Anda di halaman 1dari 26

Organ Genitalia Feminina dan Hormon

yang Berperan pada Siklus Menstruasi

Meliantha Christa
F2
Blok 10
Skenario 3

Seorang siswi kelas 2 SMP berusia 14


tahun belum pernah mengalami
menstruasi.di sekolah ia mendengar
teman-teman wanitanya yang secara
rutin setiap bulan mengeluarkan darah
dari kemaluannya,sedangkan dia sendiri
belum pernah. Ia kemudian bertanya
pada ibunya,dan ibu membawanya ke
dokter ahli kandungan.
Identifikasi Istilah

Tidak ada
Rumusan Masalah

Seorang siswi kelas 2 SMP berusia 14


tahun belum pernah mengalami
menstruasi
Analisis Masalah

Organ Genitalia Makroskopik


Feminina
Interna
Mikroskopik
Siklus
RM Menstruasi

Hormon yang
Mempengaruhi
Ovulasi
Hipotesis

 Seorang siswi kelas 2 SMP umur 14


tahun belum pernah menstruasi maka
hipotesisnya ia mengalami gangguan
pada reproduksi
Organ Genitalia
Feminina Interna
Vagina

Pendarahan : A. uterina

Persarafan : plexus
uterovaginalis

Pem limfe :
- bag cranial -- nodi
lymphoidei iliaci int &
eks
- Bag tengah– nodi
lymphoidei iliaci int
- Bag caudal – nodi
lymphoidei iliaci
communes & n.l.
inguinales superficiales
Uterus

 Bagian uterus ada 3 : Fundus , corpus , cervix.


 Rongga dalam uterus : cavum uteri & canalis
cervicis uteri
 Vaskularisasi : A.uterina & A.ovarica
 Pem.balik : v.uterina-v.iliaca interna-v.iliaca com-
v.cava inf
 Persarafan : cab. plexus hypo gastricus inf.
Tuba Fallopi

 Terdiri : -Infundibulum,
-Ampulla, -Isthmus, -Intramural

 diperdarahi : A.uterina dan A.ovarica


 Vena : V.uterina & V.ovarica
 Persarafan : asal – plexus ovaricus & plexus uterina
Ovarium

 Fossa ovarii waldayer (pd bagian diding lateral pelvis)

 Nadi : A.ovarica cab. Ao abdominalis, V.lumbal I

 Vena : - V.ovarica dextra = V.CI


- V.ovarica sinistra = V. renalis sinistra

 Persarafan : plexus aorticus


Vagina
Uterus

 Lapisan jar ikat


luar

 Lapisan tebal otot


polos , punya
banyak pem. Darah

 Suatu mukosa, yg
di lapisi epitel
kolumnar selapis
Tuba Fallopi

Terdiri dari 3
lapisan : lap. otot,
lap. Mukosa, lap.
Serosa

1. Sel bersilia 2.sel batang


3. sel basal
Ovarium

berbentuk buah
kenari dengan
panjang sekitar 3 cm,
lebar 1,5 cm, dan
tebal 1 cm.
Hormon yang berperan

 FSH (folikel stimulating hormom):


Pada usia menoupouse>
Pada usia gadis 11thn akan terus bertambah sampai
dewasa. FSH dibentuk oleh sel b dari lobus hipofisis.

 LH(luteinizing hormom):
LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadi sekresi
estrogen dari folikel de Graaf. LH juga menyebabkan
penimbunan substansi pendahuluan dari progesteron dalam sel
granulosa.
Bila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar, maka
akan menyebabkan pengurangan produksi FSH, sedangkan
produksi LH malah akan bertambah. Hal ini terus terjadi hingga
tercapai suatu ratio produksi FSH dan LH yang dapat
merangsang terjadinya ovulasi.
 GnRH(Gonadotopin releasing hormon):
hormon peptida yang dihasilkan oleh hipotalamus, yang menstimulasi sel-sel
gonadotrop pada hipofisis anterior. Di hipotalamus sendiri pengeluaran GnRH
diatur oleh nukleus arkuata. Neuron pada nukleus arkuata memiliki
kemampuan untuk memproduksi dan melepas gelombang GnRH ke hipofisis.
 Prolaktin:Ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi,
terbanyak pada urine wanita hamil. Pada masa lactasi dan post
menopause. Dibentuk oleh sel alpha (acidophil) dari lobus anterior
hypophyse.
Fungsi hormon ini ialah untuk memulai dan mempertahankan produksi
progesteron dari corpus luteum.
 Estrogen :Menimbulkan proliferasi dari endometrium, tapi
pengaruhnya lebih luas karena menyebabkan timbulnya tanda
sekunder (tumbuhnya buah dada, rambut kemaluan, dll), dan
menambah kontraktilitas uterus. Oestrogen yang terpenting
adalah oestron, oestriol, dan oesradiol.
 Progesteron:Dibentuk oleh corpus luteum, setelah terjadi
ovulasi. Juga placenta merupakan sumber pembuatan
progesteron.
 Pengaruh terhadap endometrium, Endometrium mulai bersekresi,
kelenjarnya menjadi panjang dan berkelok-kelok seperti “cork
screw” sehingga endometrium menjadi tebal dan oedemateus.
Perubahan-perubahan tersebut mempermudah nidasi.
 Pengaruh terhadap dinding uterus
Progesteron dapat mengurangi kontraktilitas dinding uterus dan
dapat pula mengurangi oxytocin.
 Pengaruh terhadap mammae
Menyebabkan pertumbuhan dari acini dan lobuli gl. mamae, seperti
yang dijumpai pada fase post ovulatoir dan selama kehamilan
Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari


Kadang terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari

 Fase menstruasi
korpus luteum menghentikan produksi hormon
estrogen dan progesteron. Turunnya kadar
estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya
ovum dari endometrium, disertai robek dan
luruhnya endometrium, sehingga terjadi
pendarahan.
 Fase Poliferasi

• Hormon pembebas gonadotropin yang


disekresikan hipotalamus akan memacu hipofise
untuk mensekresikan FSH. FSH memacu
pematangan folikel dan merangsang folikel
untuk mensekresikan hormon estrogen.
 Fase Ovulasi :

• Peningkatan kadar estrogen menghambat


sekresi FSH.
• Hipofise mensekresi LH.
• Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan
oosit sekunder dari folikel
 Fase Sekresi

• Folikel de Graaf yang telah melepaskan oosit


sekunder akan berkerut dan menjadi korpus
luteum.
• Korpus luteum mensekresikan hormon
progesteron dan hormon estrogen namun tidak
sebanyak ketika berbentuk folikel.

• Progesteron mendukung kerja estrogen untuk


mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-
pembuluh darah pada endometrium serta
mempersiapkan endometrium untuk menerima
implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau
kehamilan.
Pubertas

 Pada wanita, pubertas diawali dengan munculnya


karakter seks sekunder pada usia sekitar 10 tahun.

 Pubertas dikatakan prekoks (prematur) apabila tanda-


tanda seks sekunder muncul pertama kali sebelum
usia 8 tahun dan dikatakan terlambat jika muncul
pada saat menginjak usia lebih dari 13 tahun.

 Perubahan yang terjadi selama pubertas dipengaruhi


oleh faktor neurohormonal yang memodulasi
pertumbuhan somatis dan pembentukan organ
seksual.
Pembahasan
 Penyebab yang dialami siswi ini adalah kelainan
bawaan dari lahir pada hymen vaginanya.Hymen
yang merupakan selaput tipis yang terdapat atau
menutupi orificium vagina seharusnya memiliki
selaput darah yang berlubang,
 tetapi bisa terjadi kelainan kongenital tidak adanya
lubang pada hymen (Hymenimperforata). Hal ini
mengakibatkan pada seorang anak yang mengalami
menstruasi darah tidak bisa keluar karena tidak ada
jalan keluar dari vagina. Biasanya perempuan
dengan kondisi ini akan mengeluh nyeri perut tiap
bulan, tetapi tidak ada darah yang keluar dari
vagina. Padahal dia sudah memasuki masa
pubertas. Pada keaadaan ini darah akan tertimbun
di vagina ataupun rahim.
Kesimpulan

Hipotesis diterima dimana seorang siswi kelas 2 SMP umur


14 tahun dengan keluhan belum pernah mengalami
menstruasi maka hipotesisnya ia mengalami gangguan
reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai