Tahap
Tahap Tahap
Sulalatin
Nuthfah Alaqah
min Thin
َُار َو ْاْل َُْفئِ َََُ َ ُۙ لَ َعلَ هك ُْم تَ ْش هك هرون َ س ْم َُع َو ْاْل َ ْب
َُ ص َ ل لَ هك هُم ال َُ ون أ ه َم َهاتِ هك ُْم
َ َُل تَ ْعلَ همون
َُ ش ْيئًا َو َج َع ُِ ط ُْ ّللاه أ َ ْخ َر َج هك ُْم ِم
ن به ه َُ َو
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”
• Mempersiapkan diri anak dengan cara membiasakannya hidup dengan baik sesuai anjuran islam. Seperti dalam
berbicara, makan, bergaul, penyesuaian diri dengan lingkungan, dan berperilaku.
Masa di mana anak anak mulai dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk. Masa ini dimulai sekitar usia 10-13 tahun.
Tugas-tugas perkembangannya meliputi :
• Perubahan persepsi konkret menuju persepsi-persepsi yang abstrak, misal persepsi alam akhirat
dll
• Pengembangan ajaran-ajaran normatif agama melalui institusi sekolah, baik yang berkaitan
dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Nabi SAW mengisyaratkan bahwa usia tujuh tahun merupakan usia mulai berkembangnya
kesadaran akan perbuatan baik dan buruk, benar dan salah, sehingga Nabi SAW, memerintahkan
kepada orang tua untuk mendidik shalat kepada anak-anaknya.
Fase Baligh
Al-Ghazali menyebutnya sebagai masa ’aqil. Kondisi ’aqil ini menjadi salah satu syarat wajib bagi
seseorang untuk menerima satu beban agama. Para psikolog, menentukan bahwa masa ini
ditandai dengan kemampuan seseorang dalam memahami suatu beban. Masa ini
diperkirakan mulai antara usia 13-15 tahun.
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika
ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara
ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa” (Al-Baqarah : ayat 180)