Badan Hukum
Badan Hukum
diantaranya:
upaya memastikan “siapa” yang bertanggung
jawab untuk suatu perbuatan hukum tertentu?;
KUH Perdata
Ketentuan tentang badan hukum di dalam KUH Perdata sangat
sederhana. Dalam KUH Perdata hanya terdapat 13 pasal yang
mengatur tentang badan hukum yang dimulai dari Pasal 1653 sampai
dengan Pasal 1665 KUH Perdata;
KUH Dagang;
NBW Belanda;
Tanggungjawab;
ada pada semua anggota koperasi.
Pengertian Persekutuan :
Diatur dalam
Buku III KUH Perdata Pasal 1618 s/d Pasal 1652 KUH Perdata.
Unsur-unsur :
a. adanya konsensus antara dua orang atau lebih;
b. memasukkan sesuatu dalam persekutuan;
c. maksudnya untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanva;
Segala persekutuan harus mengenai usaha yang halal dan harus
dibuat untuk keuntungan bersama. Hal-hal yang dapat dimasukkan
oleh para sekutu, yaitu:
Uang, barang lain, atau kerajinannya dalam perusahaan.
Jenis-Jenis Persekutuan
dua macam:
a. persekutuan penuh, dan
b. persekutuan khusus (Pasal 1620 KUH perdata).
Persekutuan penuh:
suatu persekutuan yang penuh mengatur keuntungan yang akun
diperoleh para pihak dengan nama apa pun, selama berlangsungnya
persekutuan sebagai hasil kerja sama mereka.
Persekutuan penuh yang dilarang, yaitu:
segala persekutuan, baik dari semua kekayaan maupun dari
sebagian dari kekayaan seseorang secara percampuran pada
umumnya.
Persekutuan khusus:
persekutuan yang hanya mengenal barang tertentu saja, atau
pemakaiannya, atau hasil-hasil yang akan didapatnya dari barang itu,
atau mengenai sesuatu perusahaan maupun dalam hal menjalankan
sesuatu perusahaan atau pekerjaan tetap.
Momentum Berlakunya Persekutuan
diatur dalam Pasal 1621 KUH Perdata.
persekutuan mulai berlaku sejak saat terjadinya persesuaian
pernyataan kehendak antara para sekutu kecuali para sekutu
menentukan yang lain.
Berakhirnya Persekutuan
ditentukan secara tegas dan rinci Pasal 1646 KUH Perdata.
Pembina
Pembina
organ yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus
atau Pengawas oleh Undang-undang ini atau Anggaran Dasar;
Yang dapat diangkat menjadi pembina:
pendiri yayasan ataupun mereka yg diputuskan oleh rapat anggota pembina;
Kewenangan Pembina:
- keputusan mengenai perubahan anggaran dasar;
- pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas;
- penetapan kebijakan umum yayasan;
- pengesahan program kerja dan anggaran tahunan;
- keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran yayasan.
Pengurus
• melaksanakan kepengurusan Yayasan;
• diangkat pembina berdasarkan keputusan rapat pembina untuk jangka
waktu 5 tahun & dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan;
• tidak boleh merangkap Pembina atau Pengawas;
• Susunan pengurus:
minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara;
• bertanggung jawab penuh atas kepengurusan;
yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan serta berhak mewakili
yayasan baik di dalam maupun diluar pengadilan;
• dapat mengangkat/memberhentikan pelaksana kegiatan;
• tidak berwenang:
mengikat Yayasan sebagai penjamin utang,
mengalihkan kekayaan Yayasan kecuali dgn persetujuan Pembina, atau
membebani kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihak lain;
• Dilarang:
mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan
Yayasan, Pembina, Pengurus, dan/atau Pengawas Yayasan, atau
seseorang yang bekerja pada Yayasan kecuali perjanjian tersebut
bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan;
• Setiap pengurus:
bertanggung jawab penuh secara pribadi bila ybs dalam menjalankan
tugasnya tidak sesuai dengan ketentuan AD yang mengakibatkan
kerugian yayasan atau pihak ketiga;
Pengawas
• organ Yayasan
yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada
Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan;
berpendapat bahwa:
"Dalam kenyataannya firma itu secara hukum dianggap ada dan
karena itu, dapat melakukan perbuatan hukum dan ini berarti
bahwa firma adalah badan hukum.
Persoalan modal pribadi para pemodal firma terikat atas perikatan
firma tidaklah merupakan penentu bahwa firma itu bukanlah badan
hukum, tetapi tidak dapatnya suatu badan hukum melakukan
perbuatan hukumlah yang merupakan penentu bahwa badan
tersebut bukan badan hukum"
Pandangan yang berpendapat:
firma, persekutuan perdata, persekutuan
komanditer bukan merupakan badan
hukum
Pandangan II:
pembagian badan hukum dan bukan badan adalah dari aspek
prosedur dalam pengesahan badan hukum. Firma, persekutuan
perdata, dan komanditer bukan badan hukum karena tidak disahkan
oleh pejabat yang berwenang.
Pertanggungjawaban :
disamping harta kekayan persekutuan Firma, harta kekayaan
masing-masing peserta persekutuan firma bertanggungjawab dan
dapat dipakai untuk memenuhi kewjiban-kewajiban persekutuan
firma terhadap pihak ketiga;
Status hukum:
KUHD tidak memberikan keterangan yang jelas tentang status hukum
Firma. Dalam praktek umumnya Firma diktegorikan bukan sebagai
badan hukum. Hal ini karena pendiriannya tidak memerlukan
pengesahan dari pemerintah (cq Menteri Kehakiman)
VII. CV (Commanditer Venootschap)
Persekutuan Komanditer:
persekutuan secara melepas uang yang juga dinamakan persekutuan
komanditer didirikan antara satu orang atau lebih sekutu yang
secara tanggung menanggung bertanggungjawab untuk seluruhnya
kepada pihak satu, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang
kepada pihak lain (Pasal 19 ayat (1) KUHD)
Status hukum :
KUHD tidak memberikan keterangan yang jelas tentang status
hukum Persekutuan Komanditer. Dalam praktek umumnya
dikategorikan bukan sebagai badan hukum. Hal ini karena
pendiriannya tidak memerlukan pengesahan dari pemerintah (cq
Menteri Kehakiman).
Pendirian CV :
tidak mewajibkan menggunakan akta notaris tetapi saat ini pada
umumnya untuk menjadi bukti adanya perjanjian tersebut maka
para pihak melakukannya dengan Akta Notaris untuk lebih
memastikan keabsahan perjanjian diantara mereka.
Persekutuan komanditer dibagi atas 2 bagian
Sekutu Komplementer
sekutu aktif atau sekutu yang mengurus persekutuan (sekutu
pengurus, sekutu pemelihara). Sekutu ini aktif menjalankan
perusahaan serta bertanggungjawab terhadap pihak ketiga.
Tanggungjawab sekutu ini adalah tanggungjawab pribadi untuk
keseluruhan (termasuk harta pribadi bertanggung jawab untuk
kewajiban persekutuan) ;
Sekutu Komanditer
Sekutu ini hanya menyerahkan uang. Sekutu komanditer tidak ikut
mengurus persekutuan dan tidak boleh mencampuri tugas sekutu
komplementer (Pasal 20 KUHD). Tanggungjawab sekutu ini hanya
sebatas modal yang disetor ke persekutuan. Apabila sekutu
komanditer mencampuri urusan sekutu komplementer, maka
tanggungjawabnya diperluas menjadi tanggung jawab pribadi
seperti sekutu komplementer (Pasal 21 KUHD) ;
Perubahan:
tidak mewajibkan adanya mekanisme seperti RUPS di PT yang wajib
meminta persetujuan pemegang saham yang lainnya.
VIII. Perusahaan Terbatas