Anda di halaman 1dari 14

ASAM SULFAT

(H2SO4)
DEFENISI
 Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam
mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam
sulfat merupakan bahan kimia yang banyak
digunakan sebagai bahan baku dan bahan
penolong dalam berbagai industri.
SEJARAH
 Alkimiawan abad ke-8 Abu Musa Jabir bin Hayyan
(Geber) dipercayai sebagai penemu asam sulfat.
Asam ini kemudian dikaji oleh alkimiawan dan dokter
Persia abad ke-9 Ar-Razi (Rhazes), yang
mendapatkan zat ini dari distilasi kering mineral yang
mengandung besi(II) sulfat heptahidrat, FeSO4 •
7H2O, dan tembaga(II) sulfat pentahidrat, CuSO4 •
5H2O.
 Ketika dipanaskan, senyawa-senyawa ini akan terurai
menjadi besi(II) oksida dan tembaga(II) oksida,
melepaskan air beserta sulfur trioksida yang akan
bergabung menjadi larutan asam sulfat.
 Asam sulfat dikenal oleh alkimiawan Eropa abad
pertengahan sebagai minyak vitriol. Kata vitriol
berasal dari bahasa Latin vitreus yang berarti
'gelas', merujuk pada penampilan garam sulfat
yang seperti gelas, disebut sebagai garam vitriol.
Garam-garam ini meliputi tembaga(II) sulfat
(vitriol biru), seng sulfat (vitriol putih), besi(II)
sulfat (vitriol hijau), besi(III) sulfat (vitriol Mars),
dan kobalt(II) sulfat (vitriol merah).
KEBERADAAN
 Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat
ditemukan secara alami di bumi. Walaupun demikian,
asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam,
yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer
dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur
dioksida adalah produk sampingan utama dari
pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak
yang mengandung sulfur (belerang).
PENGAMBILAN SULFUR
 Proses Frasch
Dasar pengambilan sulfur menurut proses ini adalah
pencairan sulfur di bawah tanah / laut dengan air
panas, lalu mamompanya ke atas permukaan bumi
 Pengambilan S dari batuan sulfida / sulfat

 Pengambilan Sulfur Alamiah dari deposit gunung


berapi
 Pengambilan S dari gas buang
PEMBUATAN H2SO4
 Pembuatan H2SO4 dengan proses timbal
Proses tersebut menggunakan ruang reaktor yang
dindingnya dilapisi timbal ( Pb ) oleh sebab itu
dinamakan proses kamar timbal / bilik timbal.
Reaksi yang terjadi:
2S(s) + 2 O2(g) → 2 SO2(g)
2 SO2(g) + 2 NO2(g) → 2 SO3(g) + 2 NO(g)
2 NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(l)
 Pembuatan dengan proses kontak
Mensintesis belerang menjadi H2SO4 sebagai katalis
digunakan V2O5.
Asam Sulfat yang dihasilkan dari proses tersebut
mempunyai massa jenis 1,84 dan bersifat higroskopis.
Apabila H2SO4 pekat dicampur dengan air , akan
bersifat eksoterm dan berbahaya. H2SO4 25 %
banyak dijual di pasaran dengan nama accu zuur untuk
mengisi aki.
SIFAT FISIKA
 Bentuk Asam Sulfat berupa cairan bening
seperti minyak
 Asam ini memiliki viskositas yang cukup tinggi dan
konduktivitas efektif ion H3SO4+ dan HSO4− tinggi
dikarenakan mekanisme ulang alik proton intra molekul,
menjadikan asam sulfat sebagai konduktor yang baik.
Ia juga merupakan pelarut yang baik untuk banyak
reaksi.
SIFK KIMIA
 Reaksi dengan Air
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik.
Selalu tambahkan asam ke dalam air daripada air ke
dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah
daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di
atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam
asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi
dengan keras.
 Reaksi lainnya

Sebagai asam, asam sulfat bereaksi dengan


kebanyakan basa, menghasilkan garam sulfat.
KEGUNAAN
 Untuk membuat pupuk fosfat
 Untuk membuat trinatrium fosfat untuk deterjen

 Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh


industri besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi,
karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil
 Untuk pembuatan aluminium sulfat

 Katalis asam yang umumnya digunakan dalam


pembuatan nilon
KESELAMATAN
 Bahaya Laboratorium
Sifat-sifat asam sulfat yang korosif diperburuk oleh
reaksi eksotermiknya dengan air. Luka bakar akibat
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar
akibat asam kuat lainnya, hal ini dikarenakan adanya
tambahan kerusakan jaringan dikarenakan dehidrasi
dan kerusakan termal sekunder akibat pelepasan
panas oleh reaksi asam sulfat dengan air.
Bahaya akan semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya konsentrasi asam sulfat
 Bahaya Industri
Walaupun asam sulfat tidak mudah terbakar, kontak
dengan logam dalam kasus tumpahan asam dapat
menyebabkan pelepasan gas hidrogen. Asam sulfat
dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya.
Resiko utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit
yang menyebabkan luka bakar. Paparan dengan
aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan
menyebabkan iritasi mata, saluran pernafasan, dan
membran mukosa yang parah. Iritasi akan mereda
dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat
risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih
parah.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai