Anda di halaman 1dari 13

OM SWASTYASTU

ASMA

Oleh : Ni Komang Widia Sari (14.032)


Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Asma
adalah suatu penyakit alergi yang bercirikan
peradangan steril kronis yang disertai serangan nafas
akut secara berkala, mudah sengal-sengal dan batuk
(dengan bunyi yang khas).
 Inflamasi saluran napas pada pasien asma merupakan hal yang mendasari gangguan
fungsi yaitu terdapatnya obstruksi saluran napas yang menyebabkan hambatan aliran
udara
 Asma dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu jalur imunologis dan saraf otonom. Pada
asma alergi, antibodi IgE terutama melekat pada permukaan sel mast pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan bronkiolus dan bronkus kecil. Bila
seseorang menghirup alergen maka akan terjadi fase sensitisasi yang menyebabkan
antibodi IgE orang tersebut meningkat. Ini akan menimbulkan efek edema lokal
pada dinding bronkiolus kecil, sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkiolus
dan spasme otot polos bronkiolus yang menyebabkan inflamasi saluran napas
 Pada reaksi alergi fase cepat, obstruksi saluran napas terjadi segera yaitu 10-15
menit setelah pajanan alergen. Spasme bronkus yang terjadi merupakan respons
terhadap mediator sel mast terutama histamin yang bekerja langsung pada otot polos
bronkus. Pada fase lambat, reaksi terjadi setelah 6-8 jam pajanan alergen dan
bertahan selama 16-24 jam, bahkan kadang-kadang sampai beberapa minggu
 Pada jalur saraf otonom alergen akan mengaktifkan sel mast , menyebabkan refleks
bronkus, sedangkan mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel mast dan makrofag
akan membuat epitel jalan napas lebih permeabel dan memudahkan alergen masuk
ke dalam submukosa, sehingga meningkatkan reaksi yang terjadi
ASAP ROKOK
TUNGAU
RIWAYAT
DEBU
PENYAKIT
RUMAH
KELUARGA

ASMA

PERUBAHAN JENIS
CUACA KELAMIN
BINATANG
PELIHARAAN
• Gejala asma bersifat episodik, berupa batuk,
sesak napas, mengi, rasa berat di dada. Gejala
biasanya timbul atau memburuk terutama
malam atau dini hari. Setelah pasien asma
terpajan alergen penyebab maka akan timbul
dispnea, pasien merasa seperti tercekik dan
harus berdiri atau duduk dan berusaha
mengerahkan tenaga lebih kuat untuk
bernapas.
Terapi Farmakologi
BRONCHODILATOR
Obat-obat jenis ini merupakan obat stimulan
untuk pusat pernafasan, bekerja dengan
ANTIKOLINERGIK merelaksasi secara langsung otot-otot polos
Mekanisme kerja bronki dan pembuluh darah pulmona. Yang
antikolinergik dengan termasuk golongan ini adalah :
memblok reseptor muskarin a. Metil xantin  aminophilin
dari saraf-saraf kolinergis di b. Agonis β2  salbutamol
otot polos bronchi, hingga
aktivitas saraf adrenergic
menjadi dominan dengan ANTIHISTAMIN
efek brinkodilatasi. Yang Bekerja dengan memblok reseptor H1
termasuk golongan ini untuk mengurangi kontraksi otot polos
adalah Ipratropium Bromida berlebih akibat histamine aktif. Yang
termasuk golongan ini adalah CTM.
Cont…
Terapi Non Farmakologi
Penyuluhan
Penyuluhan ini ditunjukan pada peningkatan pengetahuan pasien
tenang penyakit asma sehingga seseorang secara sadar dapat
menghindari faktor-faktor pencetus asma, serta menggunakan
obat secara benar dan berkonsultasi pada tim kesehatan.

Menghindari Faktor Pencetus


Pasien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asma yang
ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan
mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup
bagi pasien.

Fisioterapi
Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran
mucus. Ini dapat dilakukan dengan drainase posturnal, perkusi dan
fibrasi dada.
Salbutamol 4 mg
Indikasi : obat bronkodilator untuk menghilangkan gejala sesak
napas
Farmakologi : Salbutamol merupakan suatu obat agonis β2 . Yang
bekerja dengan merelaksasi secara langsung otot-otot polos bronki
dan pembuluh darah pulmona .
Efek samping : Pada pemakaian dosis yang besar dapat
menyebabkan tremor halus pada otot skelet (biasanya pada tangan)
palpitasi, kejang otot, takikardia, sakit kepala dan ketegangan.

Dexamethasone 0,5 mg
Indikasi : Antiinflamasi
Farmakologi : Dexamethason (deksametason) adalah
obat antiinflamasi dan antialergi yang sangat kuat.
Efek samping : Musculoskeletal, saluran pencernaan,
dermatologi, sistem saraf, gangguan cairan dan elektrolit,
dan hipertensi.
Ambroxol 30 mg
Indikasi : Cont…
saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang
abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis
asmatik, asma bronkial.
Farmakologi : ambroxol meningkatkan pembersihan sekresi yang tertahan pada
saluran pernafasan dan menghilangkan mucus statis, memudahkan
mengencerkan dahak.

Efek Samping : Ambroxol umumnya ditoleransi dengan baik. Efek samping


yang ringan pada saluran pencernaan dilaporkan pada beberapa
pasien. Reaksi alergi.

Kesimpulan resep : pasien diberikan salbutamol


tablet 4 mg sebanyak 10 tablet dengan penandaan tiga
kali sehari 1 tablet, dexamethasone tablet 0,5 mg
sebanyak 10 tablet dengan penandaan tiga kali sehari 1
tablet dan ambroxol tablet 30 mg sebanyak 10 tablet
dengan penandaan tiga kali sehari 1 tablet. Ke tiga obat
diminum setelah makan.
1) Semua obat diminum setelah makan
2) Simpan obat pada suhu 25-30ᵒC.
3) Untuk mempercepat penyembuhan, disarankan
agar pasien menghindari aktivitas yang
berhubungan dengan debu, asap, dan bulu
binatang karena dapat memicu alergi.
4) Pasien juga dianjurkan agar berolahraga secara
teratur, menghindari obat-obat tertentu dan
menjaga emosi.

Anda mungkin juga menyukai