yang kurang atau tidak berkembang biasanya merupakan sarang bagi pengangguran. Banyak alasan kenapa mereka menganggur,
mulai dari tempat tinggal yang jauh dari domisili, karena kurang mampu sehingga tidak bisa mencoba peruntungan dan lain sebagainya.
8. Persaingan Pasar Global
Saat ini di Indonesia sudah ada banyak perusahaan asing yang didirikan, namun mereka lebih memilih menggunakan tenaga kerja dari negara
lain dibandingkan tenaga kerja dari Indonesia. Alasannya karena keterampilan juga kemampuan tenaga kerja lokal masih tidak sesuai dengan
persyaratan mereka.
9. Kesulitan Mencari Lowongan Kerja
Ada banyak perusahaan yang tidak mengumumkan posisi yang dibutuhkan dengan baik, sehingga banyak orang yang memiliki potensial besar
ketinggalan dan kehilangan informasi. Banyak perusahaan – perusahaan yang hanya mengumumkannya dengan hanya menempelkan kertas di
gedungnya. Selain itu juga biasanya pencari kerja sering malas untuk mencari informasi lowongan pekerjaan.
10. Harapan Untuk Calon Pekerja Terlalu Tinggi
Tentu saja setiap perusahaan menginginkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman. Namun biasanya jika ketika seleksi yang ketat tidak
ada yang sesuai, banyak dari mereka yang sama sekali tidak menerima tenaga kerja.
Dampak Bagi Perekonomian Negara
Penurunan pendapatan rata-rata penduduk perkapita
Penurunan penerimaan pemerintah dari sektor pajak
Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah
Menambah hutang negara
Dampak Bagi Masyarakat
Menghilangkan keterampilan seseorang karena kemampuan yang tidak digunakan
Menimbulkan ketidakstabilan politik dan sosial
Pengagguran adalah beban psikis dan psikologis bagi si pengaggur ataupun keluarga
Dapat memicu terjadinya aksi kriminalitas atau kejahatan
https://salamadian.com/pengertian-jenis-jenis-pengangguran/
1. Menambah lapangan pekerjaan, hal ini agar angkatan kerja dap[at terserap seluruhnya sehingga
pengangguran akan berkurang
2. Meningkatnya kualitas tenaga kerja
3. Memberikan kesempatan kerja yang luas
4. Mendorong peningkatan produksi usaha masyarakat
5. Menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB
2
0

Bonus Demografi

Peluang / Tantangan ?
(2030-2040)
2
1
Rata-Rata Lama Sekolah
8.4

8.2 8.17
8.1

8 7.95
7.84
7.8 7.73
7.59 7.61
7.6
7.52
7.46
7.4

7.2

7
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
RLS (Tahun)
2
2
Judul :Membangun Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia Melalui Peningkatan Produktivitas
Author :Latif Adam
Jurnal :Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi (P2E)-LIPI
Reviewer : Karimatin Nisa’
Reza Eka Yunita
Anis Nurul Laili
Hilda Nisrina Dewantari
A’ad Rizal Fauzi
Shela Syahira
Lamtiur Hutapea
Fahim Imaduddin
Abstrak
Tulisan ini menganalisis posisi daya saing tenaga kerja Indonesia secara relatif terhadap
daya saing tenaga kerja di kawasan ASEAN. Daya saing tenaga kerja menjadi faktor kunci yang
dapat mendorong dan mempercepat naik-turunnya daya saing suatu perekonomian. Ia memegang
peran penting sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Data yang dipakai adalah data
sekunder dari Asian Productivity Organization (APO), International Labour Organization (ILO),
United Nations Development Program (UNDP), dan Badan Pusat Statistik Indonesia. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan menempatkan produktivitas tenaga kerja
sebagai proxy daya saing. Tulisan ini menunjukkan bahwa posisi dan akselerasi peningkatan daya
saing tenaga kerja Indonesia relatif masih tertinggal dibandingkan dengan di beberapa negara
ASEAN. Dari perspektif kebijakan, tantangan utamanya adalah bagaimana pemerintah mampu
membenahi pembangunan SDM dalam jangka panjang secara gradual dan bersamaan dengan
upaya mencari solusi untuk mengatasi permasalahanpermasalahan daya saing tenaga kerja
dalam jangka pendek-menengah. Selain memperbaiki sistem pendidikan dan menata ulang
program-program peningkatan keterampilan, pemerintah perlu memperkuat integrasi
perekonomian nasional dengan perekonomian global sebagai pendorong mobilitas tenaga kerja
terampil dan saluran terjadinya transfer pengetahuan dan keterampilan.
Tenaga kerja memiliki peran penting dalam proses pembangunan ekonomi. Bersama-sama
dengan infrastruktur dan governance, tenaga kerja menjadi faktor kunci yang dapat mendorong dan
mempercepat naik-turunnya daya saing suatu perekonomian (World Bank, 2010a; OECD, 2015; APO,
2015). Beberapa studi empiris (termasuk Uzik dan Vokorokosova, 2007; Emsina, 2014) memang
menunjukkan terdapat korelasi yang cukup kuat antara daya saing tenaga kerja dengan daya saing
perekonomian. Semakin tinggi daya saing tenaga kerja di suatu negara, semakin tinggi juga daya saing
perekonomian negara itu, atau sebaliknya.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan menempatkan produktivitas tenaga
kerja sebagai proxy daya saing. Tulisan ini menunjukkan bahwa posisi dan akselerasi peningkatan
daya saing tenaga kerja Indonesia relatif masih tertinggal dibandingkan dengan di beberapa negara
ASEAN.
Rendahnya peningkatan produktivitas mendorong naiknya
biaya per tenaga kerja (unit labor cost) di Indonesia. Ini terjadi karena
pada saat yang bersamaan upah, khususnya upah minimum,
meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan
produktivitas tenaga kerja. Kenaikan biaya per tenaga kerja karena
tidak sebandingnya kenaikan produktivitas dengan kenaikan upah
telah menekan daya saing perekonomian Indonesia.
Permasalahannya adalah, pembangunan SDM di Indonesia
masih menyisakan banyak pekerjaan rumah yang membutuhkan
waktu dan proses yang panjang. Di sisi lain, sejalan dengan semakin
intensnya penerapan prinsip-prinsip globalisasi dan liberalisasi,
seperti implementasi MEA, maka Indonesia juga berkejaran dengan
waktu untuk bisa secepat mungkin mendorong peningkatan daya
saing tenaga kerjanya.
Peningkatan daya saing tenaga kerja merupakan akumulasi dari proses panjang pembangunan SDM
yang terstruktur dan sistematis. Sayangnya, pembangunan SDM di Indonesia masih menghadapi
beberapa permasalahan serius. Secara relatif, pembangunan SDM di Indonesia masih tertinggal
dibandingkan dengan di beberapa negara anggota ASEAN. Akibatnya, dibandingkan dengan beberapa
negara di kawasan ASEAN, posisi dan akselerasi peningkatan daya saing serta produktivitas tenaga
kerja Indonesia relatif masih tertinggal.
Menurut Undang-Undang No 10 tahun 1992 pasal 1 ayat 2 Kependudukan adalah hal ihwal
yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial,
budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut.

Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa


ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan masalah tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

Anda mungkin juga menyukai