Anda di halaman 1dari 18

21st Century Skills

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengembangan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD”
Dosen Pengampu: M. Jaya Adi Putra, S.Si, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Muharramah Suwitri 1705122338


Rini Elinda Putri 1705115090
Tari Nefriani Mustika 1705122135
Yesi Martha Afrillia 1705115080
Yola Okta Ertika 1705122294
Partnership for 21𝑠𝑡 Century Skills mengidentiikasi 6 elemen kunci
untuk 21𝑠𝑡 Century, yaitu:

1. Menekankan pelajaran inti


2. Menekankan keterampilan belajar
3. Menggunakan alat 21𝑠𝑡 Century untuk mengembangkan
keterampilan belajar
4. Mengajar dan belajar dalam kontels 21𝑠𝑡 Century
5. Mengajar dan mempelajari isi 21𝑠𝑡 Century
6. menggunakan penilaian 21st century yang mengukur 21st century
skills
US-based Apollo Education Group mengidentifikasi sepuluh
keterampilan yang diperlukan untuk bekerja pada abad ke-21,
yaitu
1. keterampilan berpikir kritis,
2. komunikasi,
3. kepemimpinan,
4. kolaborasi,
5. kemampuan beradaptasi,
6. produktifitas dan akuntabilitas,
7. inovasi,
8. kewarganegaraan global,
9. kemampuan dan jiwa entrepreneurship,
10. serta kemampuan untuk mengakses, menganalisis, dan
mensintesis informasi
Salah satu kemampuan abad 21 yang harus dikuasai
yaitu critical thinking skill. Keterampilan berpikir kritis
mencakup kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesis
informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai.

Glaser, mendefinisikan critical thinking skill sebagai


suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-
masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan
pengalaman seseorang, pengetahuan tentang metodemetode
pemeriksaan dan penalaran yang logis, dan semacam suatu
keterampilan untuk menerapkan metode- metode tersebut.
Perkembangan dunia abad 21 ini ditandai
dengan kemajuan dan tuntutan zaman salah
satunya teknologi. Pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam segala segi
kehidupan pada abad 21 tentunya menuntut
adanya perubahan kompetensi yang dibutuhkan
dalam dunia kerja. Abad 21, sumber daya manusia
mulai digantikan dengan teknologi sehingga
keterampilan yang dimiliki manusia sekarang
sudah tidak bisa lagi mengikuti standar zaman
dulu.
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penerapan
teknologi canggih berupa aplikasi yang menyediakan
kebutuhan untuk mempermudah kelangsungan hidup
manusia.
Misalnya robot- robot pintar yang sudah mulai
dimanfaatkan beberapa perusahaan untuk memproduksi
suatu barang di perusahaan. Manusia sebagai quality
control yang hanya mengontrol dan memperbaiki alat
maupun produk ketika ada kerusakan. Fenomena tersebut
menyebabkan kebutuhan SDM akan menurun, karena
perusahaan menggunakan robot sebagai karyawannya.
Critical thinking skill, seseorang mampu berpikir secara
rasional dan logis dalam menerima informasi dan sistematis
dalam memecahkan permasalahan. Artinya berpikir kritis mampu
meningkatkan keterampilan analistik. Selain itu critical thinking
skill juga meningkatkan kemampuan seseorang cenderung
kreatif. Seseorang yang memiliki critical thinking skill dapat
memanfaatkan ide ataupun informasi, dan mencari informasi
tambahan yang relevan sehingga dapat mengevaluasi lalu
memodifikasi untuk menghasilkan ide yang terbaik. Critical
thinking skill juga berfungsi untuk merefleksi atau evaluasi diri
terhadap keputusan yang sudah diambil.
Kecakapan seorang guru di abad 21 yang tertulis di dalam Direktorat
pembinaan sekolah atas:
1. Mampu merancang dan mengembangkan pengalaman berlajar dan
penilaian secara manual dan digital
2. Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar kreatifitas peserta
didik sesuai dengan karakter kecakapan yang diperlukan
3. Merancang dan menyediakan alat evaluasi yang bervariasi sesuai
tuntutan kompetensi, dan mengolahnya.
4. Menjadi kodel yang baik bagi siswa maupun teman sejawat dengan
cara penggunaan teknologi yang tepat dalam proses belajar
mengajar.
5. Berpartisipasi dalam masyarakat local dan global untuk
meningkatkan pembelajaran
Menurut Widhy 21st Century Skills, pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) dengan pendekatan berpusat pada siswa (student
centered learning) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
kreatif (creative thinking) dan berpikir kritis (critical
thinking), mampu memecahkan masalah, melatih kemampuan
inovasi dan menekankan pentingnya kolaborasi dan
komunikasi.
Sikap dalam IPA terdiri dari :

a. Sikap terhadap IPA yang dihubungkan dengan


reaksi emosional terhadap perhatian,
kebingungan dan kesenangan terhadap IPA
b. Sikap ilmiah seperti kejujuran, keterbukaan,
dan keingintahuan.
Penelitian 1
Peneliti : Yuyu Yulianti

pembelajaran abad 21 ini terjadi perubahan paradigma belajar yaitu, dari


paradigma teaching menjadi paradigma learning. Dengan penerapan ini diharapkan siswa
dapat belajar berpikir yang berorientasi pada pengetahuan logis dan rasional, belajar
berbuat yang berorientasi pada bagaimana mengatasi masalah, belajar menjadi mandiri
yang berorientasi pada pembentukan karakter, dan belajar hidup bersama yang
berorientasi untuk bersikap toleran dan siap bekerjasama.

Kemampuan Literasi merupakan hal yang harus dimiliki oleh peserta didik
terutama untuk menghadapi era global atau abad ke-21 ini agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dalam berbagai situasi. Dengan literasi sains diharapkan peserta didik
mampu memenuhi berbagai tuntuntan zaman yaitu menjadi problem solver (pemecah
masalah) dengan pribadi yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif, serta berkarakter.
Hal tersebut dikarenakan penguasaan kemampuan literasi sains dapat mendukung
pengembangan dan penggunaan kompetensi abad ke- 21
Penelitian 2

Metode Window Shopping merupakan metode pembelajaran yang


dilaksanakan secara berkelompok dengan membahas topik berbeda untuk
diskusikan dan dipresentasikan dengan memberikan kebebasan kepada siswa
untuk mengunjungi setiap topik yang dipresentasikan oleh kelompok.

Metode Window Shopping dapat digunakan untuk melatihkan


kerjasama siswa dan keterampilan berpikir karena setiap siswa dituntut untuk
memiliki keterampilan dalam menyampaikan topik yang didiskusikan
kelompoknya kepada pengujung yang hadir ke stannya . Hasil penelitian secara
umum menunjukkan profil keterampilan berpikir kritis yang muncul pada tiga
aspek masih dalam kategori weak dan unacceptable. Hasil observasi yang
dilakukan di SMA Negeri 3 Surakarta pada pembelajaran biologi pada kelas 12
menunjukkan bahwa guru sering menggunakan model pembelajaran yang
beragam dalam menyampaikan materi.
Penelitian 3

Peneliti : Ariyansyah
Judul : Penerapan Beberapa Keterampilan Abad 21 Melalui Metode Kuliah Lapangan (
Field Trip) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Taksonomi Tumbuhan
Tingkat Rendah

Penelitian yang dilakuan oleh Ariansyah (2018) Menerapkan keterampilan abad


21 dalam mata pelajaran taksonomi tumbuhan tingkat rendah yang mana dilakukan
dengan metode kuliah lapangan (field trip). Ini dilakukan untuk melihat peningkatan
pembelajaran setelah menerapkan metode ini kepada mahasiswa. Ada dua penerapan
keterampilan abad 21 yang dilakukan yaitu kemampuan berfikir kritis dan keterampilan
berkomunikasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa
ternyata terjadi peningkatan pada kemampuan mahasiswa dalam menguasai konsep
taksonomi tumbuhan tingkat rendah.
Penelitian 4

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum terpenuhinya penguasaan


keterampilan abad 21 oleh guru SMK Negeri 2 Solok. Tujuan penelitian adalah
untuk mengungkapkan tingkat penerapan keterampilan abad 21 oleh guru-guru
kejuruan SMK Negeri 2 Solok.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitan [7] keterampilan hidup dan
berkarir meliputi adaptabilitas, inisiatif, interaksi sosial, produktivitas,
kepemimpinan dan tanggungjawab. Berdasarkan hasil dan pembahasan maka
dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru kejuruan SMK Negeri 2 Solok telah
menerapkan keterampilan guru abad 21 dengan kategori baik yang meliputi
keterampilan hidup dan berkarir (life and career skills), keterampilan belajar dan
berinovasi (learning and innovation skills) dan keterampilan teknologi dan media
informasi (information media and technology skills).
Penelitian 5

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana peran pumping teacher


dalam menangani pendidikan abad 21. Menurut Jaudah Muhammad Awwad, letak
pentingnya sifat yang dimiliki guru adalah karena sifat-sifat tersebut akan dijadikan
anak didiknya sebagai contoh, diantaranya jauhkan diri dari sifat iri, dengki dan dusta,
jaga selalu penampilan guru, yang meyangkut kebersihan jasmani maupun rohani agar
dapat dijadikan teladan yang bisa dicontoh oleh anak-anak (Awwad, 1995).

Berdasarkan hasil dari penelitian di atas bahwa Seorang guru untuk menjadi
Pumping teacher, terlebih dahulu tertanam hatinya untuk mendidik siswanya, tanpa
pernah terlintas sedikitpun dalam hatinya, bahwa mengajar adalah untuk mencari
materi semata. Hati yang bersih, jiwa yang suci yang ada pada guru, sehingga dapat
menghidupkan cahaya hati guru untuk menjadi guru yang kaya. Setelah menjadi guru
kaya, baru bisa menjadi Pumping teacher, sehingga proses belajar mengajar yang
dilakukan dikelas menjadi hidup tanpa kaku sedikitkan. Guru yang dapat
menghidupkan suasana belajar dianggap guru yang memiliki tekhnik pengajaran
“Biofili”.

Anda mungkin juga menyukai