ATRIBUSI Judul : The Relationship between Hostile Attribution Bias and Aggression and the Mediating Effect of Anger Rumination
Jurnal Personality and Individual Differences
Volume : 139 Hal : 228-234 ATRIBUSI Tahun : 2019 Penulis : Fangying Quan , RujiaoYanga, Wenfeng Zhua, Yueyue Wanga, Xinyu Gonga, Yunli Chena, Yan Dong, Ling-Xiang Xia
Reviewer : Ancensius Tombo Bamba (1771041085)
Tanggal review : 15 September 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hostile Tujuan attribution bias (bias atribusi bermusuhan) dan perilaku agresi pada mahasiswa, dan mekanisme psikologis yang mendasari efek atribusi Penelitian permusuhan pada perilaku agresi. 600 mahasiswa S1 China (53,9% perempuan, 46,1% laki-laki), usia Responden 17-25 tahun. Metode Penelitian : Kuantitatif (Studi Longitudinal) Metode Variabel penelitian & - Independent variable : Hostile attribution bias
Variabel - Mediator variable : Anger rumination
- Dependent variable : Aggression Crick & Dodge (1989) mengemukakan bahwa Hostile attribution bias adalah kecenderungan untuk menafsirkan perilaku orang lain sebagai memiliki niat bermusuhan, bahkan ketika perilaku tersebut ambigu atau tidak bermusuhan. Anderson dan Bushman (2002) mengemukakan bahwa agresivitas adalah perilaku yang secara sengaja dilakukan untuk menyakiti orang lain baik dalam bentuk fisik maupun verbal, dimana pihak korban terdorong untuk menghindari perlakuan berbahaya yang LandasanTeori diarahkan kepadanya . The social information processing (SIP) menekankan bahwa bias atribusi yang bermusuhan adalah faktor kognitif penting dalam pembentukan dan pengembangan agresi. Ketika seorang individu menafsirkan perilaku orang lain sebagai bermusuhan, individu tersebut akan mengembangkan persepsi ancaman dan permusuhan yang kemudian mendorong individu tersebut untuk menjadi marah dan membalas dendam secara agresif Ketika individu yang mengembangkan hostile attribution bias terlibat perilaku agresif, individu yang dikenai perilaku agresif akan menanggapi dengan perilaku yang agresif pula, sehingga individu akan memverifikasi interpretasi bias sebelumnya melalui tindakan orang lain dan memperkuat kecenderungan untuk menganggap isyarat interpersonal yang ambigu sebagai sinyal yang tidak bersahabat . Lanjutan Anger rumination adalah keadaan individu menghindari perhatian selektif tentang penyebab dan konsekuensi dari peristiwa yang berhubungan dengan kemarahan, sehingga terlibat dalam fantasi pembalasan (Denson, 2013; Sukhodolsky, Golub, & Cromwell, 2001). Busman (2002) : Provokasi Kemarahan Agresi Penelitian dilakukan sebanyak dua kali dengan interval waktu 6 bulan dari studi pertama. Dalam studi 1, peneliti ingin menguji hubungan timbal balik antara bias atribusi yang bermusuhan dan agresi di antara mahasiswa S1. Dalam Studi 2,peneliti memeriksa Prosedur peran mediasi dari anger rumination dalam hubungan antara bias Penelitian atribusi yang bermusuhan dan agresi.Data penelitian diperoleh melalui survey skala besar yang dilakukan oleh asisten peneliti yang terlatih. Secara statistik, hostile attribution bias berkorelasi secara positif dengan perilaku agresi. Hasil Hostile attribution bias memiliki hubungan timbal balik dengan perilaku agresi. & Perenungan kemarahan adalah mekanisme psikologis yang Pembahasan mendasari hubungan antara bias atribusi yang bermusuhan dan agresi. Kelemahan penelitian : - Pengumpulan data hanya dilakukan dua kali - Hanya mengandalkan langkah-langkah laporan diri - Tidak mengontrol kovariabel potensial dalam studi. Beberapa variabel seperti impulsif, kontrol diri atau coping dapat Kekuatan memengaruhi hubungan antara bias atribusi permusuhan dan agresi dan efek mediasi dari anger rumination & - Mekanisme yang menjelaskan mengapa agresi dapat Kelemahan memengaruhi bias atribusi yang bermusuhan belum dieksplorasi dalam penelitian ini - Kekuatan penelitian : - Sampel yang diteliti sangat besar sehingga generalisasi dari hasil penelitian lebih dapat dipercaya Berdasarkan teori Johan Galtung, maka agresi yang dimaksud dalam jurnal ini dapat digolongkan sebagai kekerasan langsung. Kekerasan langsung yang dilakukan dilatarbelakangi oleh adanya Kaitan dengan hostile attribution bias. Psikologi Ketika individu mengalami hostile attribution bias, yang terjadi adalah konflik intrapersonal. Individu berpikir bahwa orang lain Perdamaian memiliki niat bermusuhan dengan dirinya sehingga individu mengembangkan sikap dan emosi yang bermusuhan.