AGROEKOSISTEM
• Buah durian sebagai bahan makanan bagi manusia dan hewan, sebagai sumber
pendapatan bagi manusia
• Bunga durian menghasilkan madu sebagai sumber makanan bagi kelelawar,
burung, lebah, yang secara tdak langsung membantu penyerbukannya
• Batang durian menjadi rumah semut dan menjadi makanan penggerek batang,
perabotan
• Cabang dan rantngnya dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan menjadi
tempat bersarang burung
• Daun yang segar menjadi makanan ulat dan belalang, menyerap karbondioksida
dari udara dan melepaskan oksigen.
Daun yang gugur menjadi makanan serangga, cacing dan jamur yang membantu
proses pelapukan sehingga menjadi kompos yang membantu menyuburkan tanah.
• Tajuknya yang rimbun menghalangi matahari langsung ke bumi sehingga
menciptakan suasana lembab dan sejuk. Mengurangi run off lapisan atas tanah
yang subur tdak rusak dan hanyut terbawa aliran air hujan
• Akar hidupnya menyerap air dan memperkokoh kedudukan tanah, akar lapuk
membentuk lubang-lubang kecil di dalam tanah, sehingga air hujan dapat meresap
ke dalam tanah.
Apabila terdapat beragam jenis tumbuhan dan hewan maka fungsi yang dihasilkan
lebih banyak misalnya, hutan campuran atau kebun campur memiliki fungsi lebih
lengkap dibandingkan dengan hutan jati atau hutan akasia yang hanya terdiri dari satu
jenis tanaman. hutan.
Dari uraian di atas jelas sekali bahwa keanekararagaman hayat mempunyai
peran dan fungi dalam lingkungannya yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia dan keberlanjutan lingkungan
PERAN EKOLOGIS KEANEKARAGAMAN HAYATI
DALAM PERTANIAN
Budidaya tanaman monokultur dapat mendorong ekosistem pertanian rentan
terhadap organisme serangga hama.
memodifikasi
komoditi dengan
memecah
interaksi
kehidupan
tanaman
Pemecahan ini
dapat diperbaiki
dengan
pemulihan
komponen
komoditi melalui
penambahan
atau
peningkatan
keanekaragama
n hayati.
KEANEKARAGAMAN HAYATI DALAM AGROEKOSISTEM
Gabungan keanekaragaman hayati, terdiri dari seluruh tumbuhan dan hewan, herbivora,
carnivora, pengurai, dan lain-lain, dari lingkungan sekitar yang berkoloni
dalamagroekosistem, yang saling berhubungan atau berinteraksi.
Hal ini melibatkan manajemen dan perencanaan yang baik dalam agroekosistem
karena banyak hubungan penting antara tanah, mikroorganisme, tanaman, serangga
herbivora, dan musuh alami (Vandermeer & Perfecto, 1995).
Gabungan antara fungsi-fungsi keanekaragaman hayati akan memicu sinergisitas
yang dapat membantu di dalam agroekosistem dengan meningkatkan faktor-faktor
yang berpengaruh, antara lain
aktivitas biologi tanah, siklus nutrisi, peningkatan arthropoda dan antagonis yang
menguntungkan dan lain-lain, yang seluruhnya penting untuk memelihara kestabilan
maupun keutuhan agroekosistem.
Apabila perencanaan dilakukan dengan baik, populasi serangga hama di dalam agroekosistem
dapat diturunkan di bawah ambang ekonomi yaitu dengan meningkatkan populasi
musuh alami atau yang memiliki efek pencegahan langsung terhadap serangga
herbivora.
1. Menyediakan inang alternatif dan mangsa pada saat kelangkaan populasi inang
2. Menyediakan pakan (tepung sari dan nektar) parasitoid dewasa
3. Menjaga populasi hama yang dapat diterima pada waktu tertentu untuk
memastikan kelanjutan hidup dari musuh alami
Dampak pengelolaan agroekosistem terhadap keanekaragaman
musuh alami dan kelimpahan seranggan hama
Seluruh strategi peningkatan keragaman yang digunakan harus
didasarkan pada pengetahuan akan kebutuhan ekologis dari musuh-
musuh alami. Untuk meningkatkan keefektifan musuh alami dapat
dilakukan dengan memanipulasi sumber daya non target. Manipulasi
sumber-sumber daya non-target akan merangsang musuh alami
membentuk koloni habitat, sehingga meningkatkan kemungkinan
musuh alami tetap tinggal pada habitatnya dan berkembang biak