Anda di halaman 1dari 69

PEMICU 5

Dias Azizah Putri - 405110181


PERUBAHAN FUNGSIONAL PADA
LANSIA
MATA
• Mata tampak cekung, kelopak mata melengkung
• Ptosis senilis
• Epifora
• Arkus senilis
• Air mata menurun, kornea keruh
• Sudut filtrasi mengurang
• Tekanan intra okuler meningkat
• Presbiopia
• Pupil mengecil, refleks melambat
• Gangguan ketepatan visual
MATA
• Penurunan lapangan pandang
• Pandangan atas warna rusak
• Adaptasi gelap melambat
• Muscae voluntes (obyek mengambang
dilapangan pandang)
• Persepsi visuo-spatial dan diskriminasi kurang
akurat
• Gangguan akomodasi
• Lihat keatas terbatas
TELINGA
• Presbiakusis -> gangguan :
– Sensitifitas nada (frekuensi tinggi)
– Persepsi (terutama bila ada latar belakang bising)
– Lokalisasi suara
– Diskriminasi suara di korteks
• Gangguan refleks kontrol postural.
Ketidakpastian dan ketidak percayaan
bergerak dalam gelap
HIDUNG, TENGGOROK DAN LIDAH
• Gangguan rasa mengecap dan membau
• Hilangnya tanggapan terhadap refleks batuk
dan menelan
• Lipatan suara menghilang, suara gemetar,
nada meninggi, kekuatan dan jangkauan turun
GIGI DAN RAHANG
• Kesulitan adaptasi gigi palsu dan “kesesuaian”
gigi untuk mengigit
ESOFAGUS sampai ANUS
• Gastritis atrofikans
• Perubahan nafsu makan
• Perubahan asimtomatik sekresi, motilitas dan
absorbsi
• Produksi asam basal turun, stimulasi histamin
menurun
• Produksi faktor intrinsik menurun
• Sindroma malabsorbsi meningkat
KARDIOVASKULER
Tak ada perubahan yang spesifik akibat menua.
Secara umum :
• Curah jantung menurun akibat isi sekuncup
menurun akibatnya kapasitas kerja fisik
menurun
• Latihan fisik yang sama naikkan TD/denyut
jantung orang tua > dari orang muda
SISTEM RESPIRASI
• Kapasitas vital menurun
• Difusi oksigen terganggu, efisiensi respirasi menurun
• Sensitivitas dan efisiensi mekanisme self cleansing
menurun, refleks batuk menurun
• Kifosis dan peningkatan kekakuan dinding dada
• Kapasitas cadangan fungsional pernafasan terganggu,
tapi gejala klinis minimal kecuali dipicu penyakit lain
• Kelenturan hanya sedikit berubah karena peningkatan
akibat hilangnya rekoil elastin dibatasi oleh
meningkatnya kekakuan paru (fibrosis) dan hilangnya
fleksibilitas dinding dada
SISTEM ENDOKRIN
• Penurunan aktifitas tiroid fungsional
• Penampilan seksual dan fertilitas menurun
OTOT
• Massa otot menghilang
• Hilangnya berkas otot
• Hernia : ekstra dan intra abdominal
• Penurunan kekuatan fisik : “kelemahan
fisiologik”
OTOT
• Disabilitas, keterbatasan jangkauan dan
kecepatan gerak sebagai akibat gabungan dari
kelemahan otot, kaku sendi dan mekanisme
sentral penampilan sensori-motorik:
– Berkurangnya ketepatan dalam gerakan halus dan
gerak yang berubah cepat
– Ketepatan waktu dalam gerakan jadi tak teratur,
kelembutan aliran gerakan dari gerakan satu ke
gerakan lain menghilang
– Gerakan yang satu melambat dulu sebelum mulai
gerakan lain
TULANG
• Asimtomatik atau nyeri punggung ringan
kifosis, bungkuk dan tinggi badan menurun
SISTEM SYARAF PUSAT
• Tanggapan intelektual, agilitas mental, daya
pemikiran abstrak menghilang
• Gangguan persepsi, analisis, dan integrasi
input sensorik menurun
• Memori jangka pendek dan kemampuan
belajar menurun
• Kurang resilien, lebih kaku dalam memandang
persoalan, lebih egois dam introvert
SISTEM SYARAF PUSAT
• Gangguan kesadaran sensorik (thd rasa nyeri,
sentuh, panas, dingin, perasaan posisi sendi)
• Tampilan sensori-moto untuk menghasilkan
ketepatan melambat
• Gangguan mekanisme mengontrol postr
menurun juga gaya anti gravitasi,
keseimbangan dan gerakan
SYARAF OTONOM
• Predisposis terjadinya hipotensi postural
(asimtomatik)
• Tanggapan terhadao manuver Valsava berubah
• Sensitivitas Barorefleks menghilang
• Regulasi suhu sebagai tanggapan atas
panas/dingin terganggu
• Penilaian atas nyeri viseral menghilang
• Gerakan alimenter terganggu
SISTEM UROGENITAL
• Efisiensi ginjal dalam pembuangan sisa metabolisme
terganggu dengan menurunnya massa dan fungsi ginjal
• Jumlah nefron tinggal 50% pada akhir rentang hidup
rata-rata
• Aliran darah ginjal tinggal 50% pada usia 75 tahun
• Tingkat filtrasi glomerolus dan kapasitas eksresi
maksimum menurun dengan proporsi yang sama
proporsi
• Ginjal yang menua masih dapat mempertahankan
mekanisme homeostasis normal dan eksresi sisa
metabolisme dalam batas tertentu, tapi kurang efisien
& perlu waktu lebih lama dengan cadangan minimal.
SISTEM HEMATOLOGI
• Absorbsi besi/ folat/ B12 menurun
KULIT DAN INTEGUMEN
• Kulit menipis, kering, fragil, berubah warna\
• Rambut menipis, beruban
• Kuku menipis, mudah patah, pertumbuhan
lambat, beralur
• Lentigenes senilis, kutil seboroik
• Elastisitas kulit menurun
• Purpura senilis
• Bercak Campbell de Morgan
• Berkurangnya isolasi dan bantalan
REMATOLOGI
• Penurunan fungsi sendi
• Hilangnya elastisitas dan mobilitas sendi
• Kekakuan sendi dan cenderung menjadi nyeri
• Rasa percaya dan ketepatan gerak berkurang
• Kesulitan dalam gerak rumit, terutama bila bersamaan
dengan adanya gangguan penglihatan
• Postur bungkuk, tinggi badan menurun dan distorsi lain
yang disebabkan oleh atrofi/kelemahan rangka dan
kelompok otot besar yang bertugas dalam
pembentukan postur dan penopangan antigravitasi
SISTEM IMUNOLOGIK
• Penurunan fungsi imun “innate”
• Aktivitas sel T menurun
• Fungsi makrofag menurun
GERIATRI SYNDROME
Gangguan tidur lansia
• Kesulitan masuk tidur (sleep onset problems)
• Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak
(deep maintenance problem)
• Bangun terlalu pagi (early morning awakening)
Klasifikasi diagnostik gangguan tidur
• ICD (international Code of Diagnostic) 10
• DSM (Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder) IV
• ICSD (International Classification of sleep
disorder)
ICD
– Organik
– Non organik
• Dyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu
tidur)
• Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul
selama tidur, mimpi buruk, berjalan sambil tidur, dll)
DSM IV
• Gangguan tidur yang berkorelasi dengan
mental lain
• Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi
medis umum
• Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-
bahan/ keadaan tertentu
• Gangguan tidur primer (tidakberhubungan
sama sekali dengan kondisi mental,
fisik/penyakit ataupun obat-obatan)
ICSD 2
i. Insomnia
ii. Gangguan tidur yang berkaitan dengan nafas
iii. Hipersomnia bukan karena gangguan tidur
berkaitan dengan nafas
iv. Gangguan irama sirkadian tidur
v. Parasomnia
vi. Gangguan tidru berkaitan dengan gerakan
vii. Gejala-gejala terisolasi, tampak sebagai variasi
normal, isu yang tak terselesaikan
viii. Gangguan tidur lainnya
Penyebab gangguan tidur pada usia
lanjut
• Perubahan-perubahan ritme sirkadian
• Gangguan tidur primer
• Penyakit-penyakit fisik (hipertiroid, arthritis)
• Penyakit-penyakit jiwa (depresi, gangguan
anxietas)
• Pengobatan polifarmasi, alkohol, kafein
• Demensia
• Kebiasaan hygiene tidur yang tidak baik
Gangguan tidur primer
• Gangguan tidur karena gangguan pernapasan (sleep
disorder breathing)
• Mengorok waktu tidur dan mengantuk pada siang hari
• Diabagi menjadi 3
» Sindrom tahanan saluran napas atas (Upper airway resistance
syndrome = UARS)
» Henti napas karena obstruksi (Obstructive sleep apnea=OSA)
» Sindrom hipoventilasi karena obesitas (Obesity hypoventilation
syndrome = OHS)
• Faktor resiko terjadi nya GTGP
» Obesitas
» Jenis kelamin laki-laki
» Ras (lebih banyak pada kulit hitam)
» Usia lanjut
» Depersi SSP (alkohol, obat2an sedatif)
» Penyempitan saluran napas, hipertensi, PJK, stroke, akromegali,
keturunan, dll
• Sindrom kaki kurang tenang (Restless Legs Syndrome=RLS)
dan Gangguan gerakan tungkai yang periodik (Periodik limb
movement disorder =PLMS)

• Rasa tidak enak yang berlebihan (kaki) selama malam saat istirahat
 akathisia (perasaan dirayapi hewan kecil)  menggerakkan kaki
 berjalan berkeliling  susah tidur / bangun berkali-kali

• PLMS juga ikut berpengaruh  episode gerakan yang sama dan


berulang (kaki&tangan)  rasa lelah berlebihan saat bangun, tidak
tidur nyenyak  mengantuk sepanjang hari
• Faktor risiko
» Usia lanjut
» Gagal ginjal
» Defisiensi zat besi
» Polineuropati perifer
• Gangguan perilaku REM (GPR)
• Disinhibisi transmisi aktivitas motorik saat bermimpi
• GPR  mengigau, bicara sambil tidur, berjalan, makan sambil tidur
 sering jatuh / melompat dari tempat tidur  perlukaan
• Usia lanjut laki-laki > perempuan
• Faktor-faktor GPR akut
» Obat-obatan anti depresan (antidepresi, fluoksetin,dll)
» Ketagihan alkohol / sedatif
• Faktor-faktor GPR kronis
» Demensia
» Penyakit parkinson
Penyebab Jatuh Pada Lansia
Faktor Interinsik Faktor Eksterinsik

•Kondisi fisik dan


neuropsikiatrik •Obat-obatan yang
diminum
•Penurunan visus dan
pendengaran Falls
(Jatuh) •Alat-alat bantu berjalan
•Perubahan
neuromuskuler, gaya
berjalan, dan reflek •Lingkungan yang tidak
postural karena proses mendukung/berbahaya
menua
Mencegah Jatuh
1. Latihan fisik
2. Managemen obat-obatan
3. Modifikasi lingkungan
4. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia
5. Alas kaki
6. Alat bantu jalan
7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran
8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur
pelvis.
9. Memelihara kekuatan tulang
KESEIMBANGAN
Keseimbangan:
• Proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan integrasi input sensorik
serta perencanaan dan pelaksanaan gerakan untuk mencapai tujuan yang
membutuhkan postur tegak;
• Suatu kemampuan untuk mengontrol pusat gravitasi tetap berada di atas
landasan penopang

• Pusat gravitasi: suatu titik imajiner dimana jumlah semua gaya adalah nol
(normal setinggi sakrum 2 dan 1 inci di depan tulang belakang

• Landasan penopang: Permukaan tubuh yang mengalami penekanan dari


berat badan dan gravitasi, dalam posisi berdiri adalah kaki, sedangkan
dalam posisi duduk adalah paha dan bokong.
KESEIMBANGAN

Dua komponen keseimbangan:


a. Keseimbangan statis:
Untuk mempertahankan suatu posisi dalam periode tertentu.

b. Keseimbangan dinamis:
Untuk memelihara keseimbangan pada saat melakukan gerakan.
Keseimbangan

• Derajat stabilitas tubuh bergantung pada 4 faktor :


– Tinggi pusat gravitasi di atas landasan penopang  pusat
gravitasi rendah
– Besarnya ukuran landasan penopang  landasan
penopang yang lebar.
– Lokasi garis gravitasi pada landasan penopang  garis
gravitasi berada di tengah landasan.
– Berat badan  BB yang besar.

• Mempertahankan keseimbangan  Tubuh secara konstan


mengubah dan mengkoreksi posisi pusat gravitasi terhadap
landasan penopang (ayunan postural / postural sway)  input
visual, vestibular, propioseptif
STABILITAS / Keseimbangan
Dibentuk oleh :

SISTEM SENSORIK

Visus semua gangguan atau perubahan pada mata


(penglihatan) dapat mengganggu penglihatan.

semua penyakit telinga akan menimbulkan


Pendengaran gangguan pendengaran.

Fungsi perubahan fungsi vestibuler akibat proses


vestibuler menua menyebabkan vertigo tipe perifer

neuropati perifer dan penyakit degeneratif leher


Propioseptif akan mengganggu fungsi propioseptif
SISTEM SARAF PUSAT

Penyakit SSP: Gangguan fungsi SSP


•Stroke sehingga berespon tidak
•Parkinson baik terhadap input
•Hidrosefalus tekanan normal sensorik

KOGNITIF

dementia ↑ Jatuh
Muskuloskeletal

Adanya gangguan gait /


gaya berjalan yang
disebabkan oleh:
Kekakuan jaringan penghubung

Berkurangnya massa otot


Perlambatan konduksi saraf
Penurunan visus/ lapang pandang
Kerusakan propioseptif

• Penurunan range of motion (ROM) sendi


• Penurunan kekuatan otot, terutama
menyebabkan kelemahan ekstremitas bawah.
• Perpanjangan waktu reaksi
• Kerusakan persepsi dalam
• Peningkatan postural sway (goyangan badan)
Kontrol Postural

• Meliputi kontrol posisi tubuh untuk stabilitas sehingga keseimbangan


tubuh dapat dipertahankan dan untuk orientasi agar hubungan yang tepat
antar segmen tubuh serta antara tubuh dan lingkungan saat melakukan
kegiatan dapat dipertahankan.
• Sistem kontrol postural merupakan interaksi kompleks dari :
– sistem saraf
• Proses motorik (neuromuskular)
• Proses sensorik (sistem visual, vestibular, dan somatosensorik)
• Proses integratif SSP
– Muskuloskeletal
• Lingkup gerak sendi
• Fleksibilitas tulang belakang
• Otot
• Hubungan biomedik antar segmen tubuh
Kontrol Postural
4 strategi gerakan sebagai reaksi keseimbangan pada respons
postural :

a. Strategi pergelangan kaki :


Strategi pergelangan kaki dan sinergi otot yang berhubungan
merupakan pola pertama untuk mengontrol gerakan ayunan
tubuh pada saat tubuh pada posisi tegak (upright sway).

b. Strategi panggul :
Kepala dan panggul bergerak pada arah yang berlawanan.
Kontrol Postural
c. Strategi suspensori :
Strategi ini merendahkan pusat gravitasi terhadap landasan
penopang dengan cara fleksi kedua ekstremitas bawah atau
sedikit berjongkok.

d. Strategi melangkah/menggapai :
Kaki akan melangkah atau tangan akan menggapai untuk
membuat landasan penopang yang baru.
JATUH
• Sistem kontrol postural tubuh gagal
mendeteksi pergeseran
• Tidak mereposisi pusat gravitasi terhadap
landasan penopang pada waktu yang tepat
untuk menghindari hilangnya keseimbangan
• Akibat dari instabilitas
• Penyebab :
- pergeseran pusat gravitasi tubuh yg
besar,cepat,dan tiba-tiba
- gangguan lingkungan
- instabilitas sendi
- kelemahan otot
• 2 mekanisme jatuh :

- Terpeleset (slip)
 berhubungan dengan gangguan ketajaman
penglihatan dan koordinasi
 biasanya pasien akan terayun ke belakang
- Tersandung (trip)
 kelemahan otot pangkal paha
 berhubungan dengan gangguan
proprioseptif dan gangguan visuospasial.
DEMENTIA
• Dementia  gangguan fungsi intelektual dan memori
yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak
berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran
• Dementia  suatu sindroma klinik yang meliputi
hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori
sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup
sehari-hari. (Brocklehurst and Allen, 1987)
• Manifestasi kliniknya :
- perjalanan penyakit yang bertahap (beberap a
bulan/tahun)
- tidak terdapat gangguan kesadaran (penderita tetap
sadar)
4 golongan dementia :
♠ Dementia degeneratif primer (50-60%)
♠ Dementia multi-infark (10-20%)
♠ Dementia reversible/irreversible (20-30%)
♠ Dementia neurologik (5-10%)
Dementia Degeneratif Primer
• Dikenal sebagai tipe Alzheimer keadaan
yang meliputi perubahan dari jumlah, struktur
dan fungsi neuron di daerah tertentu dari
korteks otak
• Terjadi kekusutan neurofibriler dan plak-plak
neurit dan perubahan aktifitas kholinergik di
daerah tertentu di otak
• Disebabkan: faktor genetik, radikal bebas,
toksin amiloid, akibat infeksi virus, lingkungan,
dll.
• 3 fase dementia alzheimer
Fase I :
- gangguan memori subjektif
- konsentrasi buruk
- gangguan visuo-spatial
- lingkungan jd asing, tdk bisa menemukan jalan pulang
- mengeluhkan agnosia kanan-kiri.

Fase II :
- kerusakan fokal-kortikal
- delusi dan halusinasi
- kelemahan fasial
Fase III :
- bicara terganggu berat
- tampak apatik
- inkontinensa ulvi/urine
- kejang epileptik
Dementia Multi-infark
• Didapat sebagai akibat/gejala sisa dari stroke
kortikal/subkortikal yang berulang
• Penurunan keadaan kognitif secara bertingkat
• Dengan MRI, terdeteksi adanya lesi di otak
Dementia Neurologik
• Berbagai penyakit neurologik yang disertai
dengan gejala dementia, diantaranya:
– Parkinson,
– khorea Huntington,
– dan hidrosefalus bertekanan normal
Penyebab
• Drugs (obat-obatan)
• Emotional (gangguan emosi, mis: depresi)
• Metabolik atau endokrin
• Eye and ear (disfungsi mata dan telinga)
• Nutritional
• Tumor dan trauma
• Infeksi
• Arteriosclerotic (komplikasi penyakit aterosklerosis,
misal infark miokard, gagal jantung,dll) dan alkohol
KRITERIA DIAGNOSIS DEMENSIA (DSM IV)
A. Munculnya defisit kognitif multipel yang bermanifestasi pada
kedua keadaan berikut:
1. Gangguan memori
(Ketidakmampuan untuk mempelajari informasi baru atau untuk mengingat
informasi yang baru saja dipelajari)

2. Satu /lebih gangguan kognitif berikut:


- Afasia (gangguan berbahasa)
- Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas motorik
walaupun fungsi motorik masih normal)
- Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda
walaupun fungsi sensorik masih normal)
- Gangguan fungsi eksekutif (Seperti merencanakan, mengorganisasi,
berpikir runut, berpikir abstrak)
KRITERIA DIAGNOSIS DEMENSIA (DSM IV)

B. Defisit kognitif yang terdapat pada kriteria A1 dan A2


menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial
dan okupasi serta menunjukkan penurunan yang
bermakna dari fungsi sebelumnya.

Defisit yang terjadi bukan terjadi khusus saat timbulnya


delirium.
FARMAKOLOGI USIA LANJUT
Masalah dalam terapi

1.Usila mengkonsumsi 25- 30 % total obat


pada pusat pelayanan kesehatan.
2.Praktek polifarmasi sangat umum
dijumpai karena umumnya usila
menderita > 1 penyakit.
3.Penelitian epidemiologis menunjukkan,
kelompok usila sangat rentan terhadap
resiko efek samping obat.
FAKTOR PENYULIT PADA USILA
1.Penurunan fungsi organ
2.Derajat beratnya penyakit
3.Penurunan kemampuan
mengurus diri
4.Menurunnya masukan cairan
dan makanan
PERUBAHAN DALAM FARMAKOTERAPI
1.Perubahan farmakokinetika
(A,D,M,E)
Absorpsi :
-Perubahan kebiasaan makan
-Tingginya konsumsi obat non resep
-Lambatnya pengosongan lambung
PERUBAHAN DALAM FARMAKOTERAPI
Distribusi:
-Persentase air total dan lemak tubuh
menurun.
-Perubahan rasio albumin dan
globulin.
PERUBAHAN DALAM FARMAKOTERAPI

Metabolisme :
-Penurunan massa dan aliran darah
hepar.
-Penurunan kemampuan hepar
dalam penyembuhan penyakit
- Perpanjangan waktu paruh (T1/2)
PERUBAHAN DALAM FARMAKOTERAPI

Ekskresi :
Penurunan kapasitas fungsi ginjal 
penurunan klirens
PERUBAHAN DALAM FARMAKOTERAPI

2.Perubahan farmakodinamika
Perubahan sensitifitas reseptor
Gangguan mekanisme homeostatis
PERUBAHAN SOSIAL & EKONOMI
• Inadequat nutrition
• Multiple drug therapy
EFEK SAMPING OBAT PADA USILA
• Jumlah obat yang diminum ~ Efek
samping
• Resiko efek samping obat 2x dewasa
Data epidemiologi  1 dari 10 orang
mengalami efek samping.
• Penambahan jenis obat meningkatkan
kemungkinan interaksi obat
PENYEBAB TINGGINYA EFEK SAMPING

a. Kesalahan peresepan
b. Kesalahan pasien
c. Ketidak jelasan informasi
pengobatan
BEBERAPA PERTIMBANGAN
1.Meskipun populasi usia lanjut sekitar 15%,
tapi peresepan mencapai 25-30%.
2.Pasien sering lupa instruksi pengobatan.
3.Pada penderita tremor/ gangguan visual
hindari pemberian obat bentuk cairan/
takar dan etiket dibuat lebih besar.
OBAT-OBAT YANG SERING
DIRESEPKAN PADA USILA
Obat- obat SSP : hipnotik sedatif ataksia
analgetik narkotika
anti depresan ES >>
Obat- obat Kardiovaskuler :
anti hipertensi prioritaskan terapi
non farmakologi untuk
hipertensi ringan
Pilihan I  Diuretik
OBAT-OBAT YANG SERING DIRESEPKAN
PADA USILA
• Anti aritmia
• Glikosida jantung
• Anti mikroba  perhatian khusus pada gol
aminoglikosida dan beta laktam
Obat AINS  20 % mengalami efek samping
laksansia  habituasi
me motilitas usus
PENILAIAN KUALITAS HIDUP

Anda mungkin juga menyukai