Anda di halaman 1dari 70

DEFINISI, ETIOLOGI & FAKTOR

RISIKO HIV
Definisi
• HIV (Human Immunodeficiency Virus)  virus
yang menyebabkan AIDS dengan cara
menyerang sel darah putih yang bernama sel
CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan
tubuh manusia.
• AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
dampak atau efek dari perkembangbiakan
virus HIV dalam tubuh makhluk hidup.

• AIDS timbul akibat melemahnya atau


menghilangnya sistem kekebalan tubuh karena
sel CD4 pada sel darah putih banyak dirusak
oleh virus HIV
Etiologi
Virus HIV  Virus RNA (berat molekul 9,7
kb(kilobase))
• Famili : Retroviridae
• Subfamili : Lentivirinae
• Genus : Lentivirus
Faktor Risiko
• Hubungan seksual dengan pasangan yang
berisiko tinggi tanpa menggunakan kondom.
• Penggunaan narkotika suntik
• Transfusi darah
• Perlukaan kulit, tato, tindik yang tidak
disterilisasi
• Homoseksual
MANIFESTASI KLINIS DAN
STADIUM
3 FASE INFEKSI HIV
• Fase I = Window Period
Belum ditemukan antibodi anti-HIV
Sekitar 2 minggu – 3 bulan sejak infeksi awal
Gejala : Demam, nyeri tenggorokan, pembesaran
kelenjar getah bening, sakit kepala, batuk.
“Flu-like Syndrome”
• Fase II = Asimptomatik
Tes HIV (+)
Tanpa gejala berlangsung 2-3 tahun
Gejala ringan 5-8 tahun dengan berbagai radang
kulit

• Fase III = Masa AIDS


Kekebalan tubuh yang telah menurun drastis
Timbul berbagai infeksi oportunistik
PATOGENESIS HIV
Virus HIV menginfeksi Limfosit T  Virus
berlekatan di reseptor CD4 dengan bantuan
gp120 disertai gp41 yang mendorong virus
berfusi ke sel RNA virus masuk  Terjadi
pembentukan DNA virus dibantu oleh enzim
reverse transcriptase terbentuk DNA virus
baru DNA ditransport ke nucleus dibantu oleh
enzim integrase DNA Virus bergabung dengan
DNA hosttranskripsi DNA menjadi RNA Di
translasi untuk membentuk protein virus yang
baru RNA Virus dan protein (immature)
berpindah ke permukaan sel Maturasi Virus
dibantu oleh protease Virion baru yang siap
menginfeksi sel lainnya.
DIAGNOSIS BANDING HIV/AIDS
Disease/Condition Differentiating Signs/Symptoms Differentiating Tests
Infection with Epstein-Barr virus
(EBV) may resemble features of HIV EBV: IgM serology and Paul Bunnell
Infectious mononucleosis acute seroconversion illness with positive.
fever, lymphadenopathy, pharyngitis, HIV test negative.
and maculopapular rash.
May resemble HIV acute
seroconversion illness with fever, CMV serology positive.
Cytomegalovirus infection (CMV)
lymphadenopathy, rash, and HIV test negative.
splenomegaly.
No specific differentiating signs; viral
Influenza viral culture or nucleic acid
infections such as influenza may
test (nasopharyngeal or respiratory
Influenza infection resemble acute seroconversion
sample) positive
illness with fever, pharyngitis, and
HIV test negative.
lymphadenopathy.
No specific differentiating signs; viral
infections such as the common cold
Common cold may resemble acute seroconversion HIV test negative.
illness with fever, pharyngitis, and
lymphadenopathy.
Elevated liver function tests.
Right upper quadrant abdominal
Viral hepatitis Hepatitis B or C serology positive.
pain, jaundice.
HIV test negative.
Fever, malaise, pharyngitis,
lymphadenopathy, maculopapular
Venereal disease research
rash. Condylomata lata on genital
laboratory test positive.
areas and oral ulcers. May have
Secondary syphilis Treponema pallidum
been preceded by painless genital
hemagglutination test positive.
chancre and inguinal
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN
FISIK

Diagnosis HIV
Anamnesis
Anamnesis

• Menanyakan faktor risiko pada pasien


▫ Homoseksual
▫ Pengguna narkotika suntik
▫ Perilaku seksual tidak aman
▫ Tato
▫ Transfusi darah
▫ Lahir dari orang tua berisiko tinggi
Pemeriksaan Fisik
• Vital sign

Keadaan Umum
BB turun 10% dari BB dasar
Demam (kontinu/intermiten), Temp oral 37 C > 1
bulan
Diare kontinu > 1 bulan
Limfadenopati generalisata
Kulit
PPE, kulit kering
Genital warts, folikulitis dan psoariasis
Infeksi
Infeksi Jamur Kadidiasis oral &/atau oral
Dermatitis seboroik
Infeksi Viral Herpes zoster berulang > 1 dermatom
Herpes genital berulang
Moluskum kontagiosum
Kondiloma

Gangg. Penapasan Batuk > 1 bulan


Sesak napas
TB
Pneumonia berulang
Sinusitis kronis / berulang
Gejala Neurologis Nyeri kepala terus menerus
Kejang demam
Fungsi kognitif <<
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Diagnosis HIV
Laboratorium

• Darah lengkap
Tes laboratorium yang paling umum adalah hitungan
darah lengkap
- Orang yang terinfeksi HIV kadang trombositnya
rendah.
- Jumlah monosit yang tinggi umumnya
menunjukan tandanya infeksi
bakteri.
• Laju endap darah
Mengukur kecepatan sel darah merah mengendap
dalam tabung
darah
Jenis skrining untuk mendeteksi HIV:
• Tes Antibodi
• Tes Antigen
• Hitungan sel CD4+
• Pemeriksaan Viral Load
TATALAKSANA HIV

Farmakologis
Indikasi Memulai ARV
■ Terapi ARV harus diberikan kepada semua ODHA
tanpa melihat stadium klinis dan nilai CD4 (termasuk
anak <1 tahun, 1-10 tahun, remaja, ibu hamil,
dewasa)
■ ARV diberikan segera/tanpa ditunda (dalam hari
yang sama dengan diagnosis sampai 1 minggu), pada
pasien yang siap dan tidak ada kontraindikasi klinis.
Hasil pemeriksaan lab lengkap tidak menjadi pra-
syarat untuk memulai ARV.
Jenis dan golongan retroviral yang ada di
Indonesia

Rilpivirine
Darunavir
ART untuk Dewasa
Paduan pilihan
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDT

Paduan alternatif
AZT + 3TC + NVP
AZT + 3TC + EFV
TDF + 3TC (atau FTC) + NVP
AZT + 3TC + *EFV400
TDF + 3TC (atau FTC) + *EFV400
*Belum direkomendasikan pada pengguna rifampisin dan ibu hamil
(Klirens EFV meningkat pd ibu hamil. JAIDS 2012; 59 (3): 245-252)

Rilpivirin (RPV) adalah obat alternatif pada ODHA yang tidak


dapat mentoleransi EFV dan NVP. Namun, RPV sebaiknya tidak
digunakan pada ODHA dengan CD4 < 200 sel/mm3 atau viral
load banyak > 100.000 kopi/mL karena efektivitasnya lebih rendah
pada kondisi tersebut.
ART Untuk Remaja (10-19 tahun)

Paduan pilihan
TDF+3TC (atau FTC)+EFV

Paduan alternatif
• TDF +3TC (atau FTC)+*EFV400
• AZT+3TC+EFV
• AZT+3TC+NVP
• AZT+3TC+EFV*400
• TDF+3TC (atau FTC)+NVP
*Belum direkomendasikan pada pengguna
rifampisin dan ibu hamil
Paduan ART Anak (3-10 tahun)

Paduan pilihan

AZT+3TC+EFV

Paduan alernatif
• ABC+3TC+NVP
• ABC+3TC+EFV
• AZT+3TC+NVP
• TDF+3TC (atau FTC)+EFV
• TDF+3TC (atau FTC)+NVP
Paduan ART Anak <3 Tahun

Paduan pilihan
(ABC atau AZT)+3TC+LPV/r

Paduan alternatif
(ABC atau AZT)+3TC+NVP
Lini pertama dikatakan gagal bila :

• Timbul infeksi oportunistik baru


• Muncul kembali infeksi oportunistik lama
• CD4 < sebelum terapi, atau persisten < 100
sel/mm3 setelah ARV 1 tahun.
• Penurunan CD4 > 50 % dari jumlah
tertinggi selama terapi
Dilakukan Test
Virologi(Viral load)
PENGOBATAN
PENCEGAHAN
KOTRIMOKSAZOL
(PPK)
TATALAKSANA HIV

Non-Farmakologis
1. Asupan Energi
• Peningkatan asupan energi sebesar 10%
• Dianjurkan selama infeksi hiv asimtomatik
untuk mengimbangi peningkatan pengeluaran
energi basal
2. Asupan Protein
• Persentase asupan energi dari protein yang
direkomendasikan pada odha sama dengan
orang normal.Penambahan protein lebih tinggi
sampai dengan 10% dari kebutuhan normal
diberikan apabila terdapat infeksi opurtunistik.
3. Asupan Lemak
• Rekomendasi asupan lemak untuk odha sama
seperti orang dengan hiv-negatif yaitu 15%-30%.

4. Asupan Mikronutrien
• Karena asupan mikronutrien penting pada
sistem kekebalan tubuh,menjaga asupan
mikronutrien sangat penting bagi penderita hiv
Lalu, pada kasus apa yang dapat
diberikan?

• Nyeri Menelan
• Perubahan pengecapan

• BB menurun
Rekomendasi WHO
tentang Asupan
Makronutrien pada
Remaja dan Dewasa
dengan HIV
PENCEGAHAN, INDIKASI
RUJUK & PROGNOSIS HIV
Pencegahan
sumber : petunjuk teknis program pengendalian HIV AIDS dan PIMS,
Kemenkes, 2016

• Upaya pencegahan di masyarakat : penyebaran


informasi, promosi penggunaan kondom, skrining
danah pada darah donor, pengendalian IMS,
pengobatan ARV sedini mungkin, pencegahan ibu
dan anak, sirkumsisi dan profilaksis pasca pajanan
(exposure) kasus pemerkosaan atau kecelakaan
kerja.
• Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
di Faskes : kebersihan tangan, alat pelindung diri
(APD), penempatan pasien, pengelolaan alat bekas
pakai, pengelolaan linen dan praktik penyuntikan
aman.
Pencegahan
sumber : petunjuk teknis program pengendalian HIV AIDS dan PIMS,
Kemenkes, 2016

• Tatalaksana pasca pajanan (exposure) HIV


okupasional dan non-okupasional :
1. Cuci segera lokasi pajanan
2. Telaah pajanan : cara, bahan, status infeksi sumber,
kerentanan
3. Tentukan terapi profilaksis pasca-pajanan (ARV)
4. Tes HIV segera setelah terjadi pajanan
5. Tindak lanjut : evalusasi lab, follow up, dukungan
psikososial
• Dosis pertama profilaksis pasca-pajanan selalu
ditawarkan secepat mungkin dalam waktu tidak
lebih dari 3 kali 24 jam tanpa menunggu
konseling dan tes HIV
Pencegahan
sumber : petunjuk teknis program pengendalian HIV AIDS dan PIMS,
Kemenkes, 2016

• Paduan obat ARV untuk PPP


1. Remaja dan dewasa : TDF + 3TC (FTC) + LPV/r
2. Anak <10 tahun : AZT + 3TC + LPV/r
• Dosis obat ARV untuk PPP bagi orang
dewasa dan remaja
1. Tenofovir (TDF) : 300 mg sekali sehari
2. Lamivudin (3TC) : 150 mg dua kali sehari
3. Emtricitabin (FTC) : 200 mg sekali sehari
4. Zidovudin (AZT) : 300 mg dua kali sehari
5. Lopinavir/ritonavir (LPV/r) : 200mg/50mg dua
kali sehari
Pencegahan
sumber : petunjuk teknis program pengendalian HIV AIDS dan PIMS,
Kemenkes, 2016

• Profilaksis Kotrimoksasol : melindungi


ODHA dari beberapa IO seperti PCP,
Toksoplasmosis, Infeksi bacterial dan diare
kronis
1. PPK diberikan pada ODHA dengan stadium
klinis 2,3 dan 4 pada CD4<200 sel/mm3
2. Dosis PPK orang dewasa 1 x 960 mg ( dua
tablet atau satu tablet forte )
3. Efek samping : ruam kulit (alergi) ringan ke
berat
Pencegahan
sumber : petunjuk teknis program pengendalian HIV AIDS dan PIMS,
Kemenkes, 2016

• Pengobatan pencegahan dengan Isoniazid


: mencegah TB pada ODHA
1. Jangan berikan INH jika ditemukan : TB aktif,
kelainan fungsi hati SGPT>3 kali batas normal
tertinggi, gejala neuropati perifer berat, alergi
INH sebelumnya.
2. Dosis INH 300 mg dan Vitamin B6 25 mg
setiap hari selama 6 bulan
Prognosis

• CD4 cell count. Jumlah sel yang rendah


mengindikasikan imunitas yang lemah dan rentan
terhadap infeksi yang akan datang.
• Viral load di dalam darah. Jumlah RNA virus yang
banyak di dalam darah juga merupakan indikasi
prognosis buruk.
• Umur pasien. Anak bayi dan orangtua beresiko lebih
buruk dalam hal outcome dan progress penyakit.
• Pasien Hepatitis B dan C.
• Pasien yang sudah memasuki stage lanjut sebelum mulai
mengkonsumsi obat anti-HIV.
• Pasien dengan riwayat penyakit jantung dan hati.
Indikasi Rujuk (Rujukan timbal balik)
Fesyankes Tersier
(pusat/provinsi)
Tatalaksana kasus
komplikasi
Layanan dan dukungan
super spesialistik

Fesyankes Sekunder
(pusat LKB)
Layanan komprehensif,
koordinasi, pembentukan
kelompok ODHA dan dukungan

Fesyankes Primer
(puskesmas, klinik LKB)
Layanan kesehatan dasar, kader
dan dukungan sebaya

Masyarakat
Layanan berbasis komunitas, PMO, kader
dan dukungan sebaya
Complications of HIV
Opportunistic illnesses
Fungal infections
Bacterial infections
Sexually Transmitted Diseases (STDs)
Viral Hepatitis
Dermatologic diseases
Ophthalmologic diseases
Pulmonary disease
Esophageal disease
Malignancies
• Fungal infections _
 Cryptococcal Meningitis
- Headache, fever, altered Mental status,
cranial nerve palsies
- Cultured from BLOOD/ CSF
- Amphotericin B + Flucytosine
- Alt: Fluconazole + Flucytosine
 Pneumocytis Pneumonia (PCP)
- Fever, dry cough, progressive dyspnea,
hypoxia
- X-ray : diffuse interstitial infiltrates
- Trimethoprim + Sulfomethoxazole
PCP- Bilateral diffuse
interstitial infiltrates
• Bacterial Infections_
 Streptococcal pneumonia
 Non-typhoid Salmonella
 Haemophilus influenzae
• STDs
▫ HIV-infected people are at risk for STDs
• Viral Hepatitis
▫ HBV & HCV may occur with HIV Increase
mortality, liver cirrhosis, liver failure,
Hepatocellular carcinoma
▫ Avoid alcohol consumption
• Dermatologic diseases_
▫ Pruritic papular eruption
- may be caused by hypersensitivity to insect bites
- Hyperpigmented papules <1cm
- can present with scabies
 Seborrheic dermatitis
- Malasezzia furfur
- presents with dandruff, indistinct plaque of
yellowish scale
- often on scalp, face, chest, back, groin
- in context of HIV infection, can occur on
eyebrows, outer ear canal, axillae, inner thighs
- Dandruff shampoo containing selenium sulfide or zinc
pyrithione / topical antifungals for more severe cases (oral
ketoconazole)
 Photodermatitis
- differentiated from seborrheic dermatitis by its
distribution on sun-exposed areas of skin
- itchy, scaly rash ( frequently occurs in Africa )
Pruritic Papular Eruption
Seborrheic dermatitis
Photodermatitis
 Human Herpes Virus 8 infection (HHV-8)
- the cause of Kaposi’s Sarcoma
- endemic to Africa and occurs commonly in
Advanced HIV disease
- presents with reddish, violaceous/brown non-tender macules
and papules that progresses to nodules
- often involves the head and neck as well as oral lesions on
tongue, palate and buccal mucosa
 Moluscum contagiosum
- caused by poxvirus and common in HIV-infected children
- dome-shaped umbilicated papules
 Genital and non-genital warts
- caused by human papilloma virus
- may develop hundreds of flat warts
 SJS/ TEN
- Nevirapine (most common), Efavirenz, etravirine
Molluscum contagiosum
Warts
SJS/TEN
• Ophthalmologic diseases
 CMV retinitis
- Most common cause of retinal disease & vision loss
- diagnosed by retinal examination : large white/ creamy
lesions with granular borders and associated hemorrhage
- often begins peripherally to centrally
- Unilateral floatersreduced visual acuity  Blindness
- ART & oral Valganciclovir/ iv ganciclovir/
intraoccular ganciclovir
 HIV retinopathy
- cotton wool spots
-lesion can resolve spontaneously and not life threatening
▫ Other causes of vision loss
- VZV/ HSV causing outer retinal necrosis, squamuous
cell carcinoma, ocular tuberculosis, syphilitic chorioretinitis
and uveitis
CMV retinitis
HIV retinopathy
• Pulmonary diseases
▫ Tuberculosis (MOST frequently identified)
▫ Community acquired pneumonia (by S.
pneumoniae)
- Cotrimoxazole prophylaxis for prevention
strategies
 Pleural effusions
• Esophageal disease
▫ Candidiasis
- oral thrush
- Fluconazole
• Malignancies
▫ Kaposi’s sarcoma
▫ Non-Hogkin Lymphoma
▫ Cervical cancer
Oral thrush

Anda mungkin juga menyukai