Anda di halaman 1dari 5

A.

LATAR BELAKANG KEDATANGAN PORTUGIS


Sejak abad ke 7, Indonesia telah menjadi salah satu pusat perdagangan dan jalur lintas perdagangan
internasional. Hal ini dapat terjadi dikarenakan letak wilayah Indonesia yang secara geografis sangat
strategis dan terbuka. Indonesia terletak diantara dua benua (Benua Asia dan Australia) dan dua
samudera (Samudera Pasifik dan Hindia) sehingga Indonesia menjadi jembatan lalu lintas perdagangan
internasional Asia-Eropa. Indonesia juga menjadi pemasok utama beberapa komoditas, terutama
rempah-rempah. Namun dampak negatif dari peran penting ini, wilayah Indonesia menjadi sangat
rentan akan bahaya dan ancaman dari pihak asing serta mudah terpengaruh oleh budaya-budaya asing
yang masuk dan tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat Indonesia. Pada tahun 1453,
Konstantinopel yang merupakan pusat perdagangan Asia-Eropa dan tempat bergantungnya
perekonomian banyak negara Eropa, jatuh ke tangan bangsa Turki Usmani. Padahal sebelum dikuasai
bangsa Turki Usmani, Konstantinopel memiliki peran yang sangat penting dalam aktivitas perdagangan
Asia-Eropa, diantaranya :
1. Sebagai pintu gerbang penghubung kegiatan perdagangan dan pelayaran Asia-Eropa.
2. Sebagai pengumpul, penyedia serta pemasok berbagai kebutuhan bangsa-bangsa Eropa terutama
rempah-rempah yang sebagian besar dipasok oleh bangsa-bangsa Asia.
3. Sebagai pusat aktivitas perdagangan dimana berbagai bentuk hubungan kerjasama dapat terjadi antar
berbagai pihak.
Namun sejak Konstantinopel dikuasai oleh bangsa Turki Usmani, bangsa-bangsa Eropa di
persulit untuk bisa masuk ke Konstantinopel dengan berbagai peraturan-peraturan
yang diterapkan oleh pihak Turki Usmani, sehingga banyak bangsa-bangsa Eropa yang
mengalami kemunduran ekonomi serta kesulitan mendapatkan pasokan berbagai bahan
kebutuhan yang mereka perlukan terutama rempah-rempah. Akibat hal tersebut, beberapa
bangsa Eropa seperti Portugis dan Spanyol yang mengalami krisis ekonomi paling parah
memutuskan untuk melakukan ekspedisi samudera dengan tujuan untuk mendapatkan pasokan
bahan-bahan kebutuhan mereka serta menguasai wilayah tersebut. Bangsa Portugis dan Spanyol
yang ketika itu dikenal dengan pasukan dan armada lautnya yang tangguh, disebut sebagai
pelopor ekspedisi samudera ke wilayah Asia, yang kemudian diikuti oleh beberapa bangsa Eropa
lainnya seperti Inggris dan Belanda. Bangsa Portugis bersama rival tetangganya, bangsa Spanyol
merupakan dua negara yang wilayahnya berbatasan langsung. Keduanya juga sama-sama tunduk
pada vatikan sebagai induk yang menaungi agama mereka. Oleh karena kedua bangsa tersebut
sama-sama ingin melakukan ekspedisi samudera, maka pada tahun 1494 vatikan mengusulkan
perjanjian Thordesillas yang kemudian di setujui oleh kedua negara. Dalam perjanjian tersebut,
vatikan membagi dua wilayah diluar Eropa yang boleh dikuasai oleh Portugis dan Spanyol.
Perjanjian Throdesillas tersebut merupakan langkah awal mereka dalam melakukan ekspedisi
samudera. Pada tahun 1511, armada Portugis dibawah pimpinan Alfonso d’Alburqueque
akhirnya berhasil sampai di Indonesia. Potugis dengan memegang teguh tujuan utama mereka
yaitu Feitoria, Fortaleza, dan Igreja atau dapat diartikan dengan 3G yaitu Gold (kekayaan) Glory
(kejayaan),dan Gospel (penyebaran ajaran agama Kristen) langsung menerapkan berbagai
strategi demi mewujudkan tujuan mereka. Hingga pada akhirnya Portugis berhasil merebut
kekuasaan atas wilayah Malaka dan dengan leluasa mengatur segala aktivitas perdagangan di
wilayah tersebut.
B. MASA KEJAYAAN PORTUGIS DI INDONESIA
Sejak tahun 1511 M sampai 1526 M Portugis berhasil mencapai masa kejayaannya di Indonesia.
Mereka berhasil menguasai beberapa daerah di wilayah Maluku dan sekitarnya. Mereka
memanfaatkan kekuasaan tersebut untuk melakukan berbagai kerjasama dengan wilayah lain di
Indonesia dan berhasil memonopoli perdagangan di beberapa wilayah di nusantara. Selain itu,
selama masa kejayaannya ini, keberadaan Portugis juga mampu mempengaruhi karakter masyarakat
lokal, khususnya masyarakat Maluku. Mulai dari berkembangnya agama Kristen, sampai
peninggalan beberapa benteng-benteng dan kesenian seperti balada keroncong merupakan akibat
adanya pengaruh Portugis. Bahkan hingga kini beberapa kosakata khas Portugis masih terpakai di
daerah Maluku dan sekitarnya, tidak heran banyak masyarakat di daerah tersebut banyak yang
memiliki nama “berbau” Portugis.
C. PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP PORTUGIS
Sejak berhasil menguasai Malaka, Portugis terus berusaha untuk melakukan ekspansi kekuasaan ke
berbagai wilayah lalin di nusantara. Namun usaha tersebut mendapatkan perlawananan dari rakyat
wilayah setempat. Berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap Portugis diantaranya :

a. Perlawanan Rakyat Aceh


Pada tahun 1511, Portugis mampu mengalahkan salah satu kerajaan yang memegang peranan
penting di kawasan Selat Malaka yaitu Samudera Pasai. Namun setelah peristiwa tersebut Portugis
tidak semata-mata dengan mudah dapat menguasai kawasan Selat Malaka karena mereka mendapat
perlawanan dari Aceh Darussalam, yang merupakan salah satu kerajaan besar lainnya yang
menguasai kawasan Selat Malaka. Aceh Darusslam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah
(1514-1528), Sultan Alaudin Riayat Syah (1537-1568) dan Sultan Iskandar Muda (1607-1636)
berhasil menentang serta mengusir Portugis yang berusaha mengusik kekuasaan mereka.

b. Perlawanan Rakyat Maluku


Setelah beberapa lama Portugis berkuasa di daerah Maluku, rakyat Maluku semakin miskin dan
menderita. Rakyat Maluku yang mulai sadar akan keserakahan Portugis akhirnya melawan dengan
membakar salah satu benteng yang di bangun oleh Portugis. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1533.
Perlawanan ini sempat berujung perdamaian dan Portugis tetap berhasil menjaga kekuasaannya di
wilayah Maluku. Hingga pada tahun 1570 perlawanan kembali terjadi dan pada tahun 1577 barulah
rakyat Maluku berhasil mengusir Portugis dari wilayahnya.
Nama kelompok : 1.Muhammad Naufal Rizki S.B.P
2. Ikhsan Fatkhurrahim
3. Rio Ananda
4. Fauzan Rinaldi
5. Rofiq M

Anda mungkin juga menyukai