Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN JIWA

PERKEMBANGAN ANAK
USIA TODLER
Inggar Permana Putri
Adha Falahul Lail
Lutfi Afifah
Cicilia Aditya Melinda
Rakhel Maharani P.Y.B
Dwi Nanda Monalisa
Siti Suciati Nur Khasanah
Fiskalisha Zulfa Zhafira
Vadilla Rachma Zein

KELOMPOK 2
A. PENGERTIAN ANAK USIA TODDLER

Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun)


pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu
bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain melalui
kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini
merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal.
B. PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER

Perkembangan Perkembangan
Kognitif Psikososial

Bahasa Sosialisasi

Perkembangan Perkembangan
Psikoseksual Moral
Perkembangan
Hospitalisasi
Motorik
PERKEMBANGAN KOGNITIF
– Selama toddler, fase sensorik motorik antara usia 12-24 bulan meliputi dua tahap :
1. Reaksi Pengulangan ketiga (Eksplorasi)
 Dapat memecahkan masalah melalui trial & error
 Anak secara gradual belajar tentang dampak kegiatannya terhadap
lingkungannya
 Mulai memahami hubungan sebab-akibat
 Menemukan kesenangan dengan menekan/memijat mainan
 Anak dapat menemukan cara baru untuk memperoleh tujuan yang sama
seperti dengan cara menginjaknya atau meninjunya
PERKEMBANGAN KOGNITIF
2. Permulaan berpikir (Representasi Mental)
Mulai mengembangkan kemampuan untuk
memahami fungsi-fungsi simbolik.
Anak sudah dapat bereksperimen secara mental dan
memiliki “insight” untuk memecahkan suatu
masalah. Contoh : Kasus Piaget dan Laurent
PERKEMBANGAN BAHASA
– Lev Vygotsky Tokoh psikologi Rusia menyatakan bahwa bahasa
memegang peranan kunci dalam perkembangan kognitif anak.
Bahasa adalah "alat" menuju kecerdasan-kecerdasan lain
karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Katakanlah
begini, jika si kecil belajar matematika ia perlu memahami soal-
soalnya. Itu berarti ia perlu memahami bahasa. Begitu juga
dengan kecerdasan lainnya.
PERKEMBANGAN BAHASA
1. Masa Pertama Stadium Kalimat 1 Kata
 Dapat mengucapkan kata misalnya : mama, papa,
mamam. Kata ini sudah merupakan kalimat, tetapi
kalimat tidak lengkap/ kalimat 1 kata (single word
sentence).
 Anak sudah dapat menirukan suara-suara, seperti
suara kucing, burung, dan kendaraan.
PERKEMBANGAN BAHASA
2. Masa Pertama Stadium Nama
 Anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap
orang/benda mempunyai nama, sehingga disebut stadium
nama.
 Di samping nama orang dan benda, juga nama-nama
perbuatan yang disaksikan/ sifat-sifat tertentu.
 Anak sering berbicara sendiri (monolog), baik dengan diri
sendiri, maupun dengan benda-benda mainannya.
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Istilahnya "to hold on , to let go ". Toddler telah dikembangkan rasa percaya
dirinya dan siap untuk diberi kebebasan untuk menyatakan tentang dirinya
atau mengontrol hubungan terhadap teman dekatnya, tergantung dan
otonomi.
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Toddler mulai belajar ketrampilan sosial :
– Individual ( membedakan dirinya dengan yang lainnya )
– Berpisah dengan orang tuanya.
– Kontrol terhadap fungsi tubuhnya.
– Berkomunikasi dengan kata-kata.
– Berperilaku sosial yang pantas.
– Interaksi egosentrik dengan yang lain.
– Toddler belajar menunda kesenangan yang diinginkan.
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Toddler sering mengatakan "tidak ". Kata "ya" digunakan untuk menunjukkan
ketergantungannya. Perasan ragu dan malu dapat berkembang jika ia tegantung pada saat
–saat tertentu. Dimana ia dapat menggunakan ketrampilan barunya atau jika ia merasa
tidak tida mampu ketika mencoba ketrampilan yang baru.
– Takut
– Umumnya ketakutan toddler meliputi :
– Kehilangan orang tua (kecemasan untuk berpisah)
– Cemas terhadap orang-orang yang baru
– Suara yang keras, seperti vacum cleaner
– Pergi tidur
– Binatang yang besar
– Dukungan emosi, kenyamanan, dan pemberian contoh yang sederhana dapat
mengurangi ketakutan pada toddler.
PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Anak menyadari bahwa keinginannya berhadapan dengan keinginan orang lain,
sehingga orang lain tidak selamanya memenuhi keinginannya. Beberapa Jenis
emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu :
1. Takut
Perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan.
2. Cemas
Perasaan takut yang bersifat khayalan (tidak ada objeknya). Contoh : Takut
kamar gelap, takut hantu.
3. Marah
Perasaan kecewa/tidak senang karna hambatan terhadap pemenuhan
keinginannya.
PERKEMBANGAN EMOSIONAL
4. Cemburu
Perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang dari seseorang
yang telah mencurahkan kasih sayang kepadanya.
5. Kegembiraan
Perasaan positif, nyaman, karna terpenuhi keinginannya.
6. Kasih Sayang
Perasaan senang untuk memberikan perhatian/perlindungan terhadap oranglain, hewan, atau benda.
7. Ingin Tahu
Perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun
non-fisik.
8. Phobi
Perasaan takut akan objek yang tidak patut di takuti.
SOSIALISASI
Proses sosialisasi/ adaptasi pada toodler berbeda-beda:
1. Biasanya mereka akan menghadapi kecemasan berpisah yang memuncak. Pergantian terhadap
benda-benda tertentu sangat penting khususnya selama waktu berpisah , seperti saat tidur siang.
2. Kemarahan bisa diangggap sebagai hell negatife karena menurut mereka itu merupakan bentuk
pengabaian. Terkadangg mereka berpikir negative. Jalan terbaik untuk mengurangi kata"tidak"
adalah dengan mengurangi pertanyaan –pertanyaan yang dapat dijawab hanya dengan kata "tidak ".
SOSIALISASI
Bentuk sosialisasi todder antara lain:
1. Bermain dan mainan
Toddler menginginkan bermain bersama, mereka bermain dalam waktu yang
lama. Meniru adalah bentuk yang peling sering mereka lakukan. Mainan yang
tepat untuk toddlerseharusnya aman (mempunyai bagian yang dapat dilepas)
dan yang mendoromg untuk meniru, mengembangkan bahasa, dan ketrampilan
motoriknya, contohnya :
–Boneka, peralatan rumah tangga.
–Telpon mainan
–Kuda ayunan, balok-balok kayu, dan puzzle.
SOSIALISASI
2. Disiplin
Tidak membatasi kebebasan toddler adalah suatu penangan karena jika dibatasi / dilarang
toddler menjadi ingin mencobanya. Seharusnya disiplin diukur dengan :
– Konsisten
– Dilakukan setelah ada kesalahan
– Direncanakan sebelumnya
– Diorientasikan untuk berperilaku tidak seoerti anak-anak
– Dilakukan secara pribadi sehingga tidak menyebabkan malu
PERKEMBANGAN MOTORIK
1. Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan dengan
gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti
berlari, dan melompat
– Kemampuan dasar motorik kasar anak usia toddler secara umum :
– Berjalan dan berlari kecil di sekitar rumah
– Mengangkat dan mengambil benda disekitanya
– Menari dengan gerakan kecil tangan dan kaki
PERKEMBANGAN MOTORIK
2. Motorik Halus
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan.
Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum
– menggambar mengikuti bentuk
– menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
– membuka menutup kotak
– menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
PERKEMBANGAN MORAL
– Pada masa ini tingkah laku anak hampir di dominasi oleh dorongan naluriah/impulsit
– (anak belum terlalu mengatahi mana yang baik dan mana yang salah).
– Anak cenderung suka mengulangi perbuatan yang menyenangkan dan tidak
mengulangi perbuatan yang menyakitkan.
– Untuk menanamkan konsep-konsep moral pada anak sebaiknya dilakukan :
1. Berilah pujian, ganjaran atau yang menyenangkan anak apabila ia melakukan
perbuatan yang baik
2. Berilah hukuman apabila ia melakukan perbuatan yang tidak baik (sebagai
reinforcement sehingga tidak diulangi kembali)
PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
Tahap ini fokus pada perubahan dari fase oral ke anal, dengan penekanan pada kontrol BAB yaitu
kontrol dari neuromuskular dan spinkter analnya.
1. Perkembangan Seksuality
– Masturbasi dapat terjadi akibat dari eksplorasi tubuh.
– Belajar kata-kata mungkin dari penggabungan dengan anatomi dan eliminasi.
– Perbedaan seks menjadi jelas.
2. Toilet Training
– Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia toddler. Latihan untuk bekemih dan
defekasi adalah tugas anak usia toddler. Pada tahap usia toddler , kemampuan sfingter uretra untuk
mengontrol rasa ingin beerkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai
berkembang.
HOSPITALISASI
Reaksi toddler terhadap nyeri sebagian besar seperti pada infant dan banyak dipengaruhi
oleh pengalaman yang lalu.
Hospitalisasi mendukung timbulnya kecemasan untuk berpisah, yang memiliki tiga fase :
– Protes : respon normal dalam hospitalisasi, menangis ke orang tuanya, secara verbal atau fisik
menyerang yang lainnya,dan berusaha mencari orang tuanya.
– Putus asa : tidak tertarik terhadap lingkungan dan mainan disekitarnya, pasif, depresi, dan tidak
nafsu makan.
– Denial : penyesuaian diri dengan menunjukan rasa benar-benar tertarik , tapi dalam
kenyataannya tetap denial, biasanya terjadi setelah waktu yang yang lama berpisah, jarang
terlihat dalam hospitalisasi anak-anak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai