Anda di halaman 1dari 29

SALIV

Kelompok: B7

Annisa Sabrina 021811133114


Yassir Ahmad 021811133115
Catya Kinanti 021811133116
Rasendriya C. 021811133117
Hasil
Praktikum

Contoso 2
S u i t e s
pH dari Saliva

Phenolphtalein Litmus Merah Congo


saliva tidak berubah warna saliva berubah saliva berubah menjadi
warnanya yaitu tetap tidak menjadi ungu yang warna merah yang
berwarna, yang menunjukkan menunjukkan pH berkisar menunjukkan pH ≥5,2
pH ≤8,3 diantara 5≤x≤8
Contoso 3
S u i t e s
warna saliva berubah
menjadi ungu muda.
Hal ini dikarenakan
adanya reaksi biuret
yang menunjukkan
adanya protein pada
saliva. Protein

Contoso 4
S u i t e s
pada percobaan asam cuka,
warna saliva tidak berubah.
Sedangkan pada percobaan
naOH, saliva berubah menjadi
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur lebih jernih yang
Mucin
adipiscing elit. Etiam aliquet eu mi quis
lacinia.
dikarenakan larutnya mucin

Contoso 5
S u i t e s
• saliva berubah
menjadi lebih
keruh dan terlihat
endapan, yang
menunjukkan hasil
negatif Khlorida

Contoso 6
S u i t e s
Sulfat
• saliva
menampakkan
warna putih keruh
yang menunjukkan
hasil negatif

Contoso 7
S u i t e s
Fosfat
• saliva berubah warna
menjadi hijau muda
dan tampak adanya
endapan kuning
yang berasal dari
ammonium
fosfomolibdat

Contoso 8
S u i t e s
Kalsium

• saliva terdapat
endapan putih yang
berasal dari kalsium
oxalat

Contoso 9
S u i t e s
Nitrit

• warna biru
kehitaman
yang berasal
dari yodium

Contoso 10
S u i t e s
• Saliva + ferri chlorida 2%
Thocianat
+ HCl 5%
• menunjukkan warna
merah jingga yang
berasal dari garam
thocianat
• Dicampurkan HgCl2 
warna menjadi kuning
yang menunjukkan
terbentuknya
mercurirhodanida

Contoso 11
S u i t e s
Ptyalin

Percobaa Percobaa
n Fehling nLugol
Dengan Dengan
Tanpa Saliva Saliva Tanpa Saliva Saliva

• Sebelum • Sebelum
Dipanaskan Dipanaskan
• Setelah • Setelah
Dipanaskan Dipanaskan

Contoso 12
S u i t e s
Percobaan Fehling Tanpa Saliva

Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan


 berwarna biru  berwarna hitam
keabuan
Contoso 13
S u i t e s
Percobaan Fehling Dengan Saliva

Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan 


 berwarna biru berwarna ungu dan tampak
adanya endapan coklat di
bawah
Contoso 14
S u i t e s
Percobaan Lugol

Tanpa saliva  Dengan saliva  berwarna


berwarna biru gelap Kuning Kecoklatan

Contoso 15
S u i t e s
Pembahasan
Lorem ipsum dolor sit
ame adipiscing elit

Contoso 16
S u i t e s
pH dari Saliva

Saliva yang digunakan untuk


percobaan memiliki pH 5,2 ≤ pH ≤
8,0
KETERANGAN:
-Merah: Merah Congo = merah
-Biru: Litmus = biru

• 5 • 5 -Hitam: Phenolphetalien = tidak


• 8 • 8
, , , , berwarna
0 2 0 2

Contoso 17
S u i t e s
Protein

• Reagen yang digunakan adalah CuSO4 yang berfungsi sebagai penyedia


ion Cu2+ yang nantinya akan membentuk kompleks dengan protein.
Sementara penambahan NaOH berfungsi untuk menyediakan basa.
Suasana basa akan membantu membentuk CuSO4 yang nantinya akan

menjadi Cu2+ dan SO42-.

• Percobaan ini menunjukkan hasil yang positif terhadap adanya protein


dengan berubahnya warna larutan menjadi ungu muda, berarti di
dalam saliva mengandung ikatan peptida.

Contoso 18
S u i t e s
Mucin

1. Saliva + (CH3COOH) = denaturasi yang menyebabkan penggumpalan


protein. Hal ini terbukti (positif) dengan berubahnya konsistensi saliva
menjadi keruh keputih-putihan.

2. Selanjutnya, hasil percobaan + aquades + NaOH

Hasil percobaan menunjukkan saliva langsung menjadi jernih,


walaupun pada percobaan kami tabung telah terkontaminasi oleh
reagen lain sehingga terdapat warna ungu yang menunjukkan adanya
protein.

Contoso 19
S u i t e s
Khlorida

• Saliva diasamkan terlebih dahulu menggunakan HNO3 (asam nitrat) dan

mencegah adanya endapan perak fosfat. Setelah diteteskan AgNO 3,


saliva menjadi putih keruh, tidak larut, dan terdapat gumpalan-
gumpalan. Warna putih keruh disebabkan karena Cl- dalam saliva
berikatan dengan Ag+ membentuk AgCl (endapan putih), dan AgNO3
akan bereaksi dengan Cl- membentuk AgCl pula sebagai endapan putih.

• Endapan putih yang terbentuk menunjukkan adanya klorida pada


saliva.

Contoso 20
S u i t e s
• Percobaan ini diawali dengan mengasamkan saliva dengan HCl 2%
untuk memisahkan mineral (sulfat) dari filtrat (saliva) sehingga mineral
mudah diikat oleh senyawa reaktif lain (BaCl 2) yang dapat bereaksi
dengan mineral dan membentuk suatu endapan putih dalam saliva.
BaCl2 dapat bereaksi dengan sulfat dan membentuk endapan BaSO 4.

• Hasil percobaan ini terbukti (positif) bahwa saliva mengandung sulfat


dengan berubahnya saliva menjadi putih dan keruh.

Contoso 21
S u i t e s
Sulfat

• Saliva diasamkan dengan HNO3 5% → mengikat ion-ion lain


selain fosfat → sulfat dapat berikatan dengan senyawa lain
(ammonium molibdat) → ammonium fofsomolibdat
• Setelah dipanaskan → saliva menjadi hijau muda dan
nampak adanya endapan kekuningan → positif terdapat
fosfat pada saliva

Contoso 22
S u i t e s
Kalsium

• Saliva diasamkan dengan asam cuka 5% dan ditambahkan


larutan ammonium oxalate jenuh → terdapat endapan putih
pada dasar tabung dan saliva berubah menjadi putih (keruh)
→ positif adanya kalsium pada saliva
• Ion Ca+ pada saliva bereaksi dengan oksalat pada ammonium
oksalat → terbentuk kalsium oksalat → endapan putih

Contoso 23
S u i t e s
Nitrit

• Saliva diasamkan dengan H2SO4 5% dan ditambah larutan KI


→ saliva menjadi hijau kekuningan
• Ditambahkan larutan amilum 1% saliva menjadi biru
kehitaman → adanya yodium yang dibebaskan

Contoso 24
S u i t e s
Thocianat

Untuk menguji adanya ion SCN- dalam saliva sebagai hasil dari
pemecahan proein dengan senyawa belerang dalam hati
• Saliva ditambahkan FeCl2 dan HCl (sebagai katalis yang dapat
mempercepat reaksi) → terbentuk kompleks merah → saliva berwarna
jingga. Reaksi :
3SCN- + Fe3+ → Fe(SCN)3 (kompleks berwarna merah jingga)
• Campuran ditambahkan HgCl2, terbentuk Hg(SCN)42 → terbentuk larutan
keruh kekuningan → saliva positif mengandung ion SCN- → warna
merah hilang terbentuk mercurichlorida

Contoso 25
S u i t e s
Ptyalin (Tanpa Saliva)

• Larutan amilum diberi Fehling A dan Fehling B (menguji


adanya gula pereduksi pada larutan amilum) → larutan
berubah warna menjadi biru → dipanaskan larutan berubah
warna menjadi hitam keabuan, tidak ada endapan merah
bata → negatif adanya gula pereduksi pada amilum.
• Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus
aldehid dan keton bebas → tidak terjadi oksidasi antara
amilum + larutan Fehling → tidak terbentuk endapan merah
bata → larutan tetap berwarna biru setelah dipanaskan.

Contoso 26
S u i t e s
Ptyalin (Tanpa Saliva)

• Larutan amilum diberi Lugol (menguji adanya


polisakarida) → larutan berubah warna menjadi biru
gelap → positif adanya polisakarida pada larutan
amilum

Contoso 27
S u i t e s
Ptyalin (Dengan Saliva)

• Saliva diberi larutan amilum → jernih


• Larutan diberi Fehling A dan Fehling B → saliva berubah
warna menjadi biru → dipanaskan → saliva berubah warna
menjadi ungu, terdapat endapan merah bata di dasar
tabung → positif adanya gula pereduksi pada saliva
• Larutan diberi Lugol → saliva berubah warna menjadi
kuning kecokelatan → negative adanya polisakarida
pada saliva, karena sudah dipecah oleh enzim ptyalin
yang ada di dalam saliva

Contoso 28
S u i t e s
Large Image Slide

Terima Kasih
Contoso 29
S u i t e s

Anda mungkin juga menyukai