Anda di halaman 1dari 35

7 Diagnosis Utama

gangguan jiwa

1. Halusinasi
2. Waham
3. Risiko Perilaku kekerasan
4. Isolasi Sosial
5. Harga Diri Rendah
6. Defisit Perawatan Diri
7. Risiko Bunuh Diri

HALUSINASI
PENGERTIAN
 Pencerapan panca indra tanpa rangsang
dari luar(Maramis, 1998).
 Penghayatan yang dialami seperti suatu
persepsi melalui panca indera tanpa
stimulus eksternal; persepsi palsu
(Lubis, 1993).
 Distorsi persepsi yang muncul dari
berbagai indera (Stuart & Laraia, 2001)
Jenis Halusinasi
 Halusinasi pendengaran (70%)
 Halusinasi penglihatan (20%)
 Halusinasi penghidu
 Halusinasi pengecapan
 Halusinasi perabaan 10%
 Halusinasi kinestetik
 Halusinasi cenestetik
Jenis halusinasi Data Obyektif Data Subyektif
Halusinasi Dengar Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara-suara
Marah-marah tanpa sebab atau kegaduhan.
Menyedengkan telinga ke Mendengar suara yang
arah tertentu mengajak bercakap-cakap.
Menutup telinga Mendengar suara
menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya.
Halusinasi Penglihatan Menunjuk-nunjuk ke arah Melihat bayangan, sinar,
tertentu bentuk geometris, bentuk
Ketakutan dengan pada kartoon, melihat hantu atau
sesuatu yang tidak jelas. monster
Halusinasi Penghidu Mengisap-isap seperti Membaui bau-bauan
sedang membaui bau- seperti bau darah, urin,
bauan tertentu. feses, kadang-kadang bau
Menutup hidung. itu menyenangkan.
Halusinasi Pengecapan Sering meludah Merasakan rasa seperti
Muntah darah, urin atau feses
Halusinasi Perabaan Menggaruk-garuk Mengatakan ada serangga
permukaan kulit di permukaan kulit
Merasa seperti tersengat
listrik
Jenis Halusinasi Karakteristik

Pendengaran Mendengar suara suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentu kebisingan
yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, sampai ke percakapan
lengkap antara dua orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang
terdengar di mana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk melakukan sesuatu
kadang-kadang sapat membahayakan.

Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar karton, bayangan yang
rumit atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.

Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, atau feses, umumnya bau-bauan yang tidak
menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang atau demensia.

Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses

Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang
datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.

Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan, atau
pembentukan urin.

Kinesthetic Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak


Isi halusinasi:
• Mendengar atau melihat apa?
• Suaranya berkata apa?

Waktu terjadinya halusinasi:


• Kapan halusinasi terjadi?
Pengkajian

Frekuensi halusinasi:
• Seberapa sering halusinasi muncul?
• Berapa kali dalam sehari?

Situasi pencetus:
• Dalam situasi seperti apa halusinasi muncul?
Respon thd halusinasi:
• Bgm perasaan pasien kalau ada halusinasi?
• Apa yg dilakukan jika halusinasi muncul?
FASE HALUSINASI
 Comforting
 Comdemning

 Controlling

 Conquering
Intervensi
 Melatih Klien mengontrol halusinasi
dengan menghardik Halusinasi
 Edukasi Obat
 Melatih kontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dengan orang lain
 Melakukan aktivitas terjadwal

WAHAM
Definisi

Delusi (waham) keyakinan


seseorang dengan berdasarkan pada
adanya penilaian terhadap realitas yang
salah dan keyakinan tersebut
dipertahankan secara kuat/terus menerus
namun tidak sesuai dengan kenyataan
diluar diri pasien baik secara sosial,
budaya dan latar belakang agama
(Boyd,1998).
KATEGORI WAHAM
• Waham sistematis : konsisten,
berdasarkan pemikiran mungkin
terjadi walaupun hanya secara
teoritis.
• Waham nonsistematis: tidak
konsisten, yang secara logis dan
teoritis tidak mungkin
JENIS WAHAM

• Waham kebesaran
• Waham kejaran
• Waham depresif dan
nihilistik
• Waham agama
• Waham somatik
• Siar pikir
• Sisip pikir
• Kontrol pikir
Intervensi Keperawatan
1. Bantu Orientasi Realita dan
Diskusikan serta bantu memenuhi
kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
2. Edukasi Obat
3. Diskusikan dan latih kemampuan
yang masih dimiliki.

RISIKO PERILAKU
KEKERASAN
Definisi

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang secara
fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi
ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan
secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang
lain dan lingkungan

17
Tanda dan Gejala

1. Muka merah dan tegang
2. Pandangan tajam
3. Mengatupkan rahang dengan kuat
4. Mengepalkan tangan
5. Jalan mondar-mandir
6. Bicara kasar
7. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
8. Mengancam secara verbal atau fisik
9. Melempar atau memukul benda/orang lain
18
Rentang Respon

Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif


Kekerasan

Gambar 1. Rentang respons marah



 ASERTIF
Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang
lain
 FRUSTASI
Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realitas atau
terhambat
 PASIF
Respon lanjutan, dimana klien tidak mampu
mengungkapkan perasaan
 AGRESIF
Perilaku destruktif tapi masih terkontrol
 AMUK
Perilaku destruktif dan tidak terkontrol
UNGKAP/ASERTIF

TEKAN/PASIF

MARAH/AGRESIF
Intervensi Keperawatan

1. Melatih mengontrol marah dengan cara fisik
(Relaksasi nafas dalam dan pengalihan0
2. Edukasi Obat
3. Melatih cara social Untuk mengekspresikan
marah: (bicara yang baik: meminta, menolak
dan mengungkapkan rasa marahnya kepada
sumber)
4. Melatoh kontrol marah dengan cara spiritual
5. Deenskalasi
ISOLASI SOSIAL
Definisi

Isolasi sosial adalah suatu keadaan


kesepian yang dialami seseorang yang
disebabkan stimulus yang negatif dan
mengancam dari orang (Mary C
Townsend,1998).
Perilaku isolasi sosial merupakan
percobaan untuk menghindari interaksi
dan hubungan dengan orang lain
(Rawlins,1993).
Intervensi
1. Mengidentifikasi kerugian dan keuntungan
tidak berinteraksi dengan orang lain serta
melath berkenalan dengan 1 orang
2. Melatih berkenalan dengan 2 orang atau
lebih serta Melakukan interaksi dalam
kelompok disaat melakukan kegiatan (Latih
pasien bercakap-cakap dengan orang lain
saat melakukan kegiatan)
3. Melatih berbicara sosial : meminta sesutu,
berbelanja dan sebagainya

HARGA DIRI RENDAH
Pengertian

Konsep diri: semua ide, pikiran, perasaan
individu tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungan dengan orang lain.
Harga diri rendah: kondisi seseorang yang
berpendapat, berpikir, bahwa dirinya adalah
individu yang tidak berharga dibandingkan
dengan orang lain
Components of Self-
Concept

Self
Ideal
Intervensi Keperawatan

Membantu mengidentifikasi kemampua
yang dimiliki
Membantu menilai kemampuan yang masih
dimiliki
Membantu klien memilih salah satu
kemampuan yang dimiliki
Melatih kemampuan yang masih dimiliki

DEFISIT
PERAWATAN DIRI
Definisi

 Kurangnya perawatan diri gangguan jiwa
terjadi akibat perubahan proses pikir.
 Kurang perawatan diri tampak:
ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias diri secara
mandiri, & toileting (buang air besar/ buang
air kecil secara mandiri.
Intervensi Keperawatan

1. Melatih kebersihan diri (mandi)
2. Melatih cara berhias
3. Melatih cara makan dan minum yang
benar/baik
4. Melatih cara toileting dengan baik

RISIKO BUNUH DIRI
Jenis
 Isyarat Bunuh Diri 
“Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh”
atau “Segala seseuatu akan lebih baik tanpa saya”.
 Ancaman Bunuh Diri
Berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana
untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat
untuk melaksanakan rencana tersebut
 Percobaan Bunuh Diri
pasien aktif mencoba bunuh diri dengan cara
gantung diri, minum racun, memotong urat nadi,
atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
Intervensi Keperawatan

1. Menghindarkan klien dari benda-
benda/lingkungan yang dapat membahayakan
2. Mengidentifikasi aspek positif pasien (diri sendiri,
keluarga dan lingkungan) /latihan afirmasi
3. Mengidentifikasi pola koping dan membantu
melatih mekanism koping yang konstruktif
4. Membuat rencana masa depan yang realistis
bersama pasien

Anda mungkin juga menyukai