Anda di halaman 1dari 12

CA COLON

Agit Anggita (P27220016145) Dian Fitria S (P27220016159)


Ana masri’ah N H (P27220016147) Dinda Shagun T S (P27220016160)
Andriani Kesuma N F (P27220016148) Efi Eka Nofitasari (P27220016161)
Anggita Khusnul A (P27220016149) Elfrida Eka F (P27220016162)
Anita Febriana (P27220016150) Ellyana Afri p (P27220016163)
Annisa Maula Fadila (P27220016151) Faishol Afifi (P27220016164)
Anniza Istiqomah (P27220016152) Faza Lailatul H (P27220016165)
Arswoto Ilham R (P27220016153) Fina Trihastuti (P27220016166)
Bayu Amry M (P27220016154) Fitri Mulyasari (P27220016167)
Chori Bagas S (P27220016155) Galuh Anggraini (P27220016168)
Dewi Wahyuningtyas (P27220016157) Hesti Febri Y (P27220016169)
Diah Fitri H (P27220016158)
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma


yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
ETIOLOGI
1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran,
buah-buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein
hewani.
2. Kelainan kolon
a. Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b. Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma.
c. Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma
kolon.

3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang
orangtuanya sehat
PATOFISIOLOGI
Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus).
Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta
meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian
tubuh yang lain ( paling sering ke hati). Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :
1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal.
4. Penyebaran secara transperitoneal
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker menghasilkan efek
sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta
perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada
jaringan lain.
KLASSIFIKASI
A : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening
sebanyak satu sampai empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih
dari lima buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.
STADIUM KLINIS
MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON

1. Kanker kolon kanan


a. Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium
lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi
b. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba,
tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan
tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigatrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum

a. Cenderung menyebabkan perubahan defekasi


b. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi
c. sering timbul gangguan obstruksi
d. Feses bisa kecil dan berbentuk pita
e. Baik mucus maupun darah segar sering terihat pada feses
f. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe
atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum.
g. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ø Endoskopi
Ø Radiologis
Ø Histopatologi
Ø Laboratorium
Ø Ultrasonografi (USG)
PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Pembedahan (operasi)

b. Penyinaran (Radioterapi)

c Kemotherapy

d. Kolostomi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai