Anda di halaman 1dari 38

Ilmu Sastra

• Kritik Sastra
• Sejarah Sastra
• Teori Sastra
Dalam KBBI edisi v, kritik adalah kecaman atau
tanggapan, atau kupasan kadang-kadang
disertai uraian dan pertimbangan baik buruk
terhdap suatu hasil karya, pendapat dan
sebagainya.
ada 1) kritik esktern, 2) kritik film, 3)kritik
itern, 4) kritik membangun, 5) kritik naskah,
kritik pedas; 6) kritik sastra dan 7) kritik teks.
Lanjut:
• Kritik ektern a/d tahap penelitian berdasarkan liputan
fisik berupa deskripsi bentuk, jenis aksara, bahan,
lingkungan, dan lokasi keberadaan prsastra
• Kritik film a/d pertimbangan baik buruk, kekuatan dan
kelemahan serta kekurangan terhadap hasil karya film
yang dilandasi alasan yang logis
• Kritik intern a/d tahap kerja yang dilakukan
berdasarkan hasil liputan data lapangan, berupa
traskripsi dan trasliterasi ke dalam bahasa sasaran
melalui anslisis perbandingan dengan berbagai terbitan
yang ada, baik dari sumber tertulis maupun alalogi
analogi epigraf
• Kritik membangun a/d kritik yang berisfat
memperbaiki
• Kritik naskah a/d metode filologi yang
menyelidiki naskah dari masa lampau
• Kritik pedas a/d kritik pedas
• Kritik teks a/d kritik naskah
• Kritik sastra a/d pertimbangan baik buruk
terhadap karya sastra
Hakikat Kritik Sastra
Menurut Wellek kritik secara Ethimologi berasal dari bahasa
Yunani krités berarti “seorang hakim”, krinein berarti
“menghakimi, membanding, menimbang”, kemudian kata krinein
menjadi bentuk kata dasar kreterion berarti “dasar penghakiman
atau pertimbangan”, kritikós (dalam bahasa Indonesia kritikus)
berarti “hakim kesusastraan”
Kritik atau kritikos adalah “seorang kritikus” /‘seorang gramatikos’
(ahli gramatika). Dalam bahasa Latin klasik kata kritikus /criticus
berhubungan dengan interpretasi teks dan kata-kata.
Pada abad Pertengahan, istilah “kritik” hanya dipakai sebagai
istilah pengobatan dalam arti “kritis”.
Secara Harfiah kritik sastra adalah: upaya menentukan nilai hakiki
karya sastra dalam bentuk memberi pujian, mengatakan
kesalahan, memberi pertimbangan lewat pemahaman dan
penafsiran yang sistematik
Kritik sastra adalah cabang ilmu sastra yang
berurusan dengan penilaian karya sastra, atau
kritik sastra itu kegiatan yang menilai baik-
buruknya karya sastra, atau semacam resensi
dan ulasan karya sastra. Atau boleh dikatakan
prinsip kritik sastra adalah mengobrak-abrik
karya sastra untuk memperoleh mana yang
baik dan mana yang buruk.
Sifat dan fungsi
• Kritik sastra bersifat ilmiah karena terikat pada
teori, metode dan objek tertentu dengan fungsi
memberikan penilaian atas karya sastra
berdasarkan teori dan sejarah sastra;
• Fungsinya dapat memberikan petunjuk kepada
kebanyakan pembaca tentang karya sastra yang
unggul dan rendah, yang asli dan yang bukan,
serta memberikan sumbangan pendapat atau
pertimbangan kepada pengarang tentang
karyanya, sehingga pengarang yang
memanfaatkan kritik sastra akn dapat
mengembangkan atau meningkatkan mutu
karyanya.
Aktivitas Kritik Sastra
1. Menganalisis: Analisis adalah menguraikan unsur-unsur yang
membangun karya sastra dan menarik hubungan antar unsur-
unsur tersebut
2. Menafsirkan (interpretasi): dapat diartikan sebagai upaya
memperjelas atau memperjernih maksud karya sastra dengan
cara: a) Memusatkan interpretasi kepada ambiguitas, kias atau
kegelapan dalam karya sastra; b) Memperjelas makna karya sastra
dengan jalan menjelaskan unsur-unsur dan jenis karya sastra.
3. Penilaian: penunjukkan nilai karya sastra dengan bertitik tolak dari
analisis dan penafsiran yang dilakukan. Dalam hal ini, penilaian
seorang kritikus sangat bergantung pada aliran-aliran, jenis- jenis,
dan dasar-dasar kritik sastra yang dianut atau dipakai atau
dipahami oleh seorang kritikus.
Macam2 kritik sastra
1. Kritik tekstual a/d penilaian pada cara2
penyusunan kembali (rekontruksi) naskah lama
yang diterbitkan kembali
2. Kritik lingiistik a/d penilaian dari sudut pandang
bahasa
3. Kritik historis a/d penilaian dari sudut latar
belakang sejarah dan relevansinya sejarahnya
4. Kritik biografik a/d penilaian dari sudut biografik
pengarang dan prototip2 yang pernah ada
5. Kritik komparatif a/d perbandingan untuk
mengetahui keslian dan kekuatan suatu karya
Lanjut:
6. Kritik stilistik-estetik a/d penilaian dari sudut
bentuk belaka
7. Kritik sosiologik a/d penilaian yang
mementingkan latar belakang sosial
8. Kritik ideologik a/d penilaian yang mementingkan
unsur ideologi
9. Kritik impresionistik a/d penilaian yang bertolak
dari tanggapan pribadi kritikus
10. Kritik pendekatan majemuk atau integratif a/d
kritik yang memadukan berbagai sudut pandang
hingga menghasilkan kesn menyeluruh tentang
suatu karya
Sejarah perkembanga kritik sastra
• Istilah kritik dihidupkan kembali pada zaman
Renaisance dalam arti kuno disebut gramatika
(gramarin) , kritikus (critic) dan filolog
(philologist) yang dipergunakan secara
bertukar-tukar untuk orang yang mempunyai
perhatian besar terhadap penghidupan
kembali kekunoan.
• Namun, tampaknya istilah “kritikus” dan
“kritik” dikhususkan pada penyelidikan dan
koreksi teks-teks kuno.
• Di Jerman istilah “kritik” dan “kritisch” masuk dari Perancis
pada abad ke-15. Istilah “kritik” dalam bidang sastra
diganti: esthetik dan istilah baru literatur, tetapi
memasukkan poetika dan sejarah sastra.Artinya makin
lama makin menyempit dan bidang sastra menjadi
timbangan sehari- hari dan bahkan pendapat sastra mana
suka.
• Abad ke-20 di negara-negara berbahasa Inggris,
penggunaan kata criticism (kritik) diperkokoh kembali oleh
buku-buku seperti: Principles of Literary Criticism (1924)
karya I.A. Richards • Mode istilah “The New Criticism” sejak
J.C. Ransom (1941) • Northrop Frye Anatomy of Criticism
(1957)
• Di Jerman istilah kritik
diinterpretasikan dalam arti yang lama, yang meliputi
poetika dan teori sasta, dipengaruhi oleh Inggris dan
Amerika sebagi contoh kritik Rusia.
lanjut
• Pada abad ke-17 istilah kritik sastra meluas
pengertiannya meliputi semua sistem teori
sastra , dan sekarang disebut kritik praktik.
istilah “kritik” mengganti “poetika”,
Perkembangan selanjunty pengertian itu
terjadi di daratan Eropa dan Inggris.
• Dan tradisi kritik sastra di Eropa, Inggris, dan
Amerika Serikat sudah dipakai sejak berabad-
abad lamanya.
Tradisi Kritik Sastra Indonesia
• Dimulai pada tahun 1930-an, berkat rintisan dari
Hoesein Djajadiningrat, Muhammad Yamin, S.
Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, J.E. Tatengkeng,
Sutan Sjahrir. Rintisan mereka berupa artikel atau
tulisan pendek yang berisi ulasan/tinjauan,
resensi, dan timbangan berkembang diberbagai
surat kabar dan majalah.
• Penerbitan buku kritik sastra Indoensia dirintis
oleh H.B. Jassin pada tahun 1960-an dengan
terbitan artikel: Tifa Penyair dan Daerahnya
(1952).
• Penulis yang pertama kali membukukan esai-
esai: (Amal Hamzah tahun 1950, berupa kritik
terapan berjudul Buku dan Penulis; H.B.
Jassin,1952 dengan judul Tifa Penyair dan
Daerahnya; Achdiat Kartamihardja 1948,
dalam Polemik Kebudayaan; Aoh Karta
Hadimadja (ed.), 1952 menerbitkan kumpulan
esai: beberapa Paham Angkatan ’45; H.B.
Jassin pada tahun 1954 dengan judul
Kesusastraan Indonesia modern dalam Kritik
dan Esai).
1. Amir Hamzah pada tahun 1950, berupa
kritik terapan berjudul Buku dan Penulis
2. Achdiat Kartamihardja dalam Polemik
Kebudayaan (1948) (ed.) dan tahun 1952
menerbitkan kumpulan esai berjudul
beberapa paham angkatan ’45
3. H.B. Jassin pada tahun 1954 dengan judul
Kesusastraan Indonesia modern dalam Kritik
dan Esai
Tatap Muka Pertama
materi I dan II
• KRITIK SASTRA BY
• RAHMA DJUMATI
• SUKUR DOFU-DOFU
Pertemuan ke 3 dan 4
Tugas

kritik biografi dan kritik opini


Kirim lewat email:
rahmadajumati@gmail.com
Kritik Sastra Berdasarkan Bentuknya
1. Kritik Teortis/theoretical criticism teori
tentang kritik sastra atau kritik terhadap
teori-teori sastra
2. Kritik terapan atau kritik praktik adalah
pembicaraan karya sastra dan sastrawannya.
Menurut pelaksanaan atau praktik
kritiknya digolongkan ke dalam tiga jenis
1. Judisial adalah berusaha menganalisis dan menerangkan
efek2 karya sastra berdasarkan pokoknya,organisasinya,
teknik, serta gayanya, dan mendasarkan pertimbangan
individual kritikus atas dasar standar2 umum tentang
kehebatan dan keluarbiasaan sastra
2. Induktif adalah kritik sastra yang menguraikan bagian2
karya sastra berdasarkan fenomena2 yang ada secara
objektif
3. Impresionistik adalah berusaha menggambarkan dengan
kata2 sifat2 yang terasa dalam bagian khusus atau dalam
sebuah karya sastra dan menyatakan tanggapan2
(impresi) yang ditimbulkan secara langsung oleh karya
sastra.
Pendekatan orentasi (Abrams)
1. Kritik mimetik/mimetic criticism
memandang bahwa karya sastra sebagai
sebuah tiruan atau pembayangan dunia
kehidupan nyata (Plato, seni hanyalah tiruan
alam yang nilainya jauh dibwah realitas sosial
dan ide. Aristoteles tiruannya itu justru
membedakan dari segala sesuatu yang nyata
dan umum karena seni merupakan aktivitas
manusia.
2. Kritik pragmatik/pragmatic criticism
makna karya sastra ditentukan oleh publik
pembaca selaku penyambut karya sastra.
Dengan demikian , karya sastra dipandang
sebagai karya seni yang berhasi dan unggul
apabila bermanfaat bagi masyarakat. Sperti
menyenangkan, menghibur, atau mendidik.
Terkait dengan fungsi sastra oleh Horace
dulce et utile
3. Kritik ekspresif/expressive criticism
memandang karya sastra sebagai pernyataan
dunia batin pengarang. Dengan demikian
apabila segala gagasan, cita rasa, emosi, ide,
angan2 merupakan,”dunia dalam” pengarang
maka karya sastra merupakan, “dunia luar”
yang bersesuaikan dengan dunia dalam itu.
Pendekatan ini menonjol pada abad ke-19
atau pada zaman Romantik di Eropa.
4. Kritik ojektif/objective criticism
memandang karya sastra sebagai dunia
otonom yang dapat dilepaskan dari dunia
pengarang dan latar belakang sosial budaya
zamannya sehingga karya sastra dapat
dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri.
Dengan kata lain karya sastra dipahami
berdasarkan intrinsik.
Teori Kritik Sastra oreantasi Pragmatik
1. Teori Kritik Sastra Periode Balai Pustaka didirikan
oleh Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karena itu,
buku-buku yang diterbitkan haruslah mengikuti
aturan yang sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah penjajahan, baik itu buku bacaan
umum maupun buku-buku kesusastraan. D.A.
Rinkes membuat Note over de Volkslectuur,
(1911)/Nota Rinkes. Di dalamnya berisi aturan-
aturan: Keharusan diadakan sikap netral tentang
keagamaan Memenuhi syarat-syarat budi pekerti
yang baik Menjaga ketertiban Tidak boleh
berpolitik (yang melawan pemerintah).
Orentasi ekspresif
2. Teori Kritik Sastra Periode Pujangga Baru periode 1931-1940
merupakan periode terintegrasinya sastra pujangga Baru meskipun
di antara tokoh-tokohnya sudah ada yang menulis sebelum tahun
1930, seperti Muhammad Yamin dan Sanusi Pane, akan tetapi, baru
sesudah terbitnya majalah Pujangga barulah terhimpunnya cora
Pujangga Baru menjadi tegas dan dominan.
• Pada periode ini, tulisan-tulisan yang dapat digolongkan bercorak
kritik sastra, baik yang bersifat teori maupun terapan.
• Teori Kritik Sastra pada Periode Pujangga Baru Dapat dikatakan
Kritik Kasusastraan. Ini adalah teori kritik sastra Indonesia yang
ditulis (dinyatakan) secara eksplisit, betul-betul merupakan teori
kritik sastra (Indonesia modern). Tokohnya antara lain: Armian
Pane, J.E. Tatengkeng, Sanusi Pane, Sutan Takdir Alisjahbana, Soetan
Syahrir, dan Sastrawan Pujangga Baru yang lain.
Lanjut
• Armijan Pane mengatakan bahwa seorang pujangga yang
sejati seninya, bersuara menurut perasaan sukmanya,
adalah menyatakan perjuangan bangsanya dan keadaan
bangsa di zamannya. Pujangga juga bukan hanya semata-
mata cermin masyarakat, zaman, dan alam tetapi Ia adalah
individu yang berdiri sendiri, yang mempunyai kekhasan.
“kami bukan abdi seni yang hanya bersifat seni untuk seni
semata-mata, tetapi kami abdi, yang sebagai salah satu
alat, harus mengabdikan diri kepada masyarakat.
• J.E. Tatengkeng kritik sastra sebagai penyelidikan yang
memiliki fungsi untuk memberikan penerangan dan
memberi nasihat.
• Dalam teori romantik yang penting adalah suara jiwa itu
sendiri meskipun sifat seni diutamakan.
Orentasi Humanisme
• Teori Kritik Sastra pada Periode Angkatan 45 Jassin
menjelaskan perikemanusiaan; tidak sama dengan
humaniteit (humanitas) yang artinya rasa
perikemanusiaan pada satu orang saja. Humanisme
adalah aliran yang lebih luas, “universal” itu untuk
memperkuat, yaitu bukan hanya humanisme
Indonesia, melainkan lebih luas, yaitu persaudaraan
dunia. Asrul Sani mengatakan yang penting dalam
karya sastra masalah kemanusiaan umum, masalah
manusia yang menderita oleh segala macam
penderitaan, tanpa memandang bulu, masalah
manusia dalam esensinya.
Lanjut
• Teori Kritik Sastra Periode Angkatan 45 kritik sastra umum: tulisan
yang membahas tulisan seseorang, bukan hanya karya sastra saja,
melainkan juga buku pelajaran, hukum, sosiologi, dan lainnya. juga
menilai karya sastra dari segi kebaruan, keaslian, dan kejujuran.
• Teori Kritik Sastra Kelompok Lekra. tanggal 17 Agustus 1950 Lekra
didirikan dengan paham realisme sosial. Teori realisme sosial
diterapkan dalam penciptaan sastra dan kritik sastra. Bahri Siregar
mengatakan bahwa sastrawan -sastrawan yang bergabung dalam
Lekra berpihak kepada rakyat dan mengabdi kepada rakyat, atas
dasar paham “seni untuk rakyat” menolak aliran “seni untuk seni”.
• Lekra berdiri atas inisiatif D.N. Aidit (tokoh utama PKI), tokoh PKI
lainnya Njoto, M.S. Ashar, dan A.S. Dharta. Anggota dan
pengurusnya : A.S. Dharta, M.S. Ashar, Njoto, Henk ngantung,
Sudharnoto, Herman Arjuno, dan Joebaar Ajoeb Sastrawan dan
kritikus Lekra yang terkenal adalah Bakri Siregar, Boejoeng Saleh
Poeradisastra, Joebaar Ajoeb, Klara Akustia (A.S. Dharta), Hr.
Bandaharo, dan Pramoedya Ananta Toer.
Batasan dan Pengertian Kritik Sastra
1) kritik sastra adalah salah satu cabang studi sastra, disamping
teori dan sejarah sastra (Wellek, 1976: 39). Istilah lain dalam
kesusastraan Indonesia disebut sorotan atau ulasan
2) kritik sastra berdasarkan pada asal-usul kata maka dapat
diartikan sebagai penghakiman karya sastra. Menghakimi berarti
menentukan baik-buruk sesuatu hasil kesusastraan (Hardjana,
1981: 21)
3) kritik sastra adalah pertimbangan baik-burk atau buruk sesuatu
hasil kesusatraan, dengan alasan-alasan mengenai isi dan bentuk
hasil kesusastraan (H.B. Jassin, 1959: 44)
4) kritik sastra adalah studi yang berhubungan dengan
pendefenisian, penggolongan (pengklasan), penguraian/analisi dan
penilaian/evaluasi ( M.H. Abrams, 1981: 35)
Pendekatan Kritik Sastra
seorang kritikus di dalam menilai karya sastra
menggunakan pendektan yang paling
dianggap tepat. Pendekatan ini biasanya tidak
lepas dari pandangan apa hakikat sastra itu
sendiri. Sehubungan dengan hal ini maka
M.H. Abrams membuat suatu kerangka
tentang karya sastra yang dapat dipakai
sebagai pangkal tolak pendekatan dalam kritik
sastra.
1. Pendekatan objektif
pendekatan ini menganggap bahwa karya
sastra itu sesuatu yang mandiri. Karya itu
suatu keutuhan yang berdiri sendiri, tersusun
dari bagian-bagian yang saling berjalinan erat
secara batiniah. Yang menjadi pusat perhatian
pendekatan ini ialah karya itu sendiri (unsur-
unsur karya sastra)
2. Pendekatan ekspresif
pendekatan ini menganggap bahwa karya
sastra itu merupakan hasil curahan
pengalaman jiwa pengarang. Yang menjadi
pusat perhatian ialah jiwa pengarang.
(humanisme universal) contoh pada novel,
jalan tak ada ujung.
3. Pendekatan mimetik
memandang bahwa karya sastra itu suatu
tiruan aspek-aspek alam, pencerminan dunia
nyata. Yang menjadi pusat perhatian ialah
kebenaran pembayangan terhadap objek yang
digambarkan untuk hendaknya yang
digambarkan
4. Pendekatan Pragmatik
pendekatan ini memandang karya sastra
sebagai untuk mencapai tujuan, untuk
mencapai efek tertentu pada pembaca,
misalnya kenikmatan, keindahan, pendidikan,
sosial politik. Kencerungan pendekatan ini
ialah menilai sejauh mana keberhasilan karya
sastra itu dalam mencapai tujuan. (pada nilai
moral dalam novel Siti Nurbaya)
jadi, apabila suatu pendekatan menitikberatkan
penilaiannya terhadap karya sastra sebagimana
adanya disejajarkan dengan pendekatan objektif
penilaian dititikberatkan pada pengaruh, maka
dititikberatkan pada penekatan ekspresif
penilaian ditujukan karya sastra sebagai cerminan
dunia kehidupan dapat titikberatkan pada
pendekatan mimetik
penilaiannya pada keberhasilan tujuan yang
hendak dicapai dititiberatkan pada pendekatan
pragmatik.

Anda mungkin juga menyukai