Anda di halaman 1dari 55

Definisi karies

 Infeksi mikrobiologi yg terjadi pada gigi yg


merupakan hasil dari disolusi dan destruksi dari
jaringan keras terkalsifikasi di bagian tertentu

 Suatu proses penghancuran jaringan kalsifikasi


setempat yg dimulai pada bagian permukaan gigi
melalui proses dekalsifikasi lapisan email yg diikuti
oleh lisis struktur organik secara enzimatis sehingga
terbentuk kavitas yang bila didiamkan akan
menembus dentin dan pulpa
Mekanisme demineralisasi dan
remineralisasi
 Demineralisasi
 Hidroksiapatit ca10(po4)6(oh)2 pada suasana
asam akan larut menjadi ca2+,PO 43-,dan F-,OH-
 Ion H+ akan bereaksi dgn gugus PO43-,F-,OH-
membentuk HSO4-,H2SO4-,HF atau
H2O,sedangkan yg kompleks membentuk
CaHSO4,CaPO4,CaHPO4
 Pengaruh pH thd koefisien laju reaksi : semakin
kecil pH,makin laju rekasi pelepasan ion
kalsium
 Reaksi pelepasan ion kalsium dari enamel gigi dlm
suasana asam ditunjukkan dlm rx berikut :

Ca10(PO4)6(OH)2  Ca10(PO)6F2 + 2nH+  N Ca2+ + CA10 – nH2O –2n


(PO4)6F2
 Remineralisasi :

 pH kembali menjadi normal

 Cukup Ca2+ dan PO43- pada rongga mulut

 Kehadiran fluoride menjadi (Ca10(PO4)6F2).


Dipercepat karena kemampuan F utk berikatan dgn
HA lebih besar dibanding dgn OH-  lebih stabil
Etiologi Karies

 etiologi adalah faktor penyebab primer yang


langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis
normal pada permukaan gigi yang berasal dari
saliva)

 faktor risiko karies adalah faktor modifikasi yang


tidak langsung mempengaruhi biofilm dan dapat
mempermudah terjadinya karies.
 Karies terjadi bukan
disebabkan karena satu
kejadian saja seperti
penyakit menular
lainnya tetapi
disebabkan
serangkaian proses
yang terjadi selama
beberapa kurun waktu
( multifaktorial)
Plak dan Peran bakteri

 Plak gigi : kelengketan yg  Streptococcus mutans dan


berisi bakteri beserta lactobacillus sp merupakan
produk2nya,yg terbentuk bakteri kariogenik mampu
pada semua permukaan gigi memfermentasi karbohidrat

 Jika email yg bersih terpapar  Bakteri tsb dapat menempel


di rongga mulut maka akan pada permukaan gigi 
ditutupi oleh lapisan organik membuat polisakarida ekstra
yg amorf  pelikel. sel yg sangat lengket dari
karbohidrat makanan
 Pelikel tersusun atas
glikoprotein  lengket 
membantu melekatkan
bakteri
 Peran karbohidrat dalam makanan

 Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan


karbohidrat yg menempel pada gigi utk membentuk
asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email

 Karbohidrat dibagi menjadi 2 jenis :

kompleks Sederhana
Karbohidrat Kompleks

Terdiri atas dua Penting : pati,


ikatan dekstrin, glikogen,
monosakarida ( dan polisakarida
polisakarida) non pati

Terdapat : padi-
padian, umbi-
umbian, biji-bijian

Almatsier S.,Prinsip Dasar Ilmu Gizi.


Jakarta.Gramedia.2006
Karbohidrat Sederhana

Terdiri dari Terdapat : es


Contoh :
satu/ dua krim, manisan,
sukrosa (gula
ikatan molekul permen, biskuit
tebu), dan
sakarida ( yang
Laktosa (gula
monosakarida mengandung
susu)
dan disakarida ) gula

Sroda R.Nutrition for a Healthy Mouth


2nd Ed.Baltimore;lippincots.2010
Kurva stephan
Waktu

 Lamanya waktu yg dibutuhkan karies utk


berkembang dalam waktu beberapa bulan atau
tahun.

 Lamanya waktu yg dibutuhkan karies utk


berkembang menjadi suatu kavitas cukup
bervariasi,diperkirakan 6-48 bulan
Imunopatogenesis karies

 Imunopatogenesis karies mempelajari sistem imun


tubuh (rongga mulut) dalam melindungi gigi
terhadap bakteri penyebab karies.

 Adapun bahan antimikroba dlm saliva adl :

 1.Non-imunoglobulin

 2.Imunoglobulin
 1.Non-Imunoglobulin

 Enzim

 A.Lisozim : Bakteriosida, memecahkan


ikatan antara asam N-asetil glukosamin dan N-asetil
muramik dinding sel bakteri.

 B.Laktoferin : Bakterisioda terhadap


Lactobacillus acidophilus, menghambat pemakaian lisin
dan bakteriostatik terhadap beberapa
streptokoki(menghambat kerja enzim glikolitik)

 C.Lactoperoksidase : Bakteriostatik, menurunkan


kadar besi yang berguna untuk pertumbuhan bakteri
 Sel-sel Fagosit

 Neutrofil

 Makrofag

 Monosit

 Komplemen

 Komplemen merupakan protein serum yang berfungsi


untuk menghancurkan antigen.
 Respon Imun Rongga Mulut
 1.Non Spesifik (Alami)
 Humoral : saliva mengandung enzim yang berperan
sebagai bahan anti mikroba.
 Selular : Yang bertanggung jawab adalah neutrofil.

 2. Spesifik
 Humoral : Limfosit B = sel B
 Selular : Limfosit T = sel T
 2.Imunoglobulin
 Ig A
Merupakan antibodi terbanyak yang paling berperan
terhadap karies dan ditemukan dalam bentuk secretory Ig
A. Adapun fungsi dari Ig A adalah menghambat perlekatan
bakteri, menghambat kerja enzim bakteri, dan anti inflamasi
pada mukosa mulut.

 Ig G dan Ig M
 Adapun fungsinya adalah menghambat perlekatan
bakteri, menghambat kerja enzim bakteri, dan opsonisasi.
Histopatologi karies email

 Histopatologi karies merupakan suatu ilmu yang


mempelajari tentang bagaimana suatu jaringan keras
gigi berupa email dan dentin yang mengalami
kerusakan akibat adanya demineralisasi.
4 fase dalam histopatologi karies
email, yaitu:
 1. Zona Translusen
Ciri-ciri:
 Zona translusen merupakan fase
awal terjadinya karies pada karies
email.
 Pada zona ini telah terjadi
demineralisasi pada struktur
email, khususnya prisma email,
yang mengakibatkan hidroksi
apatit dalam prisma email mulai
hilang.
 Belum terdeteksi adanya karies.
 Lebih porus dari email normal.
Volume porus pada zona ini 1%
sedangkan email normal 0,1%.
 2. Zona Gelap
Ciri-ciri:

 Pada zona gelap demineralisasi terus


terjadi.

 Meskipun demikian, pada zona ini


terjadi remineralisasi sehingga akan
mengimbangi demineralisasi yang
terjadi.

 Lebih porus dari zona translusen,


berkisar 2-4%. Pada pori kecil ini
terperangkapnya udara, sehingga
tampak lebih gelap.
 3.Zona Badan Lesi
 Terletak di atas zona gelap
 Porus yg terbentuk semakin
besar
 5% di permukaan tepi
 25% di bagian tengah
 Demineralisasi>remineralisasi
 Mulai ada invasi bakteri
 Garis retzius terlihat jelas
 4.Zona Permukaan

 Terbentuknya white spot


pd permukaan email

 Meskipun dinding tampak


utuh,dinding ini
merupakan struktur
organik dari gigi yg
mengalami remineralisasi
shg dapat hancur dan
terbentuk karies
 Perjalanan karies dentin

 Keterangan Gambar:

 1. Dentin Reaktif

 2. Zona Sklerotik

 3. Zona Demineralisasi

 4. Zona Invasi dan Destruksi

 5. Zona Periferal
 Ada 5 zona yang terbentuk selama
terjadinya karies dentin, yaitu:
 1. Zona Dentin Reaktif
 suatu zona yang terbentuk
diantara dentin dan pulpa,
 berfungsi sebagai suatu reaksi
pertahanan terhadap rangsangan
yang terjadi di daerah perifer.
 Pada zona ini, sudah mulai
terbentuk sistem pertahanan
nonspesifik dari pulpa yang
teraktivasi untuk menghambat
kerusakan sehingga tidak
berlanjut ke pulpa.
 2. Zona Sklerotik
 suatu pelindung yang terbentuk
apabila rangsangan sudah
mencapai dentin melindungi
pulpa.
 terjadi suatu proses peletakan
mineral ke dalam lumen tubulus
dentin mekanisme normal dari
pembentukan dentin peritubuler.
 Peletakan mineral ini
berkurangnya daya
permeabilitas jaringan
mencegah penetrasi asam dan
toksin-toksin bakteri.
 disebut juga zona translusen 
terjadinya peningkatan
kandungan mineral pada tubulus
dentin.
3. Zona Demineralisasi
 Sesuai dengan namanya, pada zona
ini terjadi demineralisasi sehingga
mineral yang ada pada dentin
semakin berkurang. Namun, pada
zona ini belum dimasuki oleh bakteri.
4. Zona Invasi Bakteri
 Sudah semakin banyak mineral pada
dentin yang hilang, sehingga materi
organiknya pun sudah terlarut.
5. Zona Destruksi
 Zona destruksi atau zona nekrosis
merupakan suatu zona dimana dentin
sudah dihancurkan oleh bakteri.
 Materi organik sudah semakin banyak
yang hilang dan mulai terlihat adanya
kavitas pada dentin.
Faktor risiko karies

 1. Pengalaman karies  2. Penggunaan fluor

Adanya hubungan antara Pemberian fluor secara teratur


pengalaman karies dengan dapat mengurangi terjadinya
perkembangan karies karena dapat
karies.Prevalensi karies pada meningkatkan
gigi desidui dapat remineralisasi.Pemberian fluor
memprediksi karies pada gigi yang berlebihan dapat
permanen. (sondang,2008) menyebabkan fluorosis

(Farsi,2007)
 3. Oral hygiene yang buruk  4. Jumlah Bakteri

Untuk mengukur indeks Bayi yang memiliki S.mutans


status kebersihan dalam jumlah banyak saat
mulut,digunakan Oral berumur 2 dan 3 tahun akan
Hygiene Indeks Simplified mempunyai risiko karies yang
(OHI-S) dari green dan lebih tinggi untuk mengalami
vermillion. Indeks ini karies pada
merupakan gabungan yang desidui(sondang,2008)
menentukan skr debris dan
depositt
kalkulus.(Ireland,2016)
 5. Saliva  6. Pola makan dan jenis
makanan
Saliva berguna untuk
membersihkan sisa-sisa Saat kita mengonsumsi makan
makanan di dalam mulut, saliva dan minum yang mengandung
juga merupakan media yang karbohidrat (tinggi sukrosa)
baik untuk kehidupan maka beberapa bakteri
mikroorganisme yang penyebab karies di rongga
berhubungan dengan karies mulut akan memulai
gigi. memproduksi asam sehingga
terjadi demineralisasi yang
berlangsung selama 20-30 menit
setelah makan (sondang,2008)
 7. umur

Gigi yang paling akhir erupsi lebih rentang terhadap


karies karena sulitnya membersihkan gigi yang
sedang erupsi.

 8. Jenis kelamin

Nilai dmft wanita masa kanak-kanak dan remaja lebih


tinggi dibandingka pria
Diagnosis Karies

 faktor yang harus dipertimbangkan dalam


mendiagnosis karies adalah
 riwayat kesehatan pasien (patient history)
 hasil pemeriksaan klinis (clinical examination)
 analisis nutrisi (nutritional analyses)
 analisis saliva (salivary analyses)
 penaksiran melalui radiografi (radiographic
assesment).
 a. Riwayat Pasien  kebiasaan diet

 umur  status ekonomi

 jenis kelamin  Pendidikan

 kebiasaan merokok  kesehatan secara umum.

 konsumsi alkohol

 paparan fluoride

 obat-obatan
 b. Hasil pemeriksaan klinis.

 Pemeriksaan klinis juga dapat dilakukan dengan


memeriksa permukaan masing-masing gigi
menggunakan sonde.

 Sebelum memeriksa permukaan gigi, dokter gigi


harus melihat gigi mana yang berpotensi karies
secara visual, yaitu dengan memperhatikan adanya
perubahan warna (discoloration), opacity, dan
translusensi pada permukaan gigi
 c. Analisis nutrisi

 Data ini diperlukan untuk mengetahui sumber


perkembangan plak melalui makanan yang
dikonsumsi oleh pasien.

 Apabila pasien mengkonsumsi banyak makanan


mengandung sukrosa, maka resiko terjadinya karies
akan menjadi lebih tinggi
 d. Analisis saliva

 Analisa saliva digunakan untuk mengetahui


kesesuaian rata-rata sekresi saliva dan kapasitas
saliva sebagai buffer (penyangga) serta mengetahui
jumlah dan jenis bakteri yang berkembang.

 Jumlah bakteri menentukan pH saliva yang


tentunya berpengaruh terhadap resiko terjadinya
karies.
 e. Radiografi

 Kita juga dapat memperoleh informasi mengenai


karies maupun resiko karies gigi melalui radiograf.

 Mendeteksi adanya karies atau tidak terutama pada


gigi yang belum berkavitasi (berlubang) bukan
merupakan hal yang mudah karena tidak tampak
secara klinis
 1.free smooth surface

 Pada pemeriksaan karies dini bagian ini akan


terlihat bercak putih hingga kecoklatan.

 Pada permukaan akar lesinya kekuning hingga


kecoklatan serta lunak namun belum terdapat
kavitas

 Lesi terhenti atau disebut juga sebagai lesi


berkembang lambat warnanya lebih gelap
kehitaman dan lunak.
 2) Diagnosis Karies untuk Pit dan Fisura (Pit and
fissures)
 Faktor-faktor yang menunjukkan adanya karies pada pit
dan fisura adalah:
 a. Adanya bagian lunak pada dasar pit maupun fisura
 b. Pit dan fisura dikelilingi oleh bagian gigi yang
opak, hal ini dapat mengindikasikan
 bahwa telah terjadi demineralisasi pada enamel.
 c. Enamel bertekstur lunak yang dapat dipipihkan
menggunakan ujung alat yang tajam.
 3) Diagnosis Karies Pada  Karies yang tidak berkavitas
Bagian Proksimal (noncavitated caries):
Tidak terdapat perubahan
 Diagnosis dapat dilakukan warna pada marginal ridge
dengan pemeriksaan
radiografi teknik bitewing, Enamel bagian proksimal
terlihat opak
 bagian gigi yang dicurigai
 Karies berkavitas (cavitated
mengalami karies adalah caries):
bagian gigi yang terlihat
radiolusen pada gambar Permukaan gigi rapuh atau
radiograf. hancur
Marginal ridge mengalami
perubahan warna
(discoloration)
 Diagnosis Karies Pada Permukaan Akar Gigi
 dapat dideteksi dengan adanya sedikit perubahan
warna (discoloration),kavitas serta bagian yang
lunak.
 Karies akar biasanya menyebar ke samping dan
berwarna coklat terang hingga kuning.
 Perkembangan jaringan karies di akar gigi akan
lebih cepat karena akar tidak memiliki
perlindungan berupa enamel dan bagian dentinnya
kurang termineralisasi.
 Gigi Index Penilaian OHI-S
 Pemeriksaan debris dan kalkulus dilakukan pada
gigi tertentu dan pada permukaan tertentu dari gigi
tersebut, yaitu :
 Untuk rahang atas yang diperiksa :
 1) Gigi molar pertama kanan atas pada
permukaan bukal.
Oral
 2) Gigi insisivus pertama kanan atas pada
permukaan labial.
Higiene
 3) Gigi molar pertama kiri atas pada permukaan
bukal. Index-
 Untuk rahang bawah yang diperiksa :
 1) Gigi molar pertama kiri bawah permukaan
Simplifie
lingual.
 2) Gigi insisivus pertama kiri bawah pada
d
permukaan labial.
 3) Gigi molar pertama kanan bawah pada
permukaan lingual.
 kriteria penilaian kebersihan gigi dan mulut (OHI-
S) seseorang dapat dilihat dari adanya debris dan
kalkulus pada permukaan gigi.

 Untuk menentukan kriteria penilaian debris atau


penilaian OHI-S, maka dipakai tabel debris
score dan calculus score
no Kriteria Nilai
1 Pada permukaan gigi yg terlihat,tidak ada debris 0
atau pewarnaan ekstrinsik

2 a.Pada permukaan gigi yg terlihat,pada debris 1


lunak yg menutupi permukaan gigi seluas 1/3
permukaan atau <1/3 permukaan
b.Pada permukaan gigi yg terlihat tidak ada
debris lunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yg
menutupi permukaan gigi sebagian atau
seluruhnya
3 Pada permukaan gigi yg terlihat pada debris 2
lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas
lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi kurang dari
2/3 permukaan gigi.
4 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris 3
yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih
2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi.

Debris index = jumlah penilaian debris/jumlah gigi


yg diperiksa
no Kriteria Nilai
1 Tidak ada karang gigi 0
2 Pada permukaan gigi yg terlihat ada karang 1
gigi supragingival menutupi permukaan gigi kurang
dari 1/3 permukaan gigi
3 a. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang 2
gigi supragingival menutupi permukaan gigi lebih
dari 1/3 permukaan gigi.
b. Sekitar bagian cervikal gigi terdapat
sedikit subgingival.
4 a.Pada permukaan gigi yang terlihat adanya karang 3
gigi supragingival menutupi permukaan gigi lebih
dari 2/3 nya atau seluruh permukaan gigi.
b.Pada permukaan gigi ada karang
gigi subgingival yang menutupi dan melingkari
seluruh cervikal (A. Continous Band of Subgingival
Calculus).

Calculus index = jumlah penilaian


calculus/jumlah gigi yg diperiksa
 Penilaian debris score dan calculus score adalah
sebagai berikut :
 A.Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-0,6.
 B.Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 0,7-
1,8.
 C.Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 1,9-
3,0.

 Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut :


 A.Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-1,2.
 B.Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-
3,0.
 C.Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-
6,0.
Edukasi
 Edukasi pada pasien dengan  Tingkatkan konsumsi
karies gigi sangat diperlukan makanan dan minuman
untuk mencegah terjadinya yang mengandung kalsium,
karies sekunder maupun seperti susu dan sayur-
perluasan karies. sayuran

 Berikut ini merupakan edukasi  Pasien yang telah dilakukan


yang dapat diberikan pada perawatan restorasi
pasien karies gigi: dianjurkan tidak menggosok
gigi terlalu keras dan
 Jaga kebersihan rongga mulut menggunakan sikat gigi
dengan menggosok gigi teratur yang lembut
dua kali sehari pagi sesudah
makan dan malam sebelum  Rutin kontrol ke dokter gigi
tidur enam bulan sekali

 Gunakan pasta gigi yang  Kurangi makanan yang


mengandung fluoride bersifat asam dan manis

 Bersihkan mulut dengan cairan


aseptik secara rutin
Perawatan
Perawatan non-invasif

 Dental health education  Kontrol Diet

 metode penyikatan gigi  menilai asupan makanan


dan minuman selama 3-7
 Flossing hari, kemudian dihitung
kandungannya.
 pengontrolan pola makan
(diet karbohidrat).  Setelah dihitung asupan
makanannya kemudian
diberi penerangan untuk
mengganti makanan
kariogenik.
 Topikal aplikasi fluor  Oral Profilaksis

 membantu remineralisasi
 Pit dan Fissure sealant
 menghentikan karies dini

 mengurangi kerentanan
gigi terhadap
perkembangan karies.
Perawatan invasif

 Menghulangkan denyut

 Perawatan endodontik

 Restorasi indirect
Pencegahan

 Tujuan utama : mengurangi jumlah bakteri


kariogenik, dan menciptakan keadaan kondusif
untuk proses remineralisasi.

 Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :


 Mengurangi pretumbuhan bakteri sehingga hasil
metaolismenya berkurang
 Meningktkan ketahanan permukkaan gigi terhadap
demineralisasi
 Meningkatan pH plak
 Untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dapat
dilakukan dengan membuang struktur gigi yang sudah
rusak dan melakukan restorasi.

 Bahan yang paling efektif adalah sealants. Keutungan


menggunakan sealants:
 Sealants akan mengisi pit dan fissur dengan resinyang
tahan terhadap asam
 Bakteri kehilangan habitat akibat tertutupnya pit dan
fissure
 Pit dan fissur yang tertutup akan lebih mudah dibersihkan.
 Pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan
fluoridasi, yang dapat membuat permukaan gigi
lebih tahan terhadap asam dan dapat menghentikan
proses karies aktif.

 Pasien dapat mengatur faktor resiko seperti pola


makan, kebersihan rongg mulut, penggunaan obbat
kumur, dan perawatan gigi untuk mengurangi
tingkat resiko karies.
Seleksi kasus radiografi

 Karies oklusal

 Karies proksimal

 Karies akar

 Karies sekunder

 Karies rampan

Anda mungkin juga menyukai