Anda di halaman 1dari 15

ASKEP AREA KHUSUS

SEKOLAH (UKS)

 Rina Anggraeni
PENDAHULUAN
 Bencana alam gempa bumi meningkatkan perhatian
akan masalah kesehatan yang ditimbulkan secara global
(Saleema, 2012).
 Lebih dari 500.000 kali gempa dilaporkan terjadi di
seluruh penjuru dunia dalam tiap (Ramirez, 2005).
 Korban gempa tidak hanya mengalami masalah darurat
seperti pembangunan, makanan, kondisi fisik akibat
gempa namun juga masalah kesehatan mental (Surendra,
2017).
 Sebuah survey menunjukkan bahwa, setelah peristiwa
bencana, sebagian besar populasi korban bencana tetap
memiliki reaksi psikologis yang normal, sekitar 15-20%
akan mengalami gangguan mental ringan atau sedang
yang merujuk pada kondisi PTSD, sementara 3-4% akan
mengalami gangguan berat seperti psikosis, depresi berat
dan kecemasan yang tinggi (WHO, 2013).
 Trauma psikologis setelah bencana alam akan
semakin memperburuk kondisi atau masalah
psikologis yang telah ada sebelum gempa terjadi
(Surendra, 2017).
 Distress yang berkaitan dengan bencana alam
akan berlangsung lama setelah insiden (Ando,
2011 & Jordan, 2010).
 Kondisi tersebut akan semakin memburuk bila
tidak dideteksi sejak dini dan ditangani dengan
baik, sehingga membutuhkan pelayanan
kesehatan mental (trauma healing) (Surendra,
2017).
TRAUMA HEALING
 Sebuah intervensi penanganan trauma psikologis
paska bencana dilakukan untuk menindaklanjuti
kebutuhan pelayanan kese0hatan mental bagi
korban bencana melalui tindakan pelatihan
petugas kesehatan untuk menyediakan
dukungan psikososial (Walker, 2016).
 Petugas kesehatan yang telah menerima
pelatihan akan mengaplikasikan layanan
kesehatan mental sebagai suatu bentuk
pemenuhan kebutuhan layanan dalamm jangka
waktu panjang dan berkelanjutan. Hal tersebut
merupakan bagian dari usaha perbaikan sistem
kesehatan di masyarakat (Surendra, 2017).
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL.
 Konsep psikososial terdiri dari dua hal, yaitu psiko
dan sosial. Kata psiko mengacu pada jiwa, pikiran,
emosi atau perasaan, perilaku, hal-hal yang diyakini,
sikap, persepsi dan pemahaman akan diri.
 Kata sosial merujuk pada orang lain, tatanan sosial,
norma, nilai aturan,system ekonomi, system
kekerabatan, agama atau religi serta keyakinan yang
berlaku dalam suatu masyarakat.
 Psiko sosial diartikan sebagai hubungan yang dinamis
dalam interaksi antara manusia, dimana tingkah
laku, pikiran dan emosi individu akan mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh orang lain atau pengalaman
sosial.
TUJUAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL
 Mengembalikan individu atau keluarga atau
kelompok pasca kejadian tertentu (bencana alam
maupun bencana sosial) sehingga menjadi kuat
secara individu atau kolektif ; berfungsi optimal,
memiliki ketangguhan dalam menghadapi masalah;
serta menjadi berdaya dan produktif dalam
menjalani hidupnya.
Manfaat Dukungan Psikososial
1.Membantu individu untuk mengurangi beban
emosinya
2.Mengembalikan fungsi sosial individu didalam
lingkungannya
3.Meningkatkan kemampuan individu didalam
pemecahan masalah masalah yang dihadapi pasca
bencana
MANFAAT DUKUNGAN PSIKOSOSIAL
 Membantu individu untuk mengurangi beban
emosinya
 Mengembalikan fungsi sosial individu didalam
lingkungannya
 Meningkatkan kemampuan individu didalam
pemecahan masalah masalah yang dihadapi
pasca bencana
TAHAPAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL SEBAGAI
BERIKUT :
Assesment
 Wawancara dengan menggunakan instrument kaji cepat
 Activity Daily Living Mapping :Metode ini digunakan
untuk asesmen pada kelompok wanita dan pria dewasa
dengan menuliskan aktivitas sehari-hari sebelum bencana,
aktivitas saat ini setelah pengungsian, masalah dan
harapan.

 Tools berupa body mapping :Body mapping digunakan


untuk asesmen pada kelompok anak dan remaja, dengan
menggambar secara utuh bentuk manusia secara abstrak,
kemudian menuliskan apa yang mereka fikirkan, mereka
lihat, mereka dengar, mereka cium, mereka rasakan pada
saat bencana, dan menuliskan harapan mereka

 Cerita dan menggambar pada anak


PRINSIP DUKUNGAN PSIKOSOSIAL YANG
DIBERIKAN :

I. Tahap Tanggap Darurat : Pasca dampak- langsung


 Menyediakan pelayanan intervensi krisis untuk
pekerja bantuan, misalnya defusing dan debriefing
untuk mencegah secondary trauma
 Memberikan pertolongan emosional pertama
(emotional first aid), misalnya berbagai macam teknik
relaksasi dan terapi praktis
 Berusahalah untuk menyatukan kembali keluarga
dan masyarakat.
 Menyediakan informasi, kenyamanan, dan bantuan
praktis.
II. Tahap Pemulihan: Bulan pertama

 Lanjutkan tahap tanggap darurat


 Mendidik profesional lokal, relawan, dan
masyarakat sehubungan dengan efek trauma.
 Memberikan bantuan praktis jangka pendek dan
dukungan kepada penyintas
 Menghidupkan kembali aktivitas sosial dan ritual
masyarakat
III. Tahap Pemulihan akhir: Bulan kedua

 Lanjutkan tugas tanggap bencana.


 Memberikan pendidikan dan pelatihan masyarakat
tentang reseliensi atau ketangguhan.
 Mengembangkan jangkauan layanan untuk
mengidentifikasi mereka yang masih membutuhkan
pertolongan psikologis.
 Menyediakan “debriefing” dan layanan lainnya untuk
penyintas bencana yang membutuhkan.
 Mengembangkan layanan berbasis sekolah dan
layanan komunitas lainnya berbasis lembaga.
IV.Fase Rekonstruksi

 Melanjutkan memberikan layanan psikologis dan


pembekalan bagi pekerja kemanusiaan dan penyintas
bencana.
 Melanjutkan program reseliensi untuk antisipasi
datangnya bencana lagi.
 Pertahankan “hot line” atau cara lain dimana
penyintas bisa menghubungi konselor jika mereka
membutuhkannya.
 Memberikan pelatihan bagi profesional dan relawan
lokal tentang pendampingan psikososial agar mereka
mampu mandiri.
INTERVENSI
Intervensi individu dan kelompok
1). Teknik katarsis dan ventilation
 Memfasilitasi penyintas untuk mengungkapkan perasaan yang
dialaminya sehubungan dengan bencana yang terjadi
2).Teknik support
 Memberikan semangat bahwa apa yang sedang dihadapinya
sekarang bukanlah akhir dari kehidupannya
3).Teknik debriefing
 Memfasilitasi penyintas untuk mengungkapkan perasaan/
kesedihan yang dialaminya sehubungan dengan bencana yang
terjadi, kalau bisa kesedihan tersebut dialamui secara penuh dan
utuh, tidak tertunda
4). Teknik motivasi dan support
 Mengajak penyintas untuk untuk meningkatkan kembali motivasi
hidupnya kearah ke depan bersama keluarganya
5). Play therapy (untuk anak-anak),
 Dengan berbagai bentuk kegiatan,Seperti bernyanyi bersama,
menggambar,mendengarkan dongeng, permainan (games), dan
lain-lain dengan tujuan utama agar anak-anak memiliki keceriaan
LANJUTAN INTERVENSI
Terapi dukungan sosial pada kelompok besar
 Latihan nafas dalam

 Latihan relaksasi progresif

 Latihan berfokus pada 5 jari

 Latihan membangun interaksi

 Melakukan ibadah

 Peran serta kegiatan


Terapi dukungan sosial pada kelompok kecil
 Kelompok dewasa :
 Bercakap cakap tentang perasaan, harapan , keinginan,
hal positif yang masih dapat disyukuri

 Kelompok Remaja :
 Olahraga, musik, tari, menulis, aktivitas sosial

 Kelompok anak :
 Terapi bermain, menggambar, menari, bercerita, menonton
film kartun atau film anak anak.

 Kelompok lansia :
 bercakap cakap tentang perasaan, memberikan informasi
tentang kegiatan yang dilakukan, berbagi pengalaman
masa lalu, melakukan pendampingan untuk masalah dan
kebutuhan manusia,

Anda mungkin juga menyukai