Anita akbarisma
LO1
BPSD
Demensia berasal dari kata demens = gila dan ia = patologis
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang
disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan
tingkat kesadaran
Macam-macam demensia :
- Demensia Alzheimer
- Demensia Vaskular
- Demensia Vaskular & Alzheimer
- Demensia penyakit Picks dll
Demensia Alzheimer merupakan penyakit degeneratif otak yang
tersering ditemukan dan paling ditakuti
Umumnya muncul setelah usia 65tahun
Kriteria diagnosis demensia (sesuai dengan DSM-IV)
A. Munculnya defisit kognitif multipel yang bermanifestasi pada kedua
keadaan berikut :
1. Gangguan memori (ketidakmampuan untuk mempelajari informasi
baru atau untuk mengingat informasi yang baru saja dipelajari)
2. Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut :
a) Afasia (gangguan bahasa)
b) Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas motorik
walaupun fungsi motorik masih normal)
c) Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi
benda walaupun fungsi sensorik masih normal)
d) Gangguan fungsi eksekutif (eperti merencanakan,
mengorganisasi, berpikir runut, berpikir abstrak)
B. Defisit kognitif yang terdapat pada kriteria A1 dan A2
menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial dan okupasi
serta menunjukkan penurunan yang bermakna dari fungsi
sebelumnya. Defisit yang terjadi bukan terjadi khusus saat
timbulnya delirium
Manifestasi Klinis
Problem perilaku :
Perilaku agresif, yaitu penderita menjadi galak, kasar, tidak jarang
menyerang fisik
Gelisah mondar-mandir
Sering berteriak-teriak tengah malam
Wandering : suka keluyuran tanpa tujuan, hilang dari rumah, tersesat
Senang menimbun barang = “nyusuh”
Berbicara kotor = “nyumpah”
Kehilangan sopan santun sering dalam bentuk perilaku seksual yang tak
senonoh (genit)
Kecenderungan untuk mengulang-ulang pertanyaan
Seringkali penderita seperti tak mau ditinggal sendirian, mengikuti
kemanapun orang pergi
Penderita menjadi impulsif, tidak dapat mengontrol perilakunya
Intrusiveness : banyak permintaan, tidak sabar
Negativistik : perilaku menolak melakukan sesuatu, tidak kooperatif,
dan menolak perawatan
Problem psikologik
Halusinasi, seringkali berupa halusinasi penglihatan, seperti melihat
anak-anak kecil memasuki kamarnya, seseorang duduk di
ranjangnya, dsb
Anxietas, penderita selalu ketakutan akan ditinggal oleh
keluarganya
Depresi, merupakan problem psikologik yang sering dijumpai pada
pasien demensia. Penderita menarik diri, menolak makan,
menangis, merasa terbuang, putus asa, dan keinginan bunuh diri
Misidentifikasi, penderita salah mengenali orang, atau bahkan tidak
mengenali bayangan dirinya di cermin
Waham, seringkali berupa kecemburuan yang tidak masuk akal,
kecurigaan yang berlebihan, ketakutan bahwa dirinya akan
dicelakakan, dsb
Gangguan tidur, sering menyulitkan karena penderita bangun tengah
malam kemudian jalan-jalan, atau berteriak-teriak
Mengganggu : delusi, halusinasi, depresi, anxietas
Merepotkan : agresivitas fisik, wandering dan kegelisahan
Stress pada keluarga
Membuat kesal
Yang dapat mencetuskan BPSD “
Cara komunikasi
Sering mengkritik
Memaksa untuk melakukan sesuatu
Terlalu cerewet
Kurang memperhatikan
Suasana lingkungam : gaduh, ramai
Penatalaksanaan farmakologik
Pemberian obat-obat psikofarmaka hanya diberikan untuk kondisi problem
perilaku & psikologik yang berat atau sangat mengganggu, seperti perilaku
sangat agresif-impulsif, gejala psikosis seperti waham dan halusinasi, atau
suatu kondisi depresi berat. Obat-obat yang diberikan disesuaikan dengan
target gejala : Antipsikotik, antidepresan, atau mood stabilizer,dll
Penatalaksanaan nonfarmakologik
Modifikasi lingkungan
a. Tata ruang sederhana, segala sesuatu mudah untuk dijangkau, ada bel
pengaman, dsb
b. Suasana tempat tinggal disesuaikan dengan disabilitas kognitif pasien
c. Warna dinding lembut, sinar secukupnya, hindarkan cermin, barang pecah
belah, dsb
Intervensi keluarga
a. Penjelasan tentang penyakit yang diderita pasien, serta berbagai
konsekuensi yang akan dihadapi oleh keluarga
Gangguan mental
DEPRESI
Depresi merupakan penyakit mental yang paling sering pada pasien
berusia di atas 60 tahun dan merupakan contoh penyakit yang paling
umum dengan tampilan gejala yang tidak spesifik/tidak khas pada
populasi geriatri
Depresi pada usia lanjut lebih sulit di deteksi karena :
Penyakit fisis yang diderita sering mengacaukan gambaran depresi
Usila sering menutupi rasa sedihnya
Menutupi depresinya
Masalah sosial sering membuat depresi menjadi lebih rumit
Menurut DSM-IV kriteria depresi berat mencakup 5 atau lebih gejala
berikut, dan telah berlangsung 2minggu atau lebih, yakni :
1. Perasaan depresi
2. Hilangnya minat atau rasa senang
3. Berat badan menurun
4. Insomnia atau hipersomnia, hampir tiap hari
5. Agitasi atau retardasi psikomotor, hampir tiap hari
6. Kelelahan
7. Rasa bersalah atau tidak berharga, hampir tiap hari
8. Sulit konsentrasi
9. Pikiran berulang tentang kematian atau gagasan bunuh diri
Menurut ICD-10 gejala-gejala depresi terdiri dari :
Gejala Utama, yakni :
a. Perasaan depresif
b. Hilangnya minat dan semangat
c. Mudah lelah dan tenaga hilang
SINDROM DELIRIUM
FAKTOR RISIKO DELIRIUM
Deprivasi tidur (kurang tidur)
Dehidrasi
Pendengaran kurang
Penglihatan kurang
Imobilitas
Kerusakan kognitif
Penggunaan medikasi sedatif atau psikoaktif
DELIRIUM
FAKTOR MEMPERCEPAT
Medikasi Gagal organ (renal dan hati)
Imobilisasi Infeksi
Penggunaan kateter kandung Kekacauan metabolik
kemih indwelling penggunaan obat yang tak
Penggunaan pengendalian fisik dianjurkan
Dehidrasi faktor psikososial
Malnurtisi
komplikasi iatrogenik
Penyebab delirium
Alkohol, obat-obatan dan bahan beracun
Efek toksik dari pengobatan
Kadar elektrolit, garam dan mineral (misalnya kalsium, natrium atau magnesium)
yang tidak normal akibat pengobatan, dehidrasi atau penyakit tertentu
Infeksi akut disertai demam
Hidrosefalus bertekanan normal, yaitu suatu keadaan dimana cairan yang membantali
otak tidak diserap sebagaimana mestinya dan menekan otak
Hematoma subdural, yaitu pengumpulan darah di bawah tengkorak yang dapat
menekan otak
• Meningitis, ensefalitis, sifilis (penyakit infeksi yang menyerang otak)
• Kekurangan tiamin dan vitamin B12
• Hipotiroidisme maupun hipotiroidisme
• Tumor otak (beberapa diantaranya kadang menyebabkan linglung dan gangguan
ingatan)
• Patah tulang panggul dan tulang-tulang panjang
• Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk dan menyebabkan rendahnya kadar
oksigen atau tingginya kadar karbon dioksida di dalam darah
• Stroke
Delirium ditandai oleh kesulitan dalam:
Konsentrasi dan memfokus
Mempertahankan dan mengalihkan daya perhatian
Kesadaran naik-turun
Disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
Halusinasi biasanya visual, kemudian yang lain
Bingung menghadapi tugas se-hari-hari
Perubahan kepribadian dan afek
Pikiran menjadi kacau
Bicara ngawur
Disartria dan bicara cepat
Neologisma
Inkoheren
Gejala delirium
Perilaku yang inadekuat Atau sebaliknya bisa menjadi:
Rasa takut Pendiam
Menarik diri
Curiga
Mengantuk
Mudah tersinggung
Banyak pasien yang berfluktuasi
Agitatif antara diam dan gelisah
Hiperaktif Pola tidur dan makan terganggu
Siaga tinggi (Hyperalert) Gangguan kognitif, jadi daya
mempertimbangkan dan tilik-
diri terganggu
Comprehensiv
e Geriatric
Assessment
http://www.mna-
elderly.com/default.html
Gangguan kognitif ringan
Mild kognitif impairment (MCI)
kondisi transisi fungsi kognisi antara penuaan
normal dan demensia ringan
Vascular kognitif impairment (VCI)
penurunan fungsi kognitif ringan dan dihubungkan
dengan iskemi dan infark jaringan otak akibat
penyakit vaskular dan asteosklerosis.
Kriteria diagnostik untuk Mild Cognitive Impairment:
1.Keluhan memori
2.Fungsi memori yg tidak sesuai dengan umur dan pendidikan
3.Fungsi kognitif umum masih baik
4.Aktivitas sehari-hari masih baik
5.Tidak demensia
Sleep disorder
Secara luas gangguan tidur pada usia lanjut dapat dibagi menjadi :
- Kesulitan masuk tidur (sleep problems)
- Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak ( deep maintenance
problem)
- Bangun terlalu pagi (early morning awakening/EMA)
Clearance
a) Di hati obat mengalami metabolisme pintas awal (pada geriatri
menurun) obat dengan metabolisme pintas awal meningkat
dosis IV (rendah) & dosis po (tinggi)
b) Biotransformasi obat dihati melalui 2jalur :
1. Oksidasi oleh enzim mikrosom dihati penurunan
aktivitas sejalan umur
2. Konjugasi oleh enzim glukoronidase tidak mengalami
penurunan aktivitas sejalan umur
Palliative care
Geriatric Care
Preventif Medicine:
Primer/Promotif: mencegah timbulnya penyakit tertentu yang
berdampak kematian & ↓ status fungsional. Dilakukan dengan
imunisasi, gaya hidup sehat, nutrisi yang baik.
Sekunder/Kuratif: cegah progresivitas penyakit & terjadinya
hendaya(disability) penyakit melalui deteksi dini, penatalaksanaan
yang cepat & tepat. Umumnya difokuskan pada: kardiovaskular,
keganasan, serebrovaskular.
Tersier/Rehabilitatif: mengurangi dampak negative penyakit
pengembalian fungsi & ↓komplikasi penyakit
Pelayanan Kesehatan Primer
Puskesmas, praktek dokter umum, etc promkes,
pencegahan, pengobatan dasar
Community based: (Pusaka/pusat santunan dalam keluarga) senam
usila, planning & masak bersama menu makanan tambahan, latihan
memori, kegiatan keagamaan, sosialisasi, pemeriksaan kesehatan
berkala.
Hospital based: Pencegahan penyakit (periksa gigi & mulut),
pengukuran BB, monitor food intake, deteksi dini status fungsional,
pengobatan, proses adaptasi (RSrumah)
• Home Care
asuhan keperawatan bermutu di tatanan rumah pasien, baik secara
intermittent atau part time, agar pasien mampu adaptasi dalam organisir
perawatan dirinya secara mandiri. Terdiri dari 12 elemen:
Mandiri decision making oleh case manager, tetap merujuk tim
Reliable professionally min. risiko kerugian pasien & keluarga
Kurangi fragmentasi perawatan: pelayanan terpadu oleh manager kasus
Benchmark untuk meningkatkan mutu layanan cepat karena follow up dari awal
Satisfaction evaluation: proses & hasil yg dirasakan pasien, unnecessary workload↓,
konsistensi decision, pemahaman peran yang dapat dipertanggungjawabkan
Perawat primer: case manager yang terpadu dalam tim
Efisien & efektif dalam penggunaan resources, tetap merujuk tim
Kolaborasi antara case manager, dokter, profesi terkait mutu layanan ↑
Comprehensive geriatric assessment: status fungsional, psikososial, kognitif,
pemeriksaan fisik, risiko jatuh, status nutrisi, perawatan gigi & mulut, risiko
dekubitus, pemakaian obat-obatan
Pendidikan & penyuluhan kesehatan pasien
Partisipasi aktif pasien & keluarga dalam menjalankan rencana asuhan keperawatan
Pengorganisasian kasus-kasus yang numpuk
Prinsip geriatric care
Holistik
penderita lansia harus dipandang sebagai manusia
seutuhnya,lingkungan kejiwaaan,sosial ekonomi
holistik secara vertikal : pemberian pelayanan dimulai dari pelayanan
di masyarakat-rujukan tertinggi (RS)
holistik secara horizontal : pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari pelayanan kesejahteraan lansia secara menyeluruh
Mencakup preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif
Diagnosis penyakit meliputi 4 tingkatan penyakit:
1. Desease diagnosis penyakit pada penderita
2. Impairment (kerusakan) gangguan organ akibat penyakit
3. Disability (ketidakmampuan) akibat obyektif pada kemampuan
fungsional dari organ
4. Handicap (hambatan) akibat sosial dari penyakit
Tatakerja & tatalaksana secara TIM
tim interdisiplin : pembuatan & penyerasian konsep & tindakan
tim multidisiplin : pembuatan & penyerasian konsep
P3G
Pendekatan Paripurna Pasien Geriatri
Prosedur evaluasi multidimensi dimana berbagai masalah
pasien geriatri diungkap
Tujuanya agar pasien yang sudah berusia lanjut tersebut dapat
mencapai derajat kesehatan optimal serte memiliki
kemampuan fungsional tertinggi
Layanan kesehatan
Layanan kesehatan berbasis masyarakat
1. promosi kesehatan
2. pencegahan penyakit
3. pengobatan dasar.