Gastroesofagal
Kelompok C4
Adelita Ayu K (102013080)
Ricko (102014174)
Evi Nurkalim (102015108)
David Lay ( 102016062)
Maria Marsela P (102016066)
Hardianti ( 102016134)
Dwi Vernia S Paranna ( 102016221)
Kevin Wikanata P (102016240)
Nur Fatiha Abd Rahman ( 102016271)
Skenario
Seorang perempuan berusia 50 tahn datang berobat ke
poliklinik umum dengan keluhan bila makan cepat
kenyang sejak 4 bulan lalu.
Rumusan Masalah
Diagnosis
banding
etiologi
patofisiologi
epidemiologi
Anamnesis
• Identitas
• Keluhan Utama Hasil anamnesis :
• RPS •
•
Kenyang disertai rasa begah
Tidak nyaman di ulu hati
• Riw. pengobatan •
•
Kembung bila makan agak banyak
Bila dipaksakan perut penuh hingga
• RPD sampai ke dada dan sesak
• Muntah keluar cairan asam
• RPK • Habis makan langsung tiduran
• Suka makan coklat, keju dan minum kopi
• Riwayat sosial • BB awal : 50 th turun ke 44 kg
• TB : 149 cm
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
• Kesadaran
• TTV
• Suhu
• Tekanan darah
• Frekuensi Napas
• Frekuensi nadi
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Pembagian kuadran, melaporkan bentuk abdomen, warna kulit, lesi kulit,
bekas luka, benjolan/ massa di perut
Palpasi
Palpasi dilakukan untuk melihat ada ketegangan otot, nyeri tekan lepas atau
tidak. Saat palpasi dilakukan, perlu ditanyakan pada pasien adakah rasa
nyeri saat ditekan. Untuk GERD, pasien selalunya mengalami rasa nyeri di
bagian epigastrik
Pemeriksaan fisik
Perkusi
Pemeriksaan perkusi dapat membantu untuk memeriksa adanya udara yang
berlebihan di dalam rongga abdomen dan untuk mengidentifikasi adanya
massa yang solid atau cair.
Auskultasi
Dibagian umbilikus, didengarkan bising usus
Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi Saluran Cerna Atas
2. Pemantauan pH 24 jam : dimonitor dan direkam dengan
menempatkan mikroelektroda pH pada bagian distal esofagus. pH
dibawah 4 pada jarak 5 cm di atas LES dianggap diagnostik untuk
refluks gastroesofageal.
3. Tes menelan barium: pemeriksaan ini kurang peka dan
seringkali tidak menunjukan kelainan, terutama pada kasus
esofagitis ringan.
Gastroesophageal reflux disease Non-erusive Reflux Disease Dispepsia Fungsional
(GERD) (NERD)
Definisi suatu keadaan patologis sebagai subkategori dari GERD yang kumpulan gejala yang terdiri dari
akibat refluks kandungan ditandai dengan gejala refluks rasa nyeri/ tidak nyaman di
lambung ke dalam esofagus, terkait tanpa ditemukan adanya epigastrium, mual,muntah,
dengan berbagai gejala yang erosi mukosa esophagus pada kembung, cepat kenyang, rasa
timbul akibat keterlibatan endoskopi saluran cerna atas. penuh, sendawa, regurgitasi, rasa
esofagus, faring, laring dan panas yang menjalar di dada
saluran nafas
Gejala klinis nyeri/rasa tidak enak di Heartburn, regurgitasi dan rasa nyeri epigastrik, cepat kenyang,
epigastrium, heartburn, pahit atau asam di mulut begah, rasa panas di epigastrium
regurgitasi, disfagia, odinofagia, dan tidak ditemukan kelainan
mual, rasa pahit di lidah struktural
Endoskopi ditemukan mucosal break Tidak ditemukan adanya erosi Tidak ditemukan (Normal)
mukosa
Epidemiologi
• Jika isi lambung mencapai esofagus bagian proksimal dan sfingter esofagus atas
berkontraksi, maka isi lambung tersebut tetap berada di esofagus dan peristaltik
akan mengembalikannya ke dalam lambung.
• Jika sfingter esofagus atas relaksasi sebagai respon terhadap distensi esofagus maka
isi lambung akan masuk ke faring, laring, mulut atau nasofaring
Komplikasi
• Esofagus Barret
• Esofagitis ulseratif
• Striktur esofagus
Tatalaksana
Non medikamentosa
• Modifikasi gaya hidup
• Diet 4. Pada beberapa pasien, diperlukan waktu
• Terapi bedah :beberapa keadaan dapat yang lebih lama untuk menyembuhkan
menyebabkan gagalnya terapi
medikamentosa, yaitu: esofagitisnya
1. Diagnosis tidak benar 5. Kadang-kadang beberapa kasus Barret’s
2. Pasien GERD sering disertai gejala-gejala esophagus tidak memberikan respon
lain seperti rasa kembung, cepat kenyang
dan mual-mual yang sering tidak terhadap terapi PPI
memberikan respon dengan pengobatan 6. Terapi striktur
PPI serta menutupi perbaikan gejala
refluksnya 7. Terdapat statis lambung dan disfungsi LES
Tatalaksana
Medikamentosa
• Antagonis reseptor H2 : untuk • Prokinetik : Obat prokinetik yang efektif
penderita GERD ringan dan untuk GERD ialah metoklopramid dan
betanekol, keduanya merangsang
sedang. Sebagai penekan asam. mortilitas saluran cerna bagian atas
(simetidin, ranitidin, famotidin) tanpa mengganggu sekresi asam
lambung dan meningkatkan tekanan
LES.
• Proton Pump Inhibitor (PPI):
untuk gejala GERD sedang sampai • Sukralfat : Terlihat efektif untu terapi
GERD dan esofagitis ringan , dan tidak
berat dan esofagitis. pada kasus berat, tetapi penggunaan
untuk GERD jarang
Kesimpulan
Berdasarkan kasus ini pasien menderita penyakit
GERD. Penyakit refluks gastoesofageal
(gastroesophageal reflux disease/GERD) suatu
keadaan patologis sebagai akibat refluks
kandungan lambung ke esofagus dengan berbagai
gejala yang timbul akibat keterlibatan esofagus,
faring, laring, dan saluran nafas.