Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

SISTEM KARDIOVASKULAR
“PENYAKIT JANTUNG KORONER”
NAMA KELOMPOK 2
1. Eva Latifa (P1337420317003)
2. Atma Suryani Wongso (P1337420317018)
A. DEFINISI

 Penyakit jantung koroner ( penyakit


arteri koroner ) adalah jenis penyakit
yang terjadi akibat penyempitan atau
penyumbatan di arteri koroner karena
adanya endapan lemak dan kolesterol
sehingga mengakibatkan suplai darah ke
jantung menjadi terganggu.
B. ETIOLOGI

Yang tak dapat Yang dapat diubah


diubah Mayor Minor
Usia Peningkatan lipid serum, Gaya hidup yang
kurang aktivitas
Hipertensi

Jenis Kelamin Merokok, Stres psikologis


Gangguan toleransi glukosa

Riwayat Keluarga
Ras Diet tinggi lemak jenuh, Tes kepribadian
kolestrol dan kalori
C. PATOFISOLOGI

 Aterosklerosis dimulai ketika kolestrol


berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma
atau plak akan menganggu absorbsi
nutrien oleh sel-sel endotel yang
menyusun lapisan dinding dalam
pembuluh darah dan menyumbat aliran
darah
 Mekanisme yang mungkin, adalah
pembentukan trombus pada permukaan
plak; konsolidasi trombus akibat efek
fibrin; perdarahan ke dalam plak; dan
penimbunan lipid terus-menerus. Bila
fibrosa pembungkus plak pecah, maka
debris lipid akan terhanyut dalam aliran
darah dan menyumbat arteri dan kapiler
di sebelah distal plak yang pecah.
D. MANIFESTASI KLINIS
 Aterosklerosis coroner menimbulkan
gejala dan komplikasi. Kerusakan sel
akibat iskemia terjadi dalam berbagai
tingkat. Manifestasi utama iskemia
miokardium adalah nyeri dada. Angina
pectoris adalah nyeri dada yang hilang
timbul, tidak disertai kerusakan
ireversibel sel-sel jantung.
 Manifestasi klinis lain penyakit arteri
coroner dapat berupa perubahan pola
EKG, aneurisma ventrikel, distritma, dan
kematian mendadak.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

1. Tes laboratorium seperti enzim jantung


dan kimia darah
2. Elektrokardiogram (EKG
3. Echokardiogram
4. Katerisasi pembuluh koroner.
5. CT angiogram koroner
6. Magnetic Resonance Angiogram (MRA).
F. KOMPLIKASI

1. Gagal jantung kongestif


2. Syok kardiogenik
3. Edema paru akut
4. Disfungsi otot papilaris
5. Defek septum ventrikel
6. Ruptur jantung
7. Aneurisma ventrikel
8. Tromboembolisme
9. Perikarditis
10. Aritmia
G. PENGOBATAN

Pada dasarnya pengobatan penyakit jantung


koroner adalah sebagai berikut :
1. Menghentikan, atau mengurangi atau regresi
dari proses aterosklorosis dengan cara
mengendalikan faktor-faktor resiko
2. Pengobatan farmakologi untuk berbagai bentuk
kekurangan oksigen miokard
3. Pengobatan non farmakologi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat keluarga
5. Pemeriksaan Fisik
6. Pemeriksaan diagnostic
B. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan patofisiologi dan data pengakjian


di atas, diagnosa keperawatan utama untuk klien
tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Nyeri yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen
dengan kebutuhan miokardium sekunder dari
penurunan suplai darah ke miokardium.
2. Aktual / risiko tinggi menurunnya curah jantung
yang berhubungan dengan perubahan frekuensi
atau irama koduksi elektrikal.
3. Aktual / risiko gangguan perfusi perifer yang
berhubungan dengan menurunnya curah jantung.
C. INTERVENSI
1. Nyeri yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen
dengan kebutuhan miokardium sekunder dari
penurunan suplai darah ke miokardium.
 Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam terdapat
penurunan respons nyeri dada
 Kriteria hasil : Secara subjektif klien menyatakan
penurunan rasa nyeri dada, secara objektif
didapatkan TTV dalam batas normal, wajah rileks,
tidak terjadi penurunan perfusi perifer
Intervensi Rasional
Catat karakteristik nyeri, Variasi penampilan dan
lokasi, intensitas, lama, dan perilaku klien karena nyeri
penyebarannya. terjadi sebagai temuan
pengkajian
Berikan oksigen tambahan dengan kanul Meningkatkan jumlah oksigen yang
nasal atau masker sesuai indikasi ada untuk pemakaian miokardium
dan mengurangi ketidaknyamanan
karena iskemia
Atur posisi semi fowler / fowler Dengan posisi semi fowler
ekspansi paru maksimal
sehingga memudahkan
pernapasan.
Kolaborasi pemberian terapi Nitrat berguna untuk control
farmakologis antiangina nyeri dengan efek vasodilatasi
(nitrogliserin) koroner
Kolaborasi untuk tindakan terapi Transplantasi pintas arteri
nonfarmakologis (CABG). coroner bertujuan untuk
meningkatkan asupan suplai
darah ke miokardium dengan
mengganti alur pintas
2. Risiko tinggi menurunnya curah jantung yang
berhubungan dengan perubahan frekuensi atau irama
koduksi elektrikal.
 Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam tidak terjadi
penurunan curah jantung.
 Kriteria hasil : stabilitas hemodinamik baik (tekanan
darah dalam batas normal curah jantung )

Intervensi Rasional
Pantau frekuensi jantung dan irama Perubahan frekuensi dan irama
jantung menunjukkan komplikasi
distrimia
Pantau data laboratorium enzim Enzim memantau perluasan infark,
jantung, GDA, dan elektrolit elektrolit berpengaruh terhadap
irama jantung
Pertahankan pemasukan total Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
cairan 2.000 ml/ 24 jam dalam orang dewasa, tetapi memerlukan
toleransi kardiovaskular pembatasan dengan adanya
dekompensasi jantung.
Berikan diet tanpa garam Natrium meningkatkan retensi
cairan dan meningkatkan volume
plasma yang berdampak terhadap
peningkatan beban kerja jantung
sehingga akan meningkatkan pada
kebutuhan miokardium
3. Risiko gangguan perfusi perifer yang
berhubungan dengan menurunnya curah
jantung.
 Tujuan : dalam 2x24 jam perfusi perifer meningkat
 Kriteria hasil : klien tidak mengeluh pusing, TTV dalam
batas normal, CRT < 3 detik, urine > 600 ml/hari

Intervensi Rasional

Kaji warna kulit, suhu, sianosis, Mengetahui derajat hipoksemia


nadi perifer, dan diaphoresis dan peningkatan tekanan perifer
secara teratur
Pantau urine output Penurunan curah jantung
mengakibatkan menurunnya
produksi urine, pemantauan yang
ketat pada produksi urine < 600
ml/hari merupakan tanda-tanda
terjadinya syok kardiogenik
Catat adanya keluhan pusing Keluhan pusing merupakan
manifestasi penurunan suplai darah
ke jaringan otak yang parah
Pertahankan cara masuk heparin Jalur yang paten penting untuk
(IV) sesuai indikasi pemberian obat darurat

D. Evaluasi

1. Bebas nyeri
2. Menunjukkan peningkatan curah jantung
3. Terhindar dari risiko penurunan perfusi perifer
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/17562657/ASUHAN_KEPERAWATAN
_DENGAN_GANGGUAN_SISTEM_KARDIOVASKULER_PENY
AKIT_JANTUNG_KORONER
 http://medicastore.com/penyakit/11/Penyakit_Jantung_Koroner.h
tml
 Kasron. 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan Serta
Pengobatannya. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai