Dalam persamaan (4. 30) jika Hvap diganti dengan To Svap maka
𝑅𝑀𝑇0
𝐾𝑏 =
∆𝑆𝑣𝑎𝑝
Tetapi banyak zat cair mengikuti aturan Trouton : S 90 J/K mol.
Karena R = 8,3 J/K mol, maka perkiraan Kb 101 MTo.
Tekanan osmotik
Gejala sosmosis adalah perjalanan pelarut murni ke dalam larutan, yang
keduanya terpisah oleh membran semipermeabel, yaitu membran yang dapat
diresapi oleh pelarut tetapi tidak oleh zat terlarutnya.
Tekanan osmosis adalah tekanan yang harus diberikan kepada larutan agar
alirannya berhenti.
Satu contoh terpenting dari osmosis adalah transpor fluida melalui membran sel,
yang juga merupakan dasar osmometri, yaitu penentuan massa molar dengan
pengukuran tekanan osmosis, terutama makromolekular.
Tekanan berlawanan berasal dari bagian atas larutan yang dihasilkan oleh
osmosis itu sendiri.
Kesetimbangan dicapai jika tekanan hidrostatis kolom larutan sama dengan
tekanan osmosis. Kerumitan susunan ini adalah masuknya pelarut ke dalam
larutan menyebabkan pengenceran larutan itu.
1. Persamaan van’t Hoff
Persyaratan kesetimbangan adalah bahwa potensial kimia air harus
memiliki harga yang sama pada setiap sisi membran pada setiap
kedalaman dalam gelas. Kesamaan potensial kimia ini dicapai dengan
suatu beda tegangan pada kedua sisi membran. Pada kedalaman
tertentu pelarut di bawah tekanan p, sedangkan larutan di bawah
tekanan p+ . Jika (T,p+ ,x) adalah potensial kimia pelarut dalam
larutan di bawah tekanan p+, dan 2 o (T, p) pelarut yang murni di
bawah tekanan p, kemudian kondisi kesetimbangan adalah
(T, p+ ,x ) = o (T, p) (4.32)
dan
o(T, p+ ) + RT ln x = o (T, p) (4.33)
Dari persamaan fundamental pada T konstan, didapat d o = Vo dp . Dengan
integrasi:
𝑝+𝜋 −0
𝜇0 𝑇, 𝑝 + 𝜋 − 𝜇0 𝑇, 𝑝 = 𝑝 𝑉 𝑑𝑝 (4.34)
Persamaan (4. 33) menjadi
𝑝+𝜋 −0
𝑝 𝑉 𝑑𝑝 + 𝑅𝑇 ln 𝑥 = 0 (4.35)
−0
Dalam persamaan (4. 35) 𝑉 adalah volume molar pelarut murni. Jika
−0
pelarut tidak dapat ditekan, maka 𝑉 tidak dipengaruhi oleh tekanan dan
dapat dibuang dari integral. Maka
−0
𝑉 𝜋 + 𝑅𝑇 ln 𝑥 = 0 (4.36)
Untuk konsentrasi zat terlarut, ln x = ln (1x2). Jika larutan adalah encer,
maka x2 << 1; logaritma dapat diekspansi dalam deret,
𝑛2 𝑛2
ln 1 − 𝑥2 = −𝑥2 = − ≈−
𝑛+𝑛2 𝑛
Karena n2 << n dalam larutan encer. Maka persamaan (4. 36) menjadi
𝑛2 𝑅𝑇
𝜋= (4.37)
𝑛𝑉 0
Jika larutan encer, maka n2 sangat kecil sehingga
𝑛2 𝑅𝑇
𝜋= atau 𝜋 = 𝑐𝑅𝑇 (4.38)
𝑉
Persamaan ini adalah persamaan van’t Hoff untuk tekanan osmotik.
2. Pengukuran Tekanan Osmotik
Pengukuran tekanan osmotik berguna untuk menentukan massa molar
materi yang hanya sedikit dapat larut dalam pelarut, atau yang memiliki
massa molar sangat tinggi (misal protein, polimer berbagai tipe, koloid). Ini
adalah pengukuran yang sesuai karena besarnya tekanan osmotik.
Pada 25oC, produk RT 2480 J/mol. Jadi untuk 1 mol/L larutan (c = 1000
mol/m3), didapat
= cRT = 2,48 x 106 Pa = 24,5 atm
Dalam penentuan massa molar, jika w2 adalah massa zat terlarut yang
terlarut dalam volume, V, maka = w2RT/M2V atau
𝑤2 𝑅𝑇
𝑀2 =
𝜋𝑉
Bahkan ketika w2 kecil dan M2 besar, harga dapat terukur dan dapat diubah
menjadi harga M2.
Soal-soal
• Interpretasikan (a) penurunan titik beku dan (b) kenaikan titik didih dalam
terminologi potensial kimia sebagai suatu ukuran ‘escaping tendency’
• Dua puluh gram zat terlarut ditambahkan ke 100 gram air pada 25o C. Tekanan
uap air murni adalah 23,76 mmHg; tekanan uap larutan adalah 22,41 mmHg.
• Hitung massa molar zat terlarut
• Berapa massa zat terlarut yang dibutuhkan dalam 100 gram air untuk mengurangi tekanan
uap 1,5 harga untuk air murni?
• Dua gram asam benzoat dilarutkan dalam 25 gram benzena, Kf = 4,9 K kg/mol,
menghasilkan penurunan titik beku 1,62 K. Hitung massa molar. Bandingkan
dengan massa molar yang diperoleh dari rumus asam benzoat, C6H5COOH.
• Panas peleburan asam asetat adalah 11,72 kJ/mol pada titik leleh 16,61 oC.
Hitung Kf untuk asam asetat. Jika 6 gram urea, (NH2)2CO, dilarutkan dalam 1 L
larutan, hitung tekanan osmotik larutan pada 27o C.