Anda di halaman 1dari 33

Konsep Kegawat

Daruratan

Oleh : Dina Mariyana


Gawat Darurat
Gawat :
Suatu keadaan karena cedera atau bukan cedera yang
mengancam nyawa penderita. Contoh : penyakit kanker
stadium akhir, cedera kepala.
Darurat:
Suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang
membutuhkan pertolongan segera. Contoh: perdarahan.
Gawat Darurat
Suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang
mengancam nyawa pasien dan membutuhkan pertolongan
segera. Contoh : tersedak makanan, serangan jantung
Kondisi Kegawat Daruratan
Kondisi kesehatan yang perlu mendapatkan penanganan cepat :

1. Serangan Jantung
kondisi di mana salah satu pembuluh darah jantung mengalami
penyumbatan. Serangan jantung terkadang menunjukkan gejala
seperti sesak napas tiba-tiba, nyeri dada, dada terasa seperti
ditekan, dan terasa penuh.
Rasa nyeri pada dada juga bisa timbul dan dapat menyebar ke
bagian lain seperti pundak, kedua lengan, punggung, perut,
bahkan rahang bawah.
2.Henti jantung
kondisi di mana fungsi jantung pasien berhenti secara tiba-tiba,
menyebabkan aliran darah terhenti. Kondisi ini dapat membuat
pasien hilang kesadaran dan tidak bernapas.
• Cedera fisik akibat kecelakaan
Kecelakaan yang menyebabkan banyak luka atau
cedera fisik juga merupakan kondisi yang
diutamakan oleh UGD. Misalnya saja cedera
akibat kecelakaan lalu lintas, luka bakar,
perdarahan yang tidak kunjung berhenti, cedera
pada kepala atau tulang belakang, cedera karena
tersengat listrik atau tersambar petir, dan lain
sebagainya.
• Kesulitan bernapas
Semua kondisi yang menyebabkan kesulitan
bernapas, sesak napas, atau gagal nafas sehingga
tubuh kekurangan oksigen, termasuk dalam
kategori kondisi yang memerlukan penanganan
cepat. Kesulitan bernapas bisa terjadi karena
adanya masalah pada paru-paru dan saluran
pernapasan, seperti pada serangan asma, emboli
paru, pneumothorax, pneumonia, pembengkakan
paru, anemia, PPOK, hingga sesak napas
karena Syok Anafilatik. Kondisi-kondisi tersebut
merupakan kegawatdaruratan dalam pernapasan.
• Stroke
Salah satu kondisi gawat darurat yang perlu secepatnya
ditangani di UGD adalah stroke. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah otak,
atau karena pecahnya pembuluh darah otak. Gejalanya
berupa kesulitan berbicara atau berjalan, kelemahan
atau lumpuh pada anggota gerak tubuh, gangguan
penglihatan, sakit kepala, dan penurunan kesadaran.
• Keracunan
Keracunan merupakan kondisi yang juga memerlukan
penanganan UGD segera. Keracunan di sini bisa berarti
menghirup, menelan atau menyentuh zat beracun,
misalnya keracunan makanan, serta overdosis obat
atau alkohol.
Prioritas Pelayanan di UGD
Berdasarkan Kegawatannya
• Kategori I: Harus segera ditolong
Orang yang membutuhkan perawatan segera dan
harus ditangani tim medis paling lambat dua
menit setelah tiba di UGD, dikategorikan sebagai
pasien dengan kondisi kritis yang mengancam
nyawa. Misalnya pada pasien henti jantung, henti
napas, dan koma.
• Kategori II: Gawat
Pasien dengan kondisi kritis dan sangat kesakitan,
misalnya pasien dengan nyeri dada berat,
kesulitan bernapas atau patah tulang yang parah,
dan kejang. Kondisi ini masuk dalam kategori
darurat atau memiliki kondisi yang mengancam
nyawa, yakni pasien yang membutuhkan
perawatan segera setidaknya dalam waktu 10
menit setelah tiba di UGD.
• Kategori III: Berpotensi mengalami
perburukan kondisi
Orang yang membutuhkan perawatan setidaknya
dalam waktu 30 menit setibanya di UGD, masuk
kategori penting atau urgent, yakni pasien yang
memiliki kondisi yang berpotensi mengancam
nyawa, misalnya menderita penyakit berat yang
tidak kunjung sembuh, perdarahan hebat akibat
luka, atau mengalami dehidrasi berat.
• Kategori IV: Kondisi serius namun bukan
kegawatan
Pasien dengan kondisi cedera atau gejala
dalam tahap sedang, misalnya pasien dengan
benda asing yang masuk ke mata, keseleo
pergelangan kaki, migrain atau sakit telinga.
Kondisi-kondisi tersebut masuk dalam kategori
kategori serius namun bukan kegawatan.
Pasien yang masuk di kategori ini
membutuhkan perawatan setidaknya dalam
waktu satu jam setelah tiba di UGD.
• Kategori V: Tidak mendesak
Pasien dengan kondisi cedera atau gejala ringan,
yang biasanya telah dialami lebih dari seminggu,
seperti ruam atau rasa sakit dan nyeri ringan,
masuk dalam kategori kelima atau kondisi yang
tidak mendesak. Pasien dalam kategori ini dapat
menunggu hingga paling lama dua jam, sebelum
ditangani dokter.
Pembebasan Jalan Nafas
• Sumbatan jalan nafas menjadi masalah utama
pada kasus anak, pada bayi mudah terjadi
contoh paling sering kita temui adalah kasus
tersedak pada saat meminum ASI. Atau pada
kasus pada anak yang paling sering adalah
tertelan benda kecil seperti kelereng, biji2an
ataupun benda kecil lainnya.
• Pasien tidak sadar adalah hilangnya tonus otot
tenggorokan enyebab utama sumbatan jalan
nafas pada sehingga pangkal lidah jatuh
menyumbat faring dan epiglotis menutup laring.
Bila pasien masih bernafas, sumbatan partial
menyebabkan bunyi nafas saat inspirasi
bertambah (stridor), sianosis (tanda berlanjut)
dan retraksi otot nafas tambahan. Tanda ini akan
hilang bila pasien tidak bernafas.
Anatomi sistem pernapasan
• Hidung dan mulut
• Faring
Faring terdapat pada dinding belakang rongga mulut. Faring
berfungsi sebagai tempat masuknya udara dari hidung dan
mulut serta makanan dari mulut yang harus melewati organ
ini. Orofaring adalah udara mulut yang masuk melewati
lubang mulut ke faring. Sementara nasofaring adalah udara
dari hidung yang masuk ke bagian faring. Faring terbagi
menjadi dua saluran. Saluran pertama disebut esofagus atau
kerongkongan yang merupakan jalan masuknya makanan ke
lambung. Saluran kedua adalah laring atau tenggorokan
yang menjadi saluran pernapasan tersambung dengan paru-
paru.
Epiglotis
Epiglotis merupakan sebuah flap berbentuk
daun yang melindungi trakea. Epiglotis akan
menutup laring pada saat makanan atau
minuman masuk melalui mulut dan akan
diteruskan menuju esofagus. Namun, kondisi
tertentu seperti penyakit atau trauma
menyebabkan esofagus tidak bekerja normal,
sehingga benda yang masuk ke laring bisa
membuat tersedak.
• Laring dan trakea
Laring merupakan bagian paling pertama dari
saluran pernapasan. Udara yang masuk ke
laring akan diteruskan ke trakea. Bayi memiliki
trakea yang lebih kecil. Oleh karena itu, jangan
pernah mendongakan kepala secara
berlebihan (hiperekstensi) sebab bisa
mengakibatkan sumbatan pada airway.
• Bronkus dan paru
Trakea terbagi menjadi dua cabang, yakni
bronkus kanan dan bronkus kiri. Tiap bronkus
memiliki banyak cabang yang disebut
bronkiolus. Setiap ujung bronkiolus terdapat
alveolus yang merupakan tempat pertukaran
oksigen dengan karbondioksida.
Penilaian jalan napas
Membuka jalan napas : Penyebab utama
terhambatnya saluran pernapasan pada orang
yang hilang kesadaran adalah tertutupnya trakea
akibat lidah yang terjatuh di rongga mulut. Pada
kasus-kasus tertentu, korban membutuhkan
bantuan pernapasan. Saluran pernapasan harus
dibuka terlebih dahulu sebelum diberikan
bantuan pernapasan. Ada dua tindakan yang
dapat dilakukan unutk membuka saluran
pernapasan, yakni head tilt/ Chin lift dan jaw
trust.
• Head tilt/ chin lift
Teknik ini hanya bisa dipakai pada penderita yang tidak
mengalami cedera leher, kepala, dan tulang belakang.
Berikut tahapan melakukan teknik ini:
• Letakkan tangan pasien di dahi, sebaiknya gunakan
tangan yang paling dekat dengan dahi.
• Tengadahkan kepala pasien secara perlahan dengan
mendorong dahi ke arah belakang.
• Letakkan ujung jari tangan yang satunya pada tulang
dagu pasien. Bila masih anak-anak, letakkan jari
telunjuk saja di bawah dagu.
• Angkat dagu bersamaan dengan menengadahkan
kepala. Usahakan jangan sampai mulut pasien
tertutup. Bila pasien masih anak-anak sebaiknya jangan
terlalu menengadahkan kepala.
• Pertahankan posisi ini.
• Jawtrust
Teknik ini memang sedikit melelahkan namun amat
sesuai bagi penderita cedera tulang belakang. Berikut
langkah-langkah melakukan tindakan ini:
• Letakkan tangan di kedua sisi kepala korban
• Pegang kedua sisi rahang bawah pasien. Bila pasien
masih anak-anak, gunakan dua atau tiga jari saja dan
letakkan pada sudut rahang.
• Lakukan gerakan mengangkat untuk mendorong ke
atas rahang bawah pasien. Hal ini bertujuan untuk
menarik lidah dari tenggorokan.
• Usahan mulut pasien untuk tetap sedikit terbuka. Bila
perlu, tarik bibir bawah dengan kedua ibu jari.
• Metode pemeriksaan jalan nafas yang utama:
(Look, Listen, Feel)
Look : Lihat gerakan nafas ada atau tidak
Listen : Dengarkan ada atau tidak suara nafas
tambahan yang keluar
Feel : Rasakan adanya aliran udara atau
nafas yang keluar melalui mulut atau hidung.
Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel Cara ini
dilakukan untuk memeriksa jalan nafas dan
pernafasan.
Look listen dan feel
jenis suara nafas tambahan karena
hambatan sebagian jalan nafas
• A. Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini
menandakan adanya kebuntuan jalan napas
bagian atas oleh benda padat, jika terdengar
suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung
dengan cara cross-finger untuk membuka mulut
(menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift
tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas,
telunjuk menekan rahang bawah ke bawah).
Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di
tenggorokan
Tindakan Cross Finger
• B. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini
terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan
oleh cairan (darah atau muntahan), maka
lakukanlah cross finger(seperti di atas), lalu
lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya,
menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan
kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-
cairan).
Tindakan Finger Sweep
• C. Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya
disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea,
untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver
head tilt and chin lift atau jaw thrust saja.
• Bila pemeriksaan yang sudah kita lakukan seperti
keterangan di atas dan kita menemukan adanya
sumbatan pada jalan nafas langkah atau tindakan
selanjutnya yang harus kita lakukan adalah membuka
jalan nafas tersebut dengan berbagai macam metode
di antaranya adalah :
1. Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)
2. Chin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)
3. Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut
rahang bawah)
Head Tilt maneuver
(tindakan menekan dahi)
• Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah
pasien, Ingat! Tidak boleh dilakukan pada
pasien dugaan fraktur servikal.
• Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi
pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala
menjadi tengadah dan penyangga leher
tegang dan lidahpun terangkat ke depan.
Head Tilt maneuver
Chin Lift Manuver
(Tindakan mengangkat dagu)
• Dilakukan dengan maksud mengangkat otot
pangkal lidah ke depan.
• Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk
untuk memegang tulang dagu pasien
kemudian angkat.
Chin Lift Manuver
Jaw thrust maneuver (Tindakan
mengangkat sudut rahang bawah)
• Tindakan ini dilakukan untuk menghindari
adanya cedera lebih lanjut pada tulang
belakang bagian leher pasien.
Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan
ke arah depan sehingga barisan gigi bawah
berada di depan barisan gigi atas

Anda mungkin juga menyukai