Anda di halaman 1dari 20

PENEGAKKAN HUKUM

Kelompok 5 :
Mita Mellenia (02211840000057)
Lukmanul Hakim (02211840000080)
M. Dadik Aminnanda (02211840000110)
Sang Aji Ermantanthio (02211840000123)
Moh. Habibur Rohman (09111840000053)
Erica Meilina (09111840000089)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang artinya tidak bisa lepas
dengan kehidupan sesama dengan cara berkelompok ataupun dengan cara
yang lain. Manusia untuk meneruskan kehidupannya tentunya dengan cara
memenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan yang bersifat pokok maupun tidak
pokok.

 Jika manusia mengejar kebutuhan yang sama tanpa diimbangi dengan


kedewasaan, kemungkinan besar akan terjadi perselisihan antar manusia
tersebut. Maka dari itu, peran hukum sangat dibutuhkan dalam kasus ini.

 Namun, penegakan hukum adalah suatu hal yang perlu dijaga dan tidak semua
manusia melakukan hal ini apalagi di Indonesia sendiri perlu adanya penegakan
hukum agar Indonesia dapat berkembang dan masyarakat dapat menjalankan
kehidupannya masing-masing tanpa harus takut ditindas.
PENDAHULUAN
• RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang terdapat dalam makalah ini
adalah ;

 Bagaimana penegakan di Indonesia?


 Bagaimana tanggapan masyaratkan terhadap hukum di Indonesia?
 Apakah hukum yang telah ditegakkan sudah efektif untuk menata kehidupan
masyarakat Indonesia
PENDAHULUAN
TUJUAN PENULISAN

• Tujuan penulisan makalah berjudul “Penegakan Hukum di Indonesia” ini


adalah untuk mengetahui tingkat keefektifan hukum dalam menata
kehidupan masyarakat Indonesia.
PENDAHULUAN
• FUNGSI PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Fungsi hukum sebagai pengatur interaksi sosial sehingga dapat mewujudkan keadilan
sosial. Sunaryati Hartono berpendapat mengenai fungsi hukum dalam kaitannya
dengan pembangunan yaitu:

 Hukum sebagai sarana penegak keadilan


 Hukum sebagai sarana pendidikan masyarakat
 Hukum sebagai pemelihara ketertiban dan keamanan sekitar
 Hukum sebagai sarana pembangunan maksudnya adalah hukum dapat dijadikan
sebagai alat penertib karena hukum dapat memcahkan perselisihan yang mungkin
timbul dari berbagai faktor
 Hukum juga dijadikan sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan individu
dan kepentingan umum
 Hhukum dijadikan sebagai katalisator yang berarti hukum memudahkan terjadinya
proses perubahan melalui pembaharuan hukum di Indonesia.
PENDAHULUAN
• FUNGSI PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
Ada empat tahap fungsi hukum menurut Soedjono Dirdjosisworo yaitu :

 Fungsi hukum sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat


 Fungsi hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan hukum lahir
batin.
 Hukum berfungsi sebagai sarana penggerak pembangunan
 Fungsi kritis dari hukum
PENDAHULUAN
• FUNGSI PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
Menurut sjahran basah yang melihat kehidupan masyarakat khususnya
di Indonesia menyimpulkan bahwa hukum berfungsi secara,
1. Direktif artinya hukum disini dijadikan sebagai pengarah membangun untuk
membentuk masyarakat yang hendak dicapainya sesuai dengan cita-cita
negara
2. Korektif, hukum dijadikan sebagai pemberi keadilan bagi warga negara maupun
administrasi negara.
3. Stabilitatif, hukum sebagai pemelihara keseimbangan kehidupan berbangsa
bernegara selain itu hukum juga berfungsi sebagai penjaga keselarasan dalam
negara.
4. Integratif, maksudnya hukum berfungsi sebagai pembina kesatuan bangsa. Jadi
dari hukum ini diharapkan bangsa akan lebih bersatu meskipun banyak sekali
ancaman yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
5. Perfektif disini hukum berfungsi sebagai penyempurna tingkah laku dari
masyarakat maupun administrasi negara dalam berkehidupan bernegara dan
bermasyarakat.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN HUKUM
• Hukum Menurut Beberapa para Ahli

 E. Utrecht
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam
suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang
bersangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap petunjuk hidup itu dapat
menimbulkan tindakan dari pemerintah masyarakat itu

A. Ridwan Halim


Hukum merupakan peraturan-peraturan, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis, yang pada dasarnya berlaku dan diakui orang
sebagai peraturan yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat
PEMBAHASAN

• Secara umum, pengertian hukum adalah :

“Hukum adalah peraturan-peraturan hidup yang diciptakan oleh manusia untuk


menentukan tingkah laku manusia. Aturan ini bersifat memaksa dan semua
masyarakat dalam suatu warga negara harus mematuhinya”
PEMBAHASAN
• Pengertian Hukum Tata Negara Menurut para Ahli

 Van Vollenhoven
Hukum Tata Negara Adalah Hukum Tata Negara yang mengatur semua masyarakat
hukum atasan dan masyarakat Hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari
masing-masing yang memeroleh wilayah lingkungan masyarakatnya

 A.V. Dicey
Hukum Tata Negara Adalah hukum yang mengatur pada bagian-bagian negara.

 Kusumadi Pudjosewojo
Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara (kerajaan atau
federal), dan bentuk pemerintahan (Kerajaan atau republik), yang menunjukkan
masyarakat hukum yang atasan atauyang bawahan, beserta tingkat-tingkatannya
(hierarchie), yang kemudian mengesahkan wilayah dan lingkungan dari masyarakat
-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukkan alat-alat perlengkapan dari
masyarakat hukum itu, termasuk susunan orang-orang, wewenang, tingkat, dan
perlengkapan alat itu.
PEMBAHASAN

• Pengertian Hukum Tata Negara Menurut para Ahli

Hukum Tata Negara (oleh para ahli) dapat memberikan kesimpulan


bahwa Hukum Tata Negara adalah undang-undang yang berkaitan dengan
negara, hubungan antara alat-alat yang ada di depan dan horisontal serta
kedudukan warga dan hak-hak azasinya.
PEMBAHASAN
• Sumber-sumber Hukum Tata Negara Indonesia

1). Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945


• Sebagai sumber hukum, yang merupakan dasar yang digunakan untuk masalah dan
merupakan dasar ketentuan-ketentuan lainnya.
2). Ketetapan MPR
• Dalam Pasal 3 UUD 1945 penetapan bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat memberikan
Undang-Undang Dasar dan Garis Besar Haluan Negara. Dengan istilah tersebut maka
orang yang berkesimpulan, yaitu produk hukum yang dipilih oleh MPR disebut Ketetapan
MPR.
3). Undang-undang / Peraturan negara dengan undang-undang
Undang-undang ke dalam dua pengertian, yaitu:
• Undang-undang dalam arti materiil: peraturan yang berlaku umum
• dan dibuat oleh penguasa, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
• Undang-undang dalam arti formal: Keputusan tertulis yang digunakan dalam bentuk
formal sebagai Pendahuluan yang dapat digunakan pada Pasal 5 ayat (1) dan pasal 20
ayat (1) UUD 1945.
PEMBAHASAN
• Sumber-Sumber Hukum Tata Negara Indonesia

4). Peraturan Pemerintah


Untuk melaksanakan undang-undang yang ditetapkan oleh Presiden dengan DPR,
oleh UUD 1945 kepada presiden yang diberi kewenangan untuk membuat Peraturan
Pemerintah guna melaksanakan undang-undang dasar. Dalam hal ini berarti tidak
mungkin bagi presiden yang mengundangkan Peraturan Pemerintah sebelum ada
undang-undangnya, sehingga tidak berlaku kecuali ada Peraturan Pemerintah.

5). Keputusan Presiden


UUD 1945 menentukan Keputusan Presiden sebagai salah satu bentuk peraturan-
undangan. Bentuk peraturan yang baru dikenal tahun 1959 berdasarkan surat
presiden no. 2262 / HK / 1959 yang memfokuskan pada DPR, yaitu sebagai peraturan
yang diedarkan oleh presiden untuk melaksanakan Penetapan Presiden. Kemudian
melalui Ketetapan MPRS No. XX / MPRS / 1966, Keputusan Presiden secara resmi
ditetapkan sebagai salah satu bentuk peraturan berdasarkan keputusan UUD 1945.
Keputusan Presiden Keputusan Bersama yang khusus (einmalig) adalah untuk
melakukan UUD 1945, Ketetapan MPR yang berbohong- besar dalam bidang
eksekutif dan Peraturan Pemerintah
PEMBAHASAN
• Sumber-Sumber Hukum Tata Negara Indonesia

6). Peraturan pelaksana lainnya


• Yang berhubungan dengan aturan pelaksana adalah seperti Peraturan Menteri,
Instruksi Menteri dan lain-lain yang harus dengan tegas dan bersumber pada
peraturan yang lebih tinggi.
7). Konvensi (Konvensi Ketatanegaraan)
• Konvensi Ketatanegaraan adalah perbuatan kehidupan ketatanegaraan yang
dilakukan secara berulang-ulang. Konser dan Ditaati dalam praktek
ketatanegaraan. Konvensi Ketatanegaraan memiliki kekuatan hukum yang sama
dengan undang-undang, karena diperintah dan dijalankan, bahkan sering
kebiasaan (konvensi) ketatanegaraan menggeser peraturan-peraturan hukum
yang tertulis.
8. Traktat
• Traktat atau perjanjian adalah perjanjian yang dilakukan dua negara atau lebih.
Kalau kita amati praktek perjanjian internasional ada yang dilakukan 3 (tiga)
tahapan, yaitu perundingan (negosiasi), penandatanganan (tanda tangan), dan
pengesahan (ratifikasi). Disamping itu ada pula yang dilakukan dua tahap, yaitu
perundingan (negosiasi) dan penandatanganan (tanda tangan).
PEMBAHASAN
• Penegakkan Hukum di Indonesia
Hubungan makna Sila ke-5 dengan Penegakkan Hukum
Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi (keadilan segitiga), yaitu :

1). Keadilan distributive, yaitu hubungan keadilan antara negara dengan warganya. Negara
wajib memenuhi keadilan terhadap warganya, yaitu wajib membagi-bagikan terhadap
warganya apa yang telah menjadi haknya.

2). Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga negara dengan negara.
Jadi, dalam pengertian keadilan legal ini warga negaralah yang wajib memenuhi keadilan
terhadap negaranya.

3). Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga negara yang satu dengan yang lainnya,
atau dengan kata lain hubungan keadilan antara warga negara.
PEMBAHASAN
• Kasus-Kasus Ketidakmerataan Hukum di Indonesia

1). Bebasnya Gayus Tambunan, terdakwa kasus penggelapan pajak, melenggang keluar-
masuk Rumah Tahanan Mako Brimob bukanlah peristiwa baru. Ia masih cukup bebas
menghirup udara segar setelah divonis Mahkamah Agung

2). Kasus lain ialah kasus Nazarudin. Tersangka kasus korupsi wisma atlet ASEAN GAMES ini
menghabiskan 6 triliun rupiah kas negara, namun belum diproses secara formal hingga kini.

3). Dilanjutkan pada kasus yang tak kalah ironis bagaimana seorang tersangka tipikor yang
merugikan negara Rp 40,75 miliar bernama Syaukani yang merupakan mantan Bupati Kutai
Kartanegara, mendapat grasi dari mantan Presiden SBY dan atas petimbangan MA masa
tahanannya dikurangi tiga tahun karena yang bersangkutan menderita sakit parah dan
berakibat pada bebasnya sang koruptor
PEMBAHASAN
• Kasus-Kasus Ketidakmerataan Hukum di Indonesia
Di slide sebelumnya adalah kasus dari para pejabat yang merasakan keloggaran saat
dikenai hukum. Namun, apa jadinya apabila rakyat kecil yang bersalah? Misalnya seperti
beberapa contoh dibawah ini :

1). Kasus seorang Nenek di Banyumas yang divonis 1,5 bulan kurungan karena mencuri buah
kakao di perkebunan swasta, padahal ia hanya mengambil buah-buah yang jatuh dari pohon,
kemudian hendak dijualnya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya yang mungkin harganya
kurang dari 10.000. Namun, pemilik kebun tidak terima dan melaporkan kejadian itu ke polisi

2). Kasus suami istri asal Bojonegoro yang mencuri pisang divonis 3,5 bulan dan tidak ada
kebijakan yang lebih rendah lagi. Sedangkan para koruptor yang mencuri uang negara
milyaran terkadang banyak memanfaatkan uangnya untuk memperoleh kurungan yang tidak
setimpal dengan apa yang mereka lakukan
KESIMPULAN DAN SARAN

• Kesimpulan :

Indonesia telah memiliki sistem hukum dan tata negara yang cukup baik.
Akan tetapi, kasus-kasus yang telah diulas oleh penulis membuktikan bahwa
penegakan hukum di Indonesia tidak maksimal. Hal tersebut menimbulkan
berbagai ancaman disintergrasi dan mengancam kesejahteraan bangsa
Indonesia. Selain itu, kasus-kasus ketidakmerataan hukum dapat
menyebabkan tindakan pelanggaran HAM oleh pihak-pihak tertentu,
sehingga aparat penegak hukum harus disterilisasi dari segala tindak
kecurangan hukum untuk menghindari konflik berkelanjutan.
KESIMPULAN DAN SARAN

• Saran :

Kami berharap pemerintah dapat memastikan pemerataan hukum di


Indonesia, sehingga dapat memberikan efek jera untuk semua pihak yang
bersalah dan tidak memberatkan pihak yang lain. Hal tersebut dikarenakan
kasus-kasus penegakan hukum yang cenderung tumpul ke atas dan tajam ke
atas. Sehingga menyebabkan ketidakadilan dan tindakan semena-mena dari
pihak-pihak tertentu.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai