Anda di halaman 1dari 39

KONSEP DASAR LANSIA

Ns.HERI TRIWIBOWO,SKM,S.Kep,M.Kes

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


PENGERTIAN
• Gerontologi berasal dari kata Geros = lanjut usia, dan Logos= Ilmu.
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai
faktor-faktor yang menyangkut lanjut usia.

• Gerontologi : ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua. (kozier,


1987), Cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah
yang mungkin timbul pada lanjut usia (Miller, 1990)

• Geriartri berasal dari kata Geros = lanjut Usia dan Eatrie=


Kesehatan. Jadi Geriartri adalah cabang ilmu kedokteran (medicine)
yang berfokus pada masalah kedokteran yaitu penyakit yang timbul
pada lanjut usia (Black & Mattasari, 1997).

• Geriartric Nursing : Prakek keperawatan yang berkaitan dengan


penyakit pada proses menua (KOZIER, 1987).
• Keperawatan Gerontik adalah suatu pelayanan
profesional yang berdasarkan ilmu dan
kiat/tehnik keperawatan yang berbentuk bio-
psiko-sosial-kultural dan spiritual yang holistik
yang ditujukan pada klien lanjut usia baik
sehat maupun sakit pada tingkat individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat
(Bandiyah. 2009).
Batasan-Batasan Lanjut Usia
WHO
• Usia pertengahan (middle Age) = 45-59 tahun.
• Lanjut Usia (elderly) = 60-74 tahun
• Lanjut Usia Tua (Old) = 76-90 tahun
• Usia Sangat Tua (Very Old) = >90 tahun
• Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut usia sebagai
berikut:(Depkes RI, 2003).

a. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia risiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang
yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan
barang/jasa
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
Tipe Lanjut Usia
• Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan
ekonominya (Nugroho, 2000 dalam buku R. Siti Maryam, dkk,
2008).
1. Tipe arif bijaksana
2. Tipe mandiri
3. Tipe tidak puas
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe
dependen (ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe
militant dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat
kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa
(benci pada diri sendiri).
(indeks kemandirian Katz),
tipe lansia yaitu
• mandiri sepenuhnya,
• lansia mandiri dengan bantuan langsung
keluarganya,
• lansia mandiri dengan bantuan secara tidak
langsung, lansia dengan bantuan badan sosial,
lansia di panti werda, lansia yang dirawat di
rumah sakit, dan lansia dengan gangguan
mental.
Lingkup Asuhan Keperawatan
Gerontik

1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan


akibat proses penuaan.
2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan akibat proses penuaan.
3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi
keterbatasan akibat proses penuaan.
Tujuan Geriatri

• Mempertahankan drajaT kesehatan para lanjut usia pada taraf yang


setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
• Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas - aktivitas fisik dan mental.
• Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan
menegakan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan
tertentu.
• Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang menderita
suatu penyakit atau gangguan masih dapat mempertahankan kebebasan
yang maksiamal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian
secara maksimal).
• Bila para lansia sudah tidak dapa tersembuhkan dan bila mereka sudah
sampai pada stadium terminla, ilmu ini mengajarkan untuk tetap
memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh
perhatian sehingga kematianya berlangsung dengan tenang atau
comfortable death.
Peran dan Fungsi Perawat Gerontik

1. Sebagai Care Giver / Pemberi Asuhan


Keperawatan Langsung.
2. Sebagai Pendidik klien lansia.
3. Sebagai motivator.
4. Sebagai advokasi klien.
5. Sebagai Konselor.
Tanggung Jawab Perawat Gerontik

1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan


secara optimal.
2. Membantu klien lansia memelihara
kesehatanya.
3. Memebantu klien lansia menerima kondisinya.
4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan
diperlakukan secara manusiawi sampai
meninggal.
Sifat Pelayanan Gerontik

• Independen.
• Interdependen.
• Humanistik.
• Holistik.
Proses Menua
(Aging Process)
• PROSES menua atau proses terjadinya tua
adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta
memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penuaan
1. Hereditas (Keturunan/Genetik)
2. Nutrisi (Asupan Makanan)
3. Status Kesehatan
4. Pengalaman Hidup
5. Lingkungan
6. Stress
Teori-Teori Proses Penuaan
Menurut Maryam, dkk (2008) ada beberapa teori yang
berkaitan dengan proses penuaan, yaitu : teori biologi, teori
psikologi, teori sosial, dan teori spiritual.
1. Teori biologis
Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi,
immunology slow theory, teori stres, teori radikal bebas, dan
teori rantai silang.
• Teori genetik dan mutasi. Menurut teori genetik dan mutasi,
semua terprogram secara genetik untuk spesies-spesies
tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
• Immunology slow theory. Menurut immunology slow theory,
sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh.
• Teori stres. Teori stres mengungkapkan menua terjadi
akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan
stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
• Teori radikal bebas. Radikal bebas dapat terbentuk di
alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok
atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan
organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan
regenerasi.
• Teori rantai silang. Pada teori rantai silang
diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua
menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan
kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastisitas kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.
Teori psikologi
• Perubahan psikologis yang terjadi dapat
dihubungkan pula dengan keakuratan
mental dan keadaan fungsional yang
efektif. Adanya penurunan dan
intelektualitas yang meliputi persepsi,
kemampuan kognitif, memori, dan belajar
pada usia lanjut menyebabkan mereka
sulit untuk dipahami dan berinteraksi.
TEORI SOSIAL
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia
bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal
yang dihargai masyarakat. Pada lansia, kekuasaan dan
prestasinya berkurang sehingga menyebabkan interaksi sosial
mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan
kemampuan mereka untuk mengikuti perintah.
• Teori penarikan diri. Teori ini menyatakan bahwa kemiskinan
yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan
menarik diri dari pergaulan di sekitarnya.
• Teori aktivitas. Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang
sukses bergantung bagaimana seorang lansia merasakan
kepuasan dalam melakukan aktivitas serta mempertahankan
aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan
aktivitas yang dilakukan.
• Teori kesinambungan. Teori ini mengemukakan adanya
kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Pengalaman
hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya
kelak pada saat ia menjadi lansia.
• Teori perkembangan. Teori perkembangan
menjelaskan bagaimana proses menjadi tua
merupakan suatu tantangan dan bagaimana
jawaban lansia terhadap berbagai tantangan
tersebut yang dapat bernilai positif ataupun
negatif.
• Teori stratifikasi usia. Keunggulan teori stratifikasi
usia adalah bahwa pendekatan yang dilakukan
bersifat deterministik dan dapat dipergunakan
untuk mempelajari sifat lansia secara kelompok
dan bersifat makro.. Kelemahannya adalah
teori ini tidak dapat dipergunakan untuk menilai
lansia secara perorangan, mengingat bahwa
stratifikasi sangat kompleks dan dinamis serta
terkait dengan klasifikasi kelas dan kelompok
etnik.
Teori spiritual
• Komponen spiritual dan tumbuh
kembang merujuk pada pengertian
hubungan individu dengan alam semesta
dan persepsi individu tentang arti
kehidupan.
Klasifikasi Penuaan
• Penuaan primer, merupakan proses
penuaan yang di akibatkan oleh
perubahan sel pada individu tersebut.
• Penuaan sekunder, merupakan suatu
proses penuaan akibat faktor stress
fisik/psiis, lingkungan maupun sosial.
Perubahan dalam menua
Secara umum perubahan fisiologis dalam proses
menua adalah sebagai berikut :
• Perubahan mikro yang terjadi di dalam sel, seperti
berkurangnya cairan dalam sel, berkurangnya jumlah
sel, dan berkurangnya besar sel.
• Perubahan makro yang terlihat jelas, seperti
mengecilnya mandibula, keroposnya tulang, menipisnya
discus invertebralis, erosi permukaan sendi, atropi otot,
kulit tidak elastis, perubahan warna rambut dll.
• Perubahan sistem yan dialami oleh lansia seiring
bertambahnya usia, sebagai berikut :
1. Sistem skeletal
• penurunan progresif dalam tinggi badan, hal ini dialami
oleh laki-laki dan perempuan dan untuk semua RAS.
2. Sistem muskular
• Seiring bertambahnya usia kekuatan otot semakin
berkurang yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup
dan penuruan penggunaan sistem muskular..
3. Sensori penglihatan
• Semua orang mengalami perubahan penglihatan seiring
bertambahnya usia, hal tersebut menjadikan
berkurangnya rasa aman pada lansia. beberapa cara
yang digunakan lansia dalam menangani problem
tersebut yaitu dengan menggunakan alat bantu
penglihatan, untuk mendapatkan kahidupan yang
normal kembali.
4. Sensori pendengaran
• Perubahan yang dialami lansia pada sistem
pendengaran sangat bervariasi, mulai dari telingga
berdenging (trinitus), mengalami nyeri pada satu atau
kedua telingga, perubahan kemampuan untuk
mendengar, kecemasan akibat menurunnya fungsi
dengar dll,
5. Sistem pegecapan
• Dalam bertambahnya usia, jumlah kuncup-kuncup
lidah pada lansia mengalami kerusakan sehingga
mengakibatkan sebagian orang merasakan terjadinya
penurunan dalam pengecapan terhadap rasa manis,
asin, masam dan pedas.
6. Sistem penciuman
• Dalam sistem penciuman, tidak hanya lansia yang
mengalami penurunan, namun setiap orang bisa
mengalami penurunan seperti dalam kondisi flu,
fraktur nasal, deformitas, adanya sekret dll.
7. Sistem perabaan
• Sentuhan merupakan sistem sensoris pertama yang
menjadi fungsional. kulit merupakan pakaian
pelindung yang pas dan menutupi sesuai dengan
usianya.
8. Sistem pulmonal
• Perubahan anatomi yang terjadi seiring penuaan, yaitu
klasifikasi kartilago kosta yang menyebabkan penurunan
PaO2, atrofi otot pernapasan menyebabkan penurunan
kecepatan aspirasi maksimal, kontraksi kandung kemih
seracar involunter.
9. Sistem Gastrointestinal
• Perubahan-perubahan yang terjadi yaitu hilangnya
periodontal dan tulang periosteum, retraksi dari
struktur gusi, berkurangnya pengecapan, penurunan
reflek muntah, atrofi mukosa lambung dan penurunan
motilitas lambung.
10. Sistem genetalia wanita
• Perubahan normal yang terjadi yaitu penurunan
esterogen yang bersikulasi dan peningkatan androgen
yang bersirkulasi.
Program-program Nasional untuk
Lansia
(1.Posyandu Lansia)
Tujuan Posyandu Lansia
1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta
masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan
disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat
usia lanjut.
Sasaran langsung:

a. Pra usia lanjut (pra senilis) 45-59 thn

b. Usia lanjut 60-69 thn

c. Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70


thn atau usia lanjut berumur 60 thn atau lebih
dgn masalah kesehatan
Sasaran tidak langsung:

•a. Keluarga dimana usia lanjut berada

•b. Masyarakat di lingkungan usia lanjut

•c. Organisasi sosial yg peduli

•d. Petugas kesehatan

•e. Masyarakat luas


Mekanisme Pelayanan Posyandu
Lansia
Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan
berat badan dan atau tinggi badan
Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan,
indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti
pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di
meja II ini.
Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling,
disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.
Atau dengan 5 meja
• Meja 1 Pendaftaran
• Meja 2 Penimbangan
• Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan
• Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi
• Meja 5 Pelayanan kesehatan
Kendala Pelaksanaan Posyandu
Lansia
• Pengetahuan lansia yang rendah tentang
manfaat posyandu.
• Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh
atau sulit dijangkau
• Kurangnya dukungan keluarga untuk
mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang ke posyandu.
• Sikap yang kurang baik terhadap petugas
posyandu.
Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia

• Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia


meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan mental
emosional yang dicatat dan dipantau dengan
Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui
lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini)
atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia
lanjut di Posyandu Lansia
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari
b. Pemeriksaan status mental.
c. Pemeriksaan status gizi
d. Pengukuran tekanan darah
e. Pemeriksaan hemoglobin
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air
seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan
dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1
hingga 7.
i. Penyuluhan Kesehatan.
2.Puskesmas Lansia
Tujuan
Melaksanakan penyuluhan secara teratur
Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko
Melaksanakan diagnose dini,
pengobatan,perawatan dan pelayanan
Melaksanakan rujukan medic ke fasilitas rumah
sakit rehabilitative tinggi
Kegiatan yang dilaksanakan

a.Pemeriksaan tekanan darah,


b. Pengobatan secara umum,
c. Penyuluhan terkait dengan penyakit yang diderita (face to
face),
d. Mengirimkan pasien untuk operasi katarak setiap tahun,
e. Senam lansia bila ada program dari dinas kesehatan dan
rujukan medic ke Rumah sakit.
3. Terapi pada lansia

a. Terapi Modalitas :Untuk mengisi waktu luang bagi lansia


b. Terapi Aktifitas Kelompok :Untuk meningkatkan kebersaman
dan bertukar pengalaman
c. Terapi Musik :Untuk meningkatkan gairah hidup
d. Terapi Berkebun :Untuk melatih kesabaran
e. Terapi dengan Binatang :Untuk meningkatkan kasih sayang dan mengisi
waktu luang
f. Terapi Kognitif :Agar daya ingat tidak menurun
g. Life Review Terapi :Meningkatkan gairah hidup dan harga diri
h. Terapi Keagamaan :Meningkatkan rasa nyaman menjelang kematian

Anda mungkin juga menyukai