Anda di halaman 1dari 24

PERANAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DALAM

AGROEKOSISTEM

Ekosistem pertanian (agroekosistem) memegang faktor kunci dalam


pemenuhan kebutuhan pangan suatu bangsa. Keanekaragaman
hayati (biodiversiy) yang ada dan berinteraksi dalam suatu ekosistem
sangat menentukan tingkat produktivitas pertanian.
Pada kenyataannya pertanian merupakan penyederhanaan dari
keanekaragaman hayati secara alami menjadi tanaman monokultur.
Hasil akhir pertanian adalah produksi ekosistem buatan yang
memerlukan perlakuan oleh pelaku pertanian secara konstan.

Secara ekonomi sistem monokultur untuk sementara waktu


mungkin menguntungkan bagi para pelaku di bidang pertanian
maupun perkebunan, tetapi dalam jangka waktu panjang terjadi
penyempitan keragaman tanaman secara drastis mengakibatkan
produksi makanan di dunia akan semakin memburuk (Altieri &
Nicholls, 2004).

Peran ekologis keanekaragaman hayati pertanian, diantaranya dalam


hal penyerbukan, penguraian, dan pengendali hayati (predator,
parasitoid, dan patogen) untuk mengendalikan hama, sangatlah
penting bagi pertanian berkelanjutan.
Proses penyederhanaan lingkungan menjadi monokultur
pertanian memberi dampak terhadap keanekaragaman
hayati dalam hal:

 Perluasan tanah pertanian mengakibatkan hilangnya


habitat alami
 Konversi menjadi lahan pertanian homogen dengan nilai
habitat yang rendah
 Kehilangan berbagai jenis serangga berguna akibat
hilangnya tanaman liar sebagai sumber makanan,
penggunaan bahan kimia sintetis dan kegiatan lainnya
 Erosi sumber-sumber genetik yang bervariasi karena
peningkatan varitas tanaman berproduksi tinggi yang
seragam
Peran dan Fungsi Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati, baik dalam bentuk individu maupun kelompok, (gen,
jenis dan ekosistem) memiliki peran dan fungsi di dalam lingkungan hidupnya
manfaatnya bagi kesejahteraan manusia, tetapi juga untuk mempertahankan
keberlanjutan lingkungan
Satu jenis keanekaragaman hayati dapat menyediakan lebih dari satu
kelompok manfaat. Misalnya, dari sebatang pohon durian dapat diperoleh:

• Buah durian sebagai bahan makanan bagi manusia dan hewan, sebagai sumber
pendapatan bagi manusia
• Bunga durian menghasilkan madu sebagai sumber makanan bagi kelelawar,
burung, lebah, yang secara tdak langsung membantu penyerbukannya
• Batang durian menjadi rumah semut dan menjadi makanan penggerek batang,
perabotan
• Cabang dan rantngnya dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan menjadi
tempat bersarang burung
• Daun yang segar menjadi makanan ulat dan belalang, menyerap karbondioksida
dari udara dan melepaskan oksigen.
Daun yang gugur menjadi makanan serangga, cacing dan jamur yang membantu
proses pelapukan sehingga menjadi kompos yang membantu menyuburkan tanah.
• Tajuknya yang rimbun menghalangi matahari langsung ke bumi sehingga
menciptakan suasana lembab dan sejuk. Mengurangi run off lapisan atas tanah
yang subur tdak rusak dan hanyut terbawa aliran air hujan
• Akar hidupnya menyerap air dan memperkokoh kedudukan tanah, akar lapuk
membentuk lubang-lubang kecil di dalam tanah, sehingga air hujan dapat meresap
ke dalam tanah.
Apabila terdapat beragam jenis tumbuhan dan hewan maka fungsi yang dihasilkan
lebih banyak misalnya, hutan campuran atau kebun campur memiliki fungsi lebih
lengkap dibandingkan dengan hutan jati atau hutan akasia yang hanya terdiri dari satu
jenis tanaman. hutan.
Dari uraian di atas jelas sekali bahwa keanekararagaman hayat mempunyai
peran dan fungi dalam lingkungannya yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia dan keberlanjutan lingkungan
PERAN EKOLOGIS KEANEKARAGAMAN HAYATI
DALAM PERTANIAN
Budidaya tanaman monokultur dapat mendorong ekosistem pertanian rentan
terhadap organisme serangga hama.

Untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan maka tindakan mengurangi


serangan hama melalui pemanfaatan musuh alami serangga dan
meningkatkan keanekaragaman tanaman seperti penerapan tumpang sari,
rotasi tanaman dan penanaman lahan-lahan terbuka sangat perlu dilakukan
karena meningkatkan stabilitas ekosistem serta mengurangi resiko gangguan
hama

Mekanisme-mekanisme alami seperti predatisme, parasitisme, patogenisitas,


persaingan intraspesies dan interspesies, suksesi, produktivitas, stabilitas dan
keanekaragaman hayati dapat dimanfaatkan untuk mencapai pertanian
berkelanjutan.
Konsekuensi dari pengurangan keanekaragaman hayati akan lebih jelas terlihat pada
pengelolaan hama pertanian. Semakin intensif tanaman tersebut dimodifikasi maka
akan semakin intensif pula hama yang menyerangnya (Swift et al., 1996) .

memodifikasi
komoditi dengan
memecah
interaksi
kehidupan
tanaman
Pemecahan ini
dapat diperbaiki
dengan
pemulihan
komponen
komoditi melalui
penambahan
atau
peningkatan
keanekaragama
n hayati.
KEANEKARAGAMAN HAYATI DALAM AGROEKOSISTEM

Menurut Southwood & Way (1970), tingkat keanekaragaman hayati dalam


agroekosistem bergantung pada 4 ciri utama, yaitu:

- Keragaman tanaman di dalam dan sekitar agroekosistem


- Keragaman tanaman yang sifatnya permanen di dalam agroekosistem
- Kekuatan atau keutuhan manajemen
- Perluasan agroekosistem terisolasi dari tanaman alami

Komponen keanekaragaman hayati dalam agroekosistem dapat dikelompokkan


berdasarkan hubungan peranan, fungsi, dan sistem pertanaman (Swift et al.,
1996) yang terdiri dari:
- Biota produktif: tanaman, pepohonan, hewan atau ternak yang dipilih oleh
petani, memiliki peranan penting dalam keanekaragaman hayati dan
kekompleksan agroekosistem

- Sumber-sumber biota: makhluk hidup yang memiliki kontribusi terhadap


penyerbukan, pengendalian hayati, dekomposisi, dan lain-lain.

- Biota perusak: gulma, serangga hama, mikroba patogen dan lain-lain,


yang dikendalikan oleh petani melalui manajemen budidaya.
Ada dua komponen penting keanekaragaman hayati yang dikenal dalam
agroekosistem.

Komponen 1 keanekaragaman hayati yang


terencana, meliputi tanaman dan
hewan yang secara sengaja dimasukkan
Komponen 2

oleh petani ke dalam agroekosistem,


variasinya tergantung dari manajemen
dan pengaturan tanaman secara
sementara.

Gabungan keanekaragaman hayati, terdiri dari seluruh tumbuhan dan hewan, herbivora,
carnivora, pengurai, dan lain-lain, dari lingkungan sekitar yang berkoloni
dalamagroekosistem, yang saling berhubungan atau berinteraksi.

Hal ini melibatkan manajemen dan perencanaan yang baik dalam agroekosistem
karena banyak hubungan penting antara tanah, mikroorganisme, tanaman, serangga
herbivora, dan musuh alami (Vandermeer & Perfecto, 1995).
Gabungan antara fungsi-fungsi keanekaragaman hayati akan memicu sinergisitas
yang dapat membantu di dalam agroekosistem dengan meningkatkan faktor-faktor
yang berpengaruh, antara lain

aktivitas biologi tanah, siklus nutrisi, peningkatan arthropoda dan antagonis yang
menguntungkan dan lain-lain, yang seluruhnya penting untuk memelihara kestabilan
maupun keutuhan agroekosistem.

Apabila perencanaan dilakukan dengan baik, populasi serangga hama di dalam agroekosistem
dapat diturunkan di bawah ambang ekonomi yaitu dengan meningkatkan populasi
musuh alami atau yang memiliki efek pencegahan langsung terhadap serangga
herbivora.

Oleh sebab itu perlu dildkukan identifikasi tipe-tipe keanekaragaman hayati


Untuk memelihara dan/atau meningkatkan pengaruh-pengaruh ekologis, dan memberikan
perlakuan terbaik dalam peningkatan komponen keanekaragaman hayati yang diinginkan
Strategi yang dibutuhkan untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dalam
agroekosistem adalah menggalakkan sinergisitas berbagai tanaman, pepohonan, dan
hewan-hewan seperti: tumpangsari, agroforestri, rotasi tanaman, tanaman penutup,
pengolahan tanah, penggunaan pupuk kompos dan pupuk daun, kombinasi tanaman-
ternak dan lain-lain.
KERAGAMAN TANAMAN DAN PENGENDALIAN HAYATI

Pada pertanaman monokultur sulit dilakukan pengendalian hayati karena


kurang jelasnya penampakan efektif dari musuh alami dan adanya gangguan
beberapa perlakuan dalam sistem ini. Sebaliknya pada pertanaman polikultur,
sumber-sumber daya tertentu untuk musuh-musuh alami telah tersedia karena
adanya keragaman tanaman, lebih mudah untuk dimanipulasi dan tidak
digunakannya pestisida

Mengganti atau menambah keragaman pada agroekosistem yang telah ada


dapat dilakukan agar musuh alami efektif dan populasinya meningkat dengan cara:

1. Menyediakan inang alternatif dan mangsa pada saat kelangkaan populasi inang
2. Menyediakan pakan (tepung sari dan nektar) parasitoid dewasa
3. Menjaga populasi hama yang dapat diterima pada waktu tertentu untuk
memastikan kelanjutan hidup dari musuh alami
Dampak pengelolaan agroekosistem terhadap keanekaragaman
musuh alami dan kelimpahan seranggan hama
Seluruh strategi peningkatan keragaman yang digunakan harus
didasarkan pada pengetahuan akan kebutuhan ekologis dari musuh-
musuh alami. Untuk meningkatkan keefektifan musuh alami dapat
dilakukan dengan memanipulasi sumber daya non target. Manipulasi
sumber-sumber daya non-target akan merangsang musuh alami
membentuk koloni habitat, sehingga meningkatkan kemungkinan
musuh alami tetap tinggal pada habitatnya dan berkembang biak

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman tanaman


dapat menurunkan populasi serangga herbivor, semakin tinggi
keragaman ekosistem dan semakin lama keragaman ini tidak diganggu
oleh manusia, semakin banyak pula interaksi internal yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan stabilitas serangga. Stabilitas
komunitas serangga selain bergantung pada keragamannya, juga pada
kepadatan tingkat tropik secara alami
PERENCANAAN AGROEKOSISTEM MENUJU
PERTANIAN BERKELANJUTAN

Mengenali akar permasalahan dari


Langkah 1

ketidakstabilan atau kerusakan agroekosistem


yaitu: penggunaan pestisida dan pemupukan
yang berlebihan, kadar bahan organik tanah
yang rendah, aktivitas biologi tanah yang rendah,
monokultur, rendahnya keanekaragaman hayati,
keseragaman genetik, dan kelembaban yang
tidak seimbang.
Langkah 2

Meningkatkan praktek manajemen untuk


mengoptimalkan kesehatan dan ketahanan
agroekosistem dengan menyediakan sarana
ekologis.
Mekanisme untuk meningkatkan ketahanan agroekosistem
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan:

 Jenis tanaman dan keragaman genetik,


 Fungsi keanekaragaman musuh alami dan antagonis,
 Bahan organik tanah dan aktivitas biologi,
 Penutup tanah (cover crop), dan
 Menghilangkan input beracun.

Seluruh perlakuan ini akan menghasilkan peningkatan fungsi


keanekaragaman hayati baik di dalam maupun di atas tanah,
yang berperan penting dalam memulihkan kapasitas sistim
produksi
Strategi penting dalam ketahanan pertanian agar dapat berkelanjutan
adalah mengembalikan keragaman melalui:

 Tumpangsari dan rotasi tanaman untuk penyediaan nutrisi tanaman dan


memutuskan siklus hidup serangga hama;
 Tanaman penutup untuk memperbaiki kesuburan tanah,
 Memodifikasi iklim mikro dan meningkatkan peran musuh alami;
 Polikultur untuk saling melengkapi sehingga akan meningkatkan produksi;
 Gabungan tanaman-ternak untuk meningkatkan luaran biomas yang tinggi
 Mengoptimalkan sistem daur ulang, agroforestri untuk menghasilkan
hubungan yang saling melengkapi diantara komponen
 Meningkatkan penggunaan berganda agroekosistem, dan lain-lain

Tujuan akhir sistem produksi yang akan dicapai adalah ’rancangan’


agroekosistem yang secara ekonomi menguntungkan dan secara
ekologis berkelanjutan.
KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati


yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya.

Sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya mempunyai fungsi dan manfaat


sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup. Karena sifatnya yang tidak dapat
diganti-ganti dan peranannya begitu besar bagi kehidupan manusia, maka upaya
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya sudah menjadi kewajiban
mutlak dari setiap generasi
Dalam rencana aksi untuk melestarikan keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip
yang telah dicanangkan dunia yaitu dengan pendekatan : Save, Study, dan Use.

Perlindungan dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan, legislasi,


SAVE perjanjian internasional, dan sebagainya

Pemanfaatan direncanakan untuk program-program manfaat bagi


USE masyarakat, berbagai komoditi perdagangan, turisme dan jasa.

Penelitian dalam keanekaragaman hayati sangat penting, karena


penggunaan maupun pelestariannya tidak dapat dilakukan tanpa
penelitian ilmiah. penelitian terus dikembangkan agar pemanfaatan
STUDY
sumberdaya hayati dapat lestari dan berlanjut sesuai dengan cita-cita
manusia agar dapat hidup berdampingan dan selaras
dengan alam.
TERIMA Kasih

Anda mungkin juga menyukai