Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 3

HADMAYENI HADIS 2017055


HARDEKAWATI 2017056
JUNI KARLA SITOHANG 2017057
KATARINA A. TAMBA 2017058
MAIRAWATI 2017059
MARIA VALENTINA 2017060
MARINI 2017061
Pendahuluan
• Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) merupakan
ejaan yang diberlakukan di Republik Indonesia semenjak tahun
1972 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 dan dipergunakan
untuk menggantikan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik.
• Ejaan ini sudah beberapa kali direvisi yaitu tahun 1987 berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0543a/U/1987 dan tahun 2009 berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009.
• Revisi terbaru dinamakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI) yang berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015, telah diterbitkan pada tahun
2015.
Ejaan van ophuisjen (1901)
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1901 sampai tahun 1974
Ejaan ini merupakan warisan dari ejaan bahasa Melayu yang
menjadi dasar dan asal bahasa Indonesia.
• Huruf ï yang berfungsi sebagai huruf i, seperti mulaï
dengan ramaï, juga digunakan untuk menulis huruf y
seperti dalam Soerabaïa.
• Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang,
dsb.
• Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer,
dsb.
• Tanda baca, seperti koma ain, untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
Ejaan Republik/ Soewandi (1947)
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1947 sampai
dengan tahun 1972.
• Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu,
umur, dsb.
• Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k
pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
• Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti
pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
• Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis
serangkai dengan kata yang mendampinginya.
Ejaan melindo (Melayu Indonesia)
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun
1959. Karena perkembangan politik
selama tahun-tahun berikutnya,
diurungkanlah peresmian ejaan ini.
Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada
tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden
Republik Indonesia.
Peresmian itu berdasarkan Putusan
Presiden No. 57, Tahun 1972.
Perbedaan Masing-Masing Ejaan
Van Ophuysen Suwandi EYD
J j y
dj dj j
nj nj ny
Sj sj sy
tj Tj c
ch Ch kh
Z Z z
f - f
- - v
oe U u
ee e e
EJAAN BAHASA
INDONESIA
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
Singkatan EBI
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, • b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal
jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda setiap kata yang bukan nama diri ditulis
titik pada setiap unsur singkatan itu. dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh: Contoh;
A.H. Nasution → Abdul Haris Nasution  SIM → Surat Izin Mengemudi
M.Hum. → magister humaniora 3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf
Kol. Darmawangsa → Kolonel atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Darmawangsa Contoh;
2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal  hlm. → halaman
setiap kata nama lembaga pemerintah dan  sda. → sama dengan di atas
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan  ybs. → yang bersangkutan
atau organisasi, serta nama dokumen resmi
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda 4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf
titik. yang lazim dipakai dalam surat-menyurat
masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Contoh:
Contoh:
NKRI → Negara Kesatuan Republik
Indonesia  a.n. → atas nama
UI → Unviersitas Indonesia  d.a. → dengan alamat
 u.b. → untuk beliau
Singkatan
5. Lambang kimia, singkatan 7. Akronim nama diri yang
satuan ukuran, takaran, berupa gabungan suku kata
timbangan, dan mata uang atau gabungan huruf dan suku
tidak diikuti tanda titik. kata dari deret kata ditulis
Contoh; dengan huruf awal kapital.
Cu → kuprum Contoh;
kVA → kilovolt-ampere Bulog → Badan Urusan
Rp → rupiah Logistik
6. Akronim nama diri yang Mabbim → Majelis Bahasa
terdiri atas huruf awal setiap Brunei Darussalam-Indonesia-
kata ditulis dengan huruf Malaysia
kapital tanpa tanda titik. 8. Akronim bukan nama diri
Contoh; yang berupa gabungan suku
kata ditulis dengan huruf kecil.
BIG → Badan Informasi Contoh;
Geospasial
PASI → Persatuan Atletik iptek → ilmu pengetahuan
Seluruh Indonesia dan teknologi
rudal → peluru kendali
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
1. Tentang Angka dan Bilangan 2. Tentang Bilangan dalam Teks
Di Indonesia, jenis angka Bilangan dalam teks yang
yang lazim dan sah untuk digunakan dapat dinyatakan dengan satu atau
adalah angka Arab dan angka dua kata ditulis dengan huruf,
Romawi. Angka Arab atau angka kecuali jika dipakai secara berurutan
Romawi lazim dipakai sebagai seperti dalam perincian.
lambang bilangan atau nomor. Misalnya:
• Mereka menggosok
Angka Arab terdiri dari kombinasi: 0, giginya tiga kali sehari.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 • Abidin berkata ada lebih dari satu
juta orang berkumpul di sekitar
Sedangkan angka Romawi : I, II, III, Monas.
IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C Sedangkan pengecualian berupa
(100), D (500), M (1.000), _V perincian dalam narasi misalnya:
(5.000), _M(1.000.000) • Di antara 59 anggota yang
hadir, 32 orang setuju, 25 orang
tidak setuju, dan 2 orang abstain.
• Kue-kue yang dipesan untuk
hajatan itu terdiri atas 70 kue
sus, 110 bolu pandan, dan 250
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
3. Tentang Bilangan pada Awal Kalimat 4. Tentang Angka yang Menunjukkan Bilangan
Kadang kala, terjadi skenario tidak terhindarkan di mana kita jadi Besar
harus menyertakan bilangan pada awal kalimat. Menurut kaidah, Menurut kaidah, angka yang
bilangan pada awal kalimat harus ditulis dengan huruf; dalam arti menunjukkan bilangan besar dapat ditulis se-
meleburkan susunan angka menjadi rangkaian kata yang bisa kita bagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
lafalkan.
Misalnya:
• Dia mendapatkan bantuan 150 juta rupiah
Sehingga, alih-alih menggunakan cara berikut:
untuk melanjutkan kuliahnya.
60 siswa teladan mendapat beasiswa dari Pertamina.
• Proyek pembangunan apartemen mewah itu
5 pemenang sayembara mendapat sepeda dari presiden. memerlukan biaya 7 triliun
5. Tentang Satuan
Kita harus mengubahnya menjadi:
Menurut kegunaan, angka juga dapat
Enam puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari
digunakan untuk menjadi penentu satuan
Pertamina.
beberapa -hal termasuk (a) ukuran panjang, berat,
Lima pemenang sayembara mendapat sepeda dari presiden. luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan Misalnya:
satu atau dua kata, susunan kalimatnya lah yang harus diubah.
• 0,6 sentimeter
Sehingga contohnya, apabila kita menemui kalimat seperti: • 2 kilogram
250 orang mengisi buku tamu itu. • 4 hektare
25 potong kue tersimpan di dalam lemari es. • 10 liter
• 2 tahun 6 bulan 5 hari
Kita harus mengubahnya menjadi: • 1 jam 20 menit
Buku tamu itu diisi 250 orang. • 000,00
Di dalam lemari es tersimpan 25 potong kue • US$3,50
• £5,10
• ¥100
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
6. Tentang Penomoran Alamat 7. Tentang Penomoran
Lazimnya, angka juga dalam Karangan
bisa dipakai untuk menomori Bagi yang pernah
alamat, seperti jalan, rumah,
apartemen, atau kamar. Tata menulis tentu hapal dengan
penulisannya harus diperhatikan aspek ini. Penting untuk
agar tidak membingungkan mengetahui cara penulisan
orang yang dituju. angka untuk menomori
Misalnya: bagian karangan atau ayat
• Jalan Tanah Abang I No. 15 kitab suci, khususnya dalam
atau kutipan-kutipan.
• Jalan Tanah Abang I/15 Misalnya:
• Jalan Wijaya No. 14 Bab X, Pasal 5, halaman
• Hotel Gajah Mada, Kamar 169 252
• Gedung Samudra, Lantai III, Surah Yasin: 9
Ruang 201
Markus 16: 15—16
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
8. Tentang Penulisan Bilangan dengan 9. Tentang Bilangan Tingkat
Huruf Bilangan tingkat menunjukkan kronologi,
Sehubungan dengan tata cara tingkatan, atau urutan. Penulisan bilangan tingkat
penulisan bilangan dengan huruf, ada yang dapat dilakukan dengan cara berikut.
harus diperhatikan. Penulisan bilangan abad XXX
dengan huruf harus memerhatikan bentuk abad ke-30
awal bilangan tersebut. abad ketiga puluh
Bilangan utuh, misalnya: Perang Dunia II
dua belas (12) Perang Dunia Ke-2
tiga puluh (30) Perang Dunia Kedua
lima ribu (5.000)
10. Tentang Akhiran -an
Sedangkan bilangan pecahan, misalnya: Akhiran –an mengatur tentang rentang,
setengah atau seperdua (½) jenis, atau jangka, dari angka yang disebutkan.
seperenam belas (⅟16) Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan
dengan cara berikut.
tiga perempat (¾)
Misalnya:
dua persepuluh (²∕₁₀)
lima lembar uang 000-an (lima lembar
tiga dua-pertiga (3⅔) uang seribuan)
satu persen (1%) tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima
satu permil (1‰) puluhan)
uang 000-an (uang lima ribuan)
Angka dan Bilangan dalam PUEBI
11. Tentang Angka dalam Surat Resmi 12. Tentang Penulisan Bilangan Angka yang Diikuti
dan Perundang-Undangan Huruf
Dan dalam penulisan bilangan yang
Dalam perkara formal seperti dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf,
keperdataan, angka juga muncul dalam penulisannya harus dilakukan seperti berikut.
narasi. Penulisan bilangan dengan angka Saya lampirkan tanda terima uang
dan huruf sekaligus dilakukan dalam sebesar 500,50 (enam ratus ribu lima ratus rupiah
peraturan perundang-undangan, akta, dan lima puluh sen).
kuitansi. Bukti pembelian barang seharga 000.000,00 (tiga
juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan
pertanggungjawaban.
Misalnya:
13. Tentang Bilangan dalam Unsur Nama Tempat
Setiap orang yang menyebarkan atau Sering, kita menemukan nama tempat
mengedar-kan rupiah tiruan, dengan bilangan di dalamnya. Bilangan yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan
ayat (2), dipidana dengan pidana huruf.
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan Misalnya:
pidana denda paling Salatiga
banyak 000.000,00 (dua ratus juta Rajaampat
rupiah). Simpanglima
Telah diterima uang Tigaraksa
sebanyak 950.000,00 (dua juta sembilan
ratus lima puluh ribu rupiah) untuk
pembayaran satu unit televisi.

Anda mungkin juga menyukai