Anda di halaman 1dari 11

Pajak Internasional

hukum pajak nasional yang terdiri atas kaedah, baik


berupa kaedah-kaedah nasioal maupun kaedah yang
berasal dari traktat antarnegara dan dari prinsip yang
telah diterima baik oleh Negara-negara di dunia, untuk
mengatur soal-soal perpajakan dan dapat ditunjukkan
adanya unsur-unsur asing, baik mengenai subjek
maupun mengenai objeknya.
LATAR BELAKANG PERPAJAKAN
INTERNASIONAL

1. Indonesia adalah bagian dari dunia


internasional
2. Penghasilan entitas asing di dalam negeri
bisa menjadi sumber pendapatan pajak
bagi Indonesia.
3. Penghasilan entitas asing di Indonesia bisa
menjadi sumber pendapatan perpajakan
bagi negara domisili entitas asing tersebut.
Pemajakan internasional tidak terlepas dari
adanya perjanjian antar Negara (perjanjian
internasional) guna menghindari pemajakan
berganda

Jenis-Jenis Perjanjian Internasional


1. Perjanjian Bilateral
2. Perjanjian Multilateral
Bentuk Perjanjian Perpajakan Internasional
1. Persetujuan penghindaran pajak berganda
(P3B)/ Tax Treaty
2. Cara Penerapan (Mode of Aplication)
3. Tatacara persetujuan bersama (mutual
agreement procedure)
ASAS PERPAJAKAN INTERNASIONAL
Azas Domisili: Suatu negara mengenakan pajak atas
penghasilan subjek pajak yang merupakan penduduk
(resident) dan/atau berdomisili (bertempat tinggal
tetap) atau berkedudukan di negara itu.

Azas Sumber: (Suatu negara mengenakan pajak atas


objek pajak yang diperoleh di negara tersebut tanpa
memandang domisili subjek pajak.

Asas kewarganegaraan: Suatu negara mengenakan


pajak atas penghasilan yang diperoleh di seluruh dunia
(world wide income) apabila penduduk tersebut
merupakan warga negaranya
pajak berganda meliputi setiap bentuk pembebanan
pajak dan pungutan lainnya lebih dari satu kali, yang
dapat berganda (double taxation) atau lebih (multiple
taxation) atas suatu fakta fiskal (subjek dan/atau objek
pajak).

Pemajakan atas suatu penghasilan secara bersamaan


oleh negara yang menerapkan azas domisili dan
negara yang menerapkan azas sumber menimbulkan
pajak ganda internasional (PBI) (international double
taxation).
Contoh:
Mr. MLG adalah warga negara MY dan
mempunyai tempat tinggal tetap (permanent home) di
kota KL merupakan subjek pajak dalam negeri MY.
Pada April 2010, Mr. MLG mendapat penugasan kerja di
negara ID selama dua tahun yang dituangkan dalam
kontrak kerja. Maka dapat disimpulkan bahwa Mr. MLG
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di ID dan
berdasarkan Pasal 2 UU PPh ID, mr. MLG juga
merupakan subjek pajak dalam negeri.
Metode Penghindaran Pajak Berganda Internasional

Pembebasan/pengecualian: Pembebasan
subjek, Pembebasan Objek, pembebasan Pajak
Kredit pajak: Metode Kredit Penuh (full tax credit
mothode), Metode Kredit Terbatas (ordinary atau
normal credit mothode) dan Kredit Fiktif
Metode Lainnya: Pembagian pajak, Pembagian hak
pemajakan, Keringanan tarif ,
Pengurangan pajak, Pemajakan dengan jumlah tetap
Ketentuan pajak internasional suatu negara:

1. Outbound transaction: pemajakan terhadap


wajib pajak dalam negeri (WPDN) atas
penghasilan dari luar negeri,
2. Inbound transaction: pemajakan terhadap
wajib pajak luar negri (WPLN) atas
penghasilan dari dalam negeri (domestik).

Anda mungkin juga menyukai